12

2.9K 497 51
                                    


"Jiyeon?"

Gadis yang dipanggil pun tersentak saat suara yang memanggil namanya bukan lah pria yang memintanya untuk menunggu di mobil lebih dari 10 menit yang lalu.

"J—jungkook?" bisik Jiyeon cukup terkejut mendapati Jungkook yang kini berdiri di samping pintu mobil.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya pria itu tampak berharap sekaligus ragu jika Jiyeon menolak berbicara dengannya.

Pintu mobil terbuka, Jiyeon keluar dari mobil Taehyung dan menutup pintunya kembali. Berdiri di hadapan pria yang dulu begitu dekat hingga ia tidak pernah berpikir akan seasing ini dengannya.

"Aku—aku tahu sudah sangat terlambat untuk ini," mulai Jungkook.

"Tapi, aku harus mengatakannya meski sudah tidak tersisa kesempatan darimu untuk memaafkanku. Aku benar-benar minta maaf  Jiyeon."

Jiyeon sudah tahu jika Jungkook akan meminta maaf padanya saat pria itu meminta waktu untuk bicara. Karena Jiyeon bisa melihat dengan jelas raut penyesalan di wajah tampan Jungkook. Tapi dengan egoisnya, Jiyeon membiarkan Jungkook membuang gengsinya dengan mengucapkan kata maaf langsung dari bibirnya.

"Aku menyesal, Ji, seharusnya aku tidak membentak dan menyalahkan perasaanmu," sesal Jungkook yang sedikit merunduk, tidak berani menatap langsung pada obsidian Jiyeon yang tidak terbaca.

"Kau pantas membenciku, memaki ku bahkan memukulku jika kau butuh melampiaskan amarahmu."

Rasa bersalah Jungkook semakin dalam saat melihat Jiyeon yang masih setia dengan kebisuannya. Membangun persepsi bahwa kesalahannya benar-benar tidak bisa dimaafkan lagi sehingga untuk bicara pun Jiyeon tidak sudi.

"Aku—"

"Aku sudah lebih dulu memaafkanmu, Jung." Jiyeon memotong kalimat Jungkook.

"H—huh?"

Jiyeon tersenyum tulus. "Aku sudah memaafkanmu di hari yang sama saat kejadian itu," Ia berkata apa adanya, Taehyung yang membuatnya bisa memaafkan Jungkook dengan begitu mudah. Ia melepaskan Jungkook karena sifat dewasa Taehyung yang membimbingnya melakukan itu.

Sudut bibirnya tertarik, melengkung indah dengan senyuman hangat hanya karena memikirkan sosok Taehyung.

"Kau, benar-benar memaafkanku?" tanya Jungkook lagi memastikan. Karena kesalahan yang ia perbuat bukanlah suatu hal yang akan mendapatkan kata maaf dengan begitu mudah seperti sekarang.

Jiyeon mengangguk pasti. "Aku sungguh memaafkanmu, Jung. Dan aku juga minta maaf karena telah merusak persahabatan kita karena perasaanku sendiri."

"Aku juga bersalah dalam masalah ini. Memang seharusnya aku tidak melibatkan perasaan dalam hubungan persahabatan."

"Tidak , Jiyeon. Aku sadar kita memang tidak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta," tukas Jungkook.

"Kau benar, tapi bagaimana pun aku seharusnya bisa menekan perasaanku, kau juga selalu memperjelas  dengan status sahabat yang kau junjung tinggi. Dan aku menghancurkan semuanya hanya karena keegoisanku yang tidak bisa mengendalikan perasaanku dengan baik," aku Jiyeon.

Cukup lama mereka terdiam setelah mengemukakan apa yang selama ini terpendam dan tak kunjung menguap ke permukaan. Sekarang setelah semua kalimat itu menguar dari belah bibir mereka, tidak ada satu diantara keduanya yang bisa memutuskan seperti apa mreka setelah ini.

"Apa—kita bisa seperti dulu lagi?" Adalah Jungkook yang berani mengemukakan keinginannya lantaran selama berbulan-bulan ia baru tersadar, jika hampa yang ia rasakan disetiap harinya karena Jiyeon yang pergi membawa hampir setengah dari yang Jungkook miliki. Bertahun-tahun menghabiskan waktu bersama Jungkook merasa gamang mendapati Jiyeon tidak lagi di dekatnya.

Abyss✔Where stories live. Discover now