11 » Sand Siblings and The Begining of Chūnin Exam

Почніть із самого початку
                                    

Hari itu tim 7 bertemu dengan tim 10 saat sedang berlari dengan pemberat, hal rutin yang kami lakukan untuk menjaga daya tahan tubuh dan kecepatan kami. Saat itu tim 10 sedang belajar berjalan secara vertikal di batang pohon, jadi kupikir kenapa tidak mampir sebentar untuk menyapa? Lagipula aku sudah lama tidak bertemu Shikamaru dan Chouji. Sakura juga mungkin merindukan Frenemy-nya. Dan Sasuke bisa berlatih berinteraksi dengan manusia selain tim 7 dan Hokage. Itu adalah win-win situation!

Tapi ternyata itu bukanlah hal bijak untuk dilakukan.

Dengan mengurangnya tingkat fangirling Sakura, aku kira dia mendingin bersama Ino. Tapi nyatanya tidak, mereka tetap saling terbakar satu sama lain. Dan jika bukan karena si Duckbutt, itu karena fuckin' teamwork.

Sejak misi di negeri Ombak, Sakura menjadi penjunjung tinggi kerjasama tim secara ekstrim. Sakura lah yang berinisiatif untuk mengadakan 'Bonding Day' setiap minggunya. Dia bahkan mengusulkan untuk mengadakan acara Sleepover setidaknya sebulan sekali, yang mana itu belum terwujud. Karena hubungan kita belum sampai situ, kata Duckbutt.

Aku tidak yakin dimana pertengkaran mereka dimulai, yang pasti itu sudah berlangsung lebih dari empat menit sampai akhirnya aku dan Sasuke memutuskan untuk menggeretnya dari sana. Untung saja mereka tidak sempat menumpahkan darah satu sama lain.

"Itu tidak pernah bisa dihindari. Ino dan Sakura memang gadis yang merepotkan."

Aku menggelengkan kepala, Shikamaru dan semua keluhannya.

Kami berdua sampai didepan toko Kue Inaba. Aku tanpa ragu masuk kedalam toko, yang anehnya diikuti oleh Shikamaru. Toko kue ini menyajikan kue-kue manis yang kebanyakan berasal dari luar Elemental Nation, tempat dimana bahasa inggris dunia ini berasal. Toko ini juga menjual bahan-bahan berkualitas, apalagi bubuk kakao dan matcha nya. Dan yang paling ku suka adalah, keluarga Inaba, pemilik toko, tidak peduli tentang statusku sebagai jinchūrīkī yang ku pegang dan tetap melayaniku dengan ramah. Tidak banyak yang seperti itu di Konoha, makanya aku berlangganan secara permanen di toko ini.

"Selamat datang di toko kami," kata Inaba Ran, anak perempuan keluarga Inaba yang menjaga kounter. Dia tersenyum begitu melihatku. "Hai, Naruto-chan, mau mengambil pesanan?"

"Tentu, Ran nee-san."

"Sebentar, ya. Aku akan mengambilnya." Setelah itu, dia menghilang dibalik pintu dibelakang kounter.

"Aku baru tahu kalau kau suka mampir ke tempat seperti ini," kata Shikamaru, sembari melihat-lihat kue yang terpajang di etalase.

"Banyak yang tidak kau tahu tentangku," jawabku. "Lagipula, ini bukan pengetahuan umum. Hanya para minion dan tim 7 yang tahu kesukaanku pada estetika makanan manis. Oh, dan kau barusan."

Shikamaru hanya mengangguk.

Bel tempat pintu dipasang berbunyi, dan aku tahu pasti ada pelanggan yang masuk. Yang tidak ku duga adalah siapa yang memasukinya.

Dua orang, satu kepala pirang dan satunya coklat. Masing-masing menggendong senjata mereka, kipas raksasa dan boneka. Dan jangan lupakan headband berlambang desa Suna. Mereka Temari dan Kankuro.

Haha, damn.

Kankuro dan Temari menjatuhkan pandangan mereka ke arahku, lalu Shikamaru. Dari sudut mataku, aku yakin Shikamaru melakukan hal yang sama.

Saat ini aku sedang memakai pakaian santai ku (hoodie biru muda dengan celana pendek putih), jadi kemungkinan mereka mengira aku adalah warga sipil. Tapi Shikamaru sedang dalam pakaian misinya. Dan meskipun Konoha dan Suna adalah rekan, semua tahu bahwa hubungan itupun sangat tegang. Jadi wajar saja tensi meninggi begitu ninja dari masing-masing desa saling bertemu.

To Be Naruto [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now