06:: Jadi?

794 156 15
                                    


"Lo tau tentang kimia nggak?" tanya Stefan begitu bel kedua berbunyi, pergantian jam pelajran Bu Uyun. Tangannya sibuk mecoret- coret buku catatan kimianya dengan bosan. Al yang berada disampingnya kini menoleh sekilas, mengedengus dengan malas.

"Pertanyaan lo nggak masuk akal," sahutnya. Lalu ia kembali terfokus pada buku kima miliknya.

Stefan sudah menebak jawaban dari Al. Padahal Stefan lagi suntuk tapi sepertinya mood Al sedang tidak bagus, diajak bercanda sedikit nggak bisa. Nggak kebayang kalau Al punya pacar, yang ada pacarnya langsung minta putus saat mood Al begini.

Nggak kuat.

Cowo itu meletakan bolpoinnya diatas meja lantas berdiri.

"Lo mau kemana?" Al menoleh saat Stefan berdiri.

Stefan mengedikan bahu. "Gua juga nggak tau,"

Dasar aneh.

Al pikir tidak terlalu buruk. Cowo itu ikut berdiri, berjalan terlebih dahulu dari Stefan. Mumpung Bu Uyun belum datang, cowo itu mau absen sesekali. Ia mendekati meja Bima, lalu berkata.

"Kalau Bu Uyun nanya, bilang gua lagi di perpus sama Stefan." Dan Bima hanya mengangguk.

Al mengangkat dagunya, menyuruh Stefan ikut keluar kelas bersamanya. Stefan yang diberi kode lantas mengernyit.

"Kemana?"

"Warung belakang,"

Tanpa menunggu, Stefan langsung berdiri dan mengekori Al dari belakang. Setelah itu mereka sampai. Warung belakang itu tempat favorit Al saat jenuh atau malas belajar, eh Stefan lupa. Al' kan memang malas buat belajar, ups. Maafkan sahabatmu yang tampan ini.

"Bu, es teh dua." Ibu warung itu mengangguk dan langsung membuatkan pesanan Al. Stefan yang datang juga langsung duduk disamping Al, tangannya sudah mencomot bakwan jagung yang masih hangat.

"Ada masalah apa?" tanya Stefan.

Cowo itu memang peka. Tipe sahabat yang baik kalau Al langi suntuk. Bisa dibilang mereka berdua adalah friend couple yang membuat iri semua murid disekolahnya.

"Enggak ada," Al menggeleng lalu mengucapkan terima kasih saat pesananya sudah datang. "Cuma pengen absen sesekali," lanjutnya sambil mengaduk es teh.

Stefan mangut- mangut, ia menelan bakwan jangungnya lalu menjawab. "Gua nggak yakin sama jawaban lo," kemudian menyeruput es teh.

"Pasti gara- gara cewe."

Tepat.

"Gua penasaran, siapa cowo yang bareng sama Yuki kemaren." Ahirnya Al jujur juga.

"Cowo?"

Al mengangguk lalu menceritakan semuanya pada Stefan secara rinci. Sesekali cowo itu bertanya dan mengangguk sebagai balasan sampai cerita Al selesai.

"Terus lo cemburu gitu?" Stefan memincingkan matanya.

Al diam sebentar sebelum menjawab. Cowo itu mengaduk es tehnya dengan kesal.

"Ya kan dia masih jadi guru privat gua, Fan," Al mendelik malas.

"Terus lo ngelarang dia buat deket sama cowo lain?" Al mengangguk. Stefan geleng- geleng, melempar satu cabai ke wajah cowo itu karna kesal. "Eh cumi laut, lo nggak inget ha? Dia itu beda lima tahun sama lo, ya pasti dia punya pacar lah."

Nah, Al baru inget. Iya juga sih, pikirnya.

Cowo itu memikirkan siapa orang yang mengandeng tangan Yuki kemarin sore. Melihat raut wajah Al layaknya Profesor sedang berfikir keras, membuat Stefan jengah.

[KSS- 2] Annoying BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang