Aku Jatuh Cinta Padamu

377 31 30
                                    

Boneka hiu?

Mataku terus terpaku pada benda empuk itu. Mirip, boneka hiu itu mirip sekalo dengan yang kuberikan pada Tsukasa. Tunggu, tidak mungkin. Bisa jadi itu hanya boneka hiu yang dibeli di pasaran. Tapi satu hal yang paling kukenal dari boneka hiu milik Sakuya.

Coretan di mata

“Maaf, apa saya boleh tany--” belum aku menyelesaikan pertanyaanku, polwan ini akhirnya menoleh padaku. Aku melihat wajahnya diiringi dengan perasaanku yang bercampur aduk.

Tsukasa?

“Iya, mau tanya apa?”

Aku diam seribu bahasa. Mataku terbelalak tak bergerak sedetik pun.

“Maaf, tadi saya masih sibuk harus mengurus beberapa kasus anak hilang yang masuk ke data komputer. Jadi apa bapak juga mencari anak hilang?” polwan itu melihat beberapa catatan yang kutulis di kertas.

“Tsukasa?” secara spontan ucapan itu terlontar dari mulutku.

“Iya?” ia meresponnya.

“Kau.. Tsukasa?”

“Iya. Memangnya ada apa?”

Yanh terus kuucapkan adalah nama Tsukasa. Yang terus mengalir di benakku ada nama Tsukasa. Tentu saja aku akan terus bertanya demikian ketika melihat sosok yang mirip dengan wanita malam itu kutemui. Bukan hanya mirip, tapi itulah dia.

“Hei, apa kau tidak mengenalku?”

Sang polwan terheran memiringkan sedikit kepalanya.

“Apa kita pernah bertemu?” pertanyaan polwan itu menunjukkan bahwa pertemuan kami hari ini adalah pertama kali baginya.

“Kau lupa? Kita bertemu kala hujan deras di malam hari, kau berteduh di atas pohon lalu kusuruh masuk untuk berteduh di dalam pos jaga..” aku menjelaskan lumayan detail tentang pertemuan kami, “Ah kau ingat itu?” seketika telunjuk jari tangan kanan mengarah pada boneka hiu yang terletak di pojok pos.

Dia meliriknya, “Itu?”

“Iya, boneka itu kuberikan padamu karena kulihat kau menyukai boneka!”

“He?!!” tiba-tiba Ia terkejut ketika aku mengatakan kesukaannya pada boneka. “Ke-ke-kenapa kau tahu?” dia bertanya terbata-bata dengan wajah memerah.

“Tentu saja aku tahu, kau memandang boneka itu lalu memelu--” belum selesai aku mengatakannya, Tsukasa seketika berdiri.

Dia terdiam beberapa detik dengan ekspresi yang tak dapat kutebak, hingga akhirnya Ia meledak.

“KELUAR DARI SINI!!!!”

Sontak aku sangat terkejut dengan ekspresinya itu. Mataku terus menatapnya dalam-dalam. Wajahku bingung tak karuan dengan sikapnya itu.

“Ada apa, kok--”

“AKU BILANG KELUAR!! ATAU KUPANGGIL POLISI!!”

“Tapi kan kau polisi--”

“KELUAAAAAAAR!!!”

*buk!

Benar saja, aku diusir secara paksa olehnya. Ada apa dengannya. Apa aku mengatakan hal yang tidak senonoh hingga ia mengusirku.

“Pak, bagaimana? Tadi saya mendengar keributan lalu hendak masuk, eh bapak sudah keluar saja?” Sakuya kebingungan dengan berbagai pertanyaan Ia lontarkan.

“Dia Tsukasa,”

“Heeeeee!!!!?”

Seperti biasa respon yang Sakuya tunjukkan selalu berlebihan.

Cerita Cinta PolisiWhere stories live. Discover now