덜 아프니까

Mulai dari awal
                                        

"Ih bahasanya! " Jimin menutup mulutnya. "Bang Seokjin gak ada di sini, dia di ruang inap. " lanjutnya.

Namjoon berdiri lalu menarik Jimin untuk menunjukkan tempat dirawatnya Seokjin.

Sesampainya disana, mereka melihat tubuh Seokjin yang dibalut selimut dan matanya terpaku melihat ke atas.

"Hallo abang. " sapa Namjoon berusaha tidak menunjukkan kekhawatirannya.

Tetapi Seokjin tidak menjawab sapaan Namjoon, yang membuat dirinya merasa sedikit sedih.

Kaki Namjoon membawa dirinya mendekat ke kasur lalu duduk di pinggirnya, sedangkan Jimin, dia duduk di sofa.

Ouh iya, ruangan Seokjin ini adalah ruangan yang pernah Jimin tempati kemarin.

Seorang Seokjin yang sangat ceria seperti Hoseok tiba-tiba berubah menjadi pendiam seperti patung hidup.

Mau dipanggil beberapa kali pun dia tetap tidak menjawab. Namjoon melihat wajah Seokjin yang ternyata ada luka di pelipisnya.

"Apa ini sakit? " tanya Namjoon sambil menekan luka Seokjin.

Seokjin meringis lalu menggeleng. "덜 아프니까" bisiknya hampir tak terdengar.

Pintu terbuka, semua orang di dalam sana melihat ke arah pintu. Pembuka pintu, Yoongi dengan anteng berjalan ke arah Jimin yang sedang membaca koran lalu duduk di sebelahnya.

"Lo mikir apaan sih bang? " tanya Namjoon lesu kepada Yoongi.

Yoongi diam karena dia tak tau Namjoon bertanya kepadanya. Dan sebaliknya, Jimin menatap Namjoon dengan bingung.

Tuan Park itu mengikuti arah pandangan Namjoon, ternyata abangnya melihat ke Yoongi yang sibuk main ponsel.

Seolah mengerti keadaan, Jimin menyikut lengan Yoongi membuat orang berkulit putih itu melirik ke arah Jimin.

Dia mengode Yoongi dengan dagunya untuk menatap ke arah Namjoon.

Tatapan Yoongi beralih kepada Namjoon. Bisa terlihat, Namjoon melipat tangannya di depan dada.

"Apa? " tanya Yoongi, dia mengangkat sebelah alis nya.

Namjoon menghela nafas. "Ngapain senggol dia? " teriaknya, dia menunjuk Seokjin yang berada di sebelahnya.

Yoongi melihat ke arah yang di tunjuk Namjoon. Dia melihat Seokjin yang berusaha menenangkan Namjoon.

"Gak sengaja. " jawabnya.

"Nyawa orang hampir melayang gara-gara lo! Terus sekarang lo cuman bilang gak sengaja? " emosinya semakin memuncak.

Yoongi berdiri lalu menghampiri Namjoon. "Terus gue harus ngapain? " ucapnya tepat di sebelah telinga Namjoon.

"Masih nanya lagi! " kekeh Namjoon.

Usaha Seokjin menahan tangan Namjoon sia-sia karena kepalan tangan Namjoon berhasil memukul pipi Yoongi, membuat tubuh yang lebih kecil darinya itu tersungkur ke brankar.

Situasi semakin rumit, Jimin bangkit lalu menarik Yoongi untuk menjauh dari hadapan Namjoon.

Tapi semakin dijauhkan, Namjoon semakin mendekat. Seokjin akhirnya turun tangan, dia melempar sendok bekas makannya tadi siang.

Gak tau gimana ceritanya, sendok itu malah mendarat di dahi Yoongi padahal Seokjin memastikan sendok itu bisa mengenai Namjoon.

Semua orang terkejut, sedangkan Yoongi langsung pingsan di tempat.

"Namjoon bisa diem gak sih? " teriak Seokjin membuat Namjoon terdiam menghadapnya.

Seokjin menyuruh Jimin untuk membaringkan Yoongi di sofa. Jimin pun menurutinya. Sedangkan Namjoon, Seokjin menyuruhnya untuk mendekat.

"Berhenti marah sama dia! Yoongi itu gak salah! "

"Gak salah dari mana? "

"Itu bibir minta di potong? " ancam Seokjin.

Namjoon menggeleng. "Terus yang salah siapa? "

"Gue! " tunjuk Seokjin ke dirinya sendiri. "Diem! Gak ada yang perlu ditanyakan lagi! " potongnya sebelum Namjoon berhasil mengeluarkan suaranya lagi.

Jimin merasa bersalah setelah melihat keadaan Yoongi dan perdebatan antara Namjoon dan Seokjin.

"Bang, sebenarnya..... " ucapan Jimin terpotong saat Seokjin menaruh jari telunjuknya di bibir sambil menggeleng.

"Apa? " tanya Namjoon yang dari tadi menunggu kata selanjutnya dari Jimin.

"Sebenarnya Jimin belum makan siang, boleh tolong beli makanan? " ucap Jimin pada akhirnya.

Seokjin mendorong Namjoon supaya adiknya itu mau. Dengan terpaksa, Namjoon pun mau membelikannya.

"Lo diem aja. " ucap Seokjin setelah Namjoon keluar dari kamar. Jimin mengangguk patuh.

AL

Apaan ini? Kayak sinetron ya? Gak seru ya? Ceritanya itu-itu terus ya? Gak ada bagian yang sedih ya?

Iya, AL tau. AL rasa ini cerita one-shot. AL kira cerita ini bakal sedih atau apalah eh malah jatohnya lucu kan?

Bahkan temen AL sering ngakak sendiri saat baca cerita ini. Gpp lah, kan ini cerita pertama AL, jadi AL masih perlu latihan, benar kan?

Dan AL baru selesai ulangan jadi seperti biasa, telat terus!

Salam hangat AL

AL

덜 아프니까 (deol apeunikka): Tidak Terlalu Sakit.

Spring Day | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang