14:: Jealous

492 71 17
                                    

"Bey, bilang ke orang gih kalau kamu lagi sama aku. Jangan ganggu gitu," ucap Al. Tangannya masih setia mengandeng tangan Yuki dari waktu keluar dari perpustakaan kota tadi.

"Bilang ke siapa?" Al menoleh, berhenti lalu merapikan poni Yuki yang terkena angin, hingga ia bisa melihat mata cewe itu dengan jelas. "Bilang ke si pho itu," katanya.

"Pho siapa?" tanya Yuki.

"Perlu aku sebutin namanya?" Yuki mengangguk. "Siapa?"

"Nggak usah," Al kembali berjalan mengandeng tangan Yuki. "Kok nggak usah?"

"Kamu banyak tanya," ucap Al.

"Kamu banyak ngode," sahut Yuki.

Al tersenyum lalu menarik Yuki agar lebih dekat. "Biarin," katanya, "Biar kamu cepet peka. Jadinya waktu aku bilang kamu nggak usah mikir, karna udah tau dari awal lewat kodean aku."

"Bilang apa?" Al menoleh lagi. Kali ini ia mencubit gemas hidung Yuki. Wajah cewe di sebelahnya ini bertambah imut saat sedang penasaran. Dan Al suka. Yuki memukul pelan bahu Al.

"Aku serius," ucap Yuki. Jujur. Hari ini sikap Al menjadi lebih santai, saking santainya sampai-sampai membuat Yuki jadi binggung, sebenernya apa mau anak ini. Kenapa jadi hobi main kode-kodean.

Al tidak menjawab pertanyaan Yuki. Menarik cewe itu agar lebih dekat, hingga sekarang tangan Al pindah ke punggung Yuki, merangkul cewe itu. Yuki diam. Entah kenapa rasanya nyaman saat Al jadi manis gini.

"Mau ice cream?" tawar Al saat mereka sudah ada di taman kecil. Wajah Yuki menoleh sedikit ke atas, menatap binggung Al. "Emang ada yang jual?" tanyanya.

Al mengedikan bahu. "Kalau kamu mau bakal aku cariin," ucap Al.

Kan. Al kenapa si

Yuki tersenyum kecil, "Aku nggak mau kalau kamu yang nyariin," ucapnya.

"Terus?"

"Ya berdua," ajak Yuki, "Kalau cuma kamu berarti aku di tinggal dong. Aku nggak mau."

Al gemas lagi. Ia tertawa, membuat Yuki mengernyit tidak suka, "Kok ketawa si?"

Al berhenti tertawa. Mendekat lalu merangkup wajah Yuki, "You never be alone bey. Aku bakal ada buat kamu."

Haruskah Yuki percaya?

Yuki memegang tangan Al yang merangkup wajahnya, "Al?" panggilnya. Al membalas dengan deheman. "Kamu kenapa si?" tanya Yuki, "Kamu sakit?"

Seketika Al melepas tangannya. Cowo itu mendengus kesal ke Yuki.

"Romantis salah, manja salah, humor salah, diem salah," ocehnya, "Terus aku harus apa?"

Yuki cengo. Cewe itu memasang wajah yang membuat Al kesal.

"Au ah," Al mengibaskan tangan malas, lalu pergi meninggalkan Yuki yang masih berdiri disana.

"Al!" panggil yuki, "Katanya mau nyari ice cream?"

Al menyahut malas, "Cari aja sendiri!"

Lah. Kok berubah jadi nyebelin lagi sih. Baru juga romantis, ih. Dasar bunglon.

☕☕☕

"Males gue, Fan. Cara lo gagal mulu," Al mengedengus, "Malah di bilang nggak sehat gue." Al mengadu pada Stefan lewat telfon. Ia duduk bersender pada sofa panjang di sebuah caffe classy.

"Serius dia bilang gitu?" Stefan disana bertanya. "Etdah elo, ngapain gue bohong. Nggak guna banget, Fan."

Stefan disana mangut-mangut. "Terus sekarang lo masih sama dia?" Al tersenyum saat pesanan milkshake nya datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[KSS- 2] Annoying BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang