Temen

2K 140 16
                                    

Pagi yang indah, di awal musim semi. Udara tidak dingin, tidak panas, hanya sejuk. Langit biru cerah tanpa awan, dengan bangganya memberikan atensi pada matahari di atas sana.

Sementara seorang pemuda berperawakan manis masih meringkuh dalam selimutnya, enggan untuk bangun. Ia menikmati waktu istirahatnya di akhir pekan.

🎶 I'm blind for your love~

Tidur pemuda itu terganggu karena ponselnya yang tiba-tiba berbunyi. Ia berusaha mengabaikannya, tetapi ponselnya tidak berhenti. Ia dengan terpaksa menurunkan selimutnya, lalu tangannya mengambil ponsel yang tidak berhenti berbunyi itu dari atas nakas di sebelah kasurnya.

"Eugh... siapa coba yang menelpon sepagi ini?", gumamnya masih dengan mata terpejam kemudian mengangkat panggilan pada ponselnya itu.

"Halo.", ujarnya ketus pada orang di seberang telepon.

"Masih pagi kok udah ketus gitu nada bicaranya.", jawab suara di seberang sana.

"Aish. Kau menggangu tidurku, Hyunjin.", balas pemuda yang kini sudah membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk di atas kasurnya.

"Hehe kan udah janji mau ketemuan kita. Cuma mau ingetin aja kok."

"Demi apapun Jin! Ini masih jam 7 pagi!Janjinya kan jam 11!", kali ini pemuda berperawakan manis ini mulai berbicara dengan nada sedikit meninggi.

"Jangan marah-marah Hwi~ Nanti cepet tua.", jawab Hyunjin masih cengengesan tanpa merasa bersalah sama sekali.

"BODO AMAT! Bye!", pemuda manis itu akhirnya memutuskan sepihak panggilan dari temannya.

"Udah gak mood lagi mau tidur. Nyebelin banget Hyunjin.", si manis menggerutu sebelum akhirnya bangun dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menggosok giginya.

Kemudian ia berjalan ke dapur, membuka kulkas untuk melihat apa yang bisa dimakannya pagi ini. Tentu saja karena ia lapar. Masih sementara mengecek kulkas, teleponnya kali ini berdering lagi.

Pemuda manis itu memutar bola mata malas setelah melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Ia menjawab panggilan itu tanpa minat.

"Apa?", ucapnya begitu mengangkat panggilan tersebut.

"Sinis amat sih tuan putri. Masih pagi juga~", balas panggilan di seberang sana.

"Yah kalian kenapa sih? Pagi-pagi aja udah ganggu aku. Nyebelin tau.", gerutu si manis.

"Hehe cuma mau ingetin janjian nanti jam 11 ya~"

"Iya, udah tau. Gak usah ingetin mulu. Emangnya aku pikun gitu?"

"Yah, takut aja kamu entar malah tidur cantik kayak lalu-lalu. Kan sering kamu gitu."

"Tau ah. Sanha nyebelin. Udah aku tutup teleponnya.", setelah itu ia langsung memutuskan panggilannya.

Ia kembali mengecek kulkas dan berakhir menghela napas kasar karena tak menemukan makanan yang bisa ia makan. Tak lama berselang ponselnya kembali berbunyi. Dengan malas pemuda manis itu mengangkatnya.

"Iya iyaaa udah tau Bomin... gak usah ingetin lagi.", ucap si manis sebelum temannya berbicara.

"Tau apa emang?", tanya lelaki bernama Bomin itu.

"Yah, kamu juga mau ingetin aku janji jam 11 nanti kan?"

"Gak, siapa bilang? Aku cuma mau bilang mama papa kamu tadi pagi-pagi banget udah keluar. Aku lagi depen apartemenmu, bukain pintu dong. Aku bawa sarapan nih."

"Ohh, bentar, bentar...", ucap si manis lalu segera memutuskan panggilannya dan berjalan menuju pintu unitnya lalu membukanya hanya untuk mendapati Bomin sudah berdiri disana.

"Yeay~ makasih Bomin~ kamu emang penyelamat aku.", ujar pemuda manis itu dengan semangat.

"Udah gitu aja? Aku gak dikasih cup nih?", goda Bomin padanya.

"Nih sini~", ujar si manis kemudian memajukan wajahnya untuk mencium pipi Bomin, yang lebih tinggi darinya.

Bomin? Ia hanya cengengesan tidak jelas karena baru saja mendapatkan sebuah kecupan manis dari pemuda cantik, temannya itu. Iya, teman.

"Mau sekalian aku temenin sarapan?", tanya Bomin.

"Mau~", balas pemuda itu.

Si manis menarik tangan Bomin dengan semangat, mengajaknya sarapan.

Sebenarnya yang lain juga tinggal di apartemen yang sama. Cuma beda lantai aja. Kebetulan Bomin selantai dengan si manis, di lantai 5. Hyunjin di lantai 9, dan Sanha di lantai 8.

Memang mereka berempat sudah berteman dari kecil. Barengan mulu. Kalau satu sakit, semua bisa ikutan bolos sekolah, alasannya jagain. Padahal mah memang mau bolos saja mereka. Tapi kalau si manis yang sakit, yang lain pasti ngotot, jagain si manis, gak mau jauh-jauh.

Jika kalian bertanya siapa si manis itu? Pasti kalian udah tahu dong. Lee Daehwi, pemuda manis kesayangan Sanha, Hyunjin, dan Bomin. Mereka ngakunya teman. Sayangnya karena teman. Tapi, teman mah gak ngelakuin yang mereka lakuin. Bisa dikatakan pertemanan mereka sangat berlebihan.

Tapi gak ada yang peduli. Intinya mereka tetap menjaga pertemanan mereka, tanpa memperhatikan perkataan orang lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haii~
Iya aku tahu... book aku masih banyak yang on going :")
Tapi aku gak tahan pen upload ini, gak tau ada peminatnya apa gak, tapi kucoba aja.

Vomment-nya juseyo~

See ya next chapter yaa ;)

[✔] Zero cm - 빵빵즈/00z  [Hyunjin x Sanha x Bomin x Daehwi]Where stories live. Discover now