11

2.7K 500 90
                                    

"Kenapa Kak Eunha di sini? Ikut lelang juga?"

"T-tadinya begitu, tapi a-aku merasa tidak enak badan jadi aku akan pulang lebih awal."

Taehyung hanya mengangguk menanggapi tanpa berniat memperpanjang konversasi lagi.

Membiarkan Eunha berlalu pergi setelah pamit dengannya tanpa melihat ke arah Jiyeon yang juga enggan menatap Eunha sedari tadi. Membuat Taehyung berasumsi jika ada sesuatu yang tengah terjadi dan Jiyeon berusaha untuk menutupi.

"Apa kau tadi melihat sesuatu?"

"Huh?"

"Apa yang tengah gadisku sembunyikan di sini?" tanyanya dengan gemas mengusak surai cokelat Jiyeon.

"Tae, aku-"

"Apa kau melihat Eunha dengan Seokjin tadi?"

Jiyeon menatap Taehyung dengan mata yang membulat sempurna. Mencoba mencerna kalimat singkat yang baru saja terlontar dari bibir kekasihnya.

"Jadi kau sudah tahu?" tanyannya dengan perasaan yang campur aduk.

Taehyung mengangguk. "Aku ingin memberitahumu. Tapi, aku takut jika reaksimu tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan."

Dahi Jiyeon semakin mengkerut, jawaban Taehyung tidak membantu sedikitpun. Kian menumpuk tanya dibenak Jiyeon yang terlampau berantakan.

"Jika aku memberi tahumu satu bulan yang lalu dari bibirku. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Taehyung mencoba memberi Jiyeon pemahaman kenapa dirinya menutupi fakta Eunha yang tidak mencintai Jungkook.

"Aku-"

"Akan menemui Jungkook dan mengatakan tentang Eunha yang hanya memanfaatkannya?" Potong Taehyung seakan tahu apa yang akan diutarakan kekasihnya.

"Apa kau tidak berfikir itu akan semakin membuat Jungkook menilai aneh pada dirimu? Dia pasti akan berfikir kau hanya ingin menghancurkan hubungannya dengan Eunha. Lantaran dia sudah mengetahui perasaanmu Jiyeon."

Jiyeon termagu memikirkan kalimat waras Taehyung. Pria itu memikirkan sejauh mana resiko yang akan Jiyeon terima jika bertindak gegabah.

"Aku tidak ingin hatimu menerima luka lebih banyak dari orang yang sama." Kedua tangan Jiyeon kini berada dalam genggaman tangan Taehyung yang selalu hangat membungkusnya. Sama seperti dekapan pria itu dan tatapan matanya.

"Tae-"

"Kemarilah," titahnya kini merentangkan kedua lengannya.

Jiyeon tidak perlu berpikir dua kali untuk menghambur masuk ke dalam pelukan hangat prianya.

"Biar aku yang bicara dengan Jungkook nanti," tuturnya sembari mengusap kepala Jiyeon.

"Makasih, Tae."

"Apapun untukmu, Jiyeon."





••





Kekesalan dalam dirinya semakin memuncak mendapati Jungkook yang kini memilih makan siang di kantin dengan teman-teman sekelasnya dari pada menunggu Eunha selesai dengan kelasnya.

Kakinya melangkah kesal menghampiri Jungkook yang tampak saling melempar guruan dengan teman-teman prianya.

"Jungkook!" Bentak Eunha membuat semua teman Jungkook menatap pada presensinya yang berdiri di tepi meja, tepat di sebelah Jungkook.

"Ada apa?" sahut Jungkook memandangi Eunha. Rasanya mulai malas untuk menemui Eunha sekarang.

"Ikut aku! Aku ingin bicara denganmu!" Titahnya menarik lengan Jungkook yang berada di atas meja.

Abyss✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu