Yeonjun bahkan sampai terdiam seribu bahasa. Memandangi Yeji dengan lekat, melongo tak percaya.

"Yeji, kamu serius?" tanya Rose dengn hati-hati.

Yeji memandang Rose yakin. "Aku serius, kak."

Yeji? Lo beneran Yeji kan? Ngga lagi kesurupan apa gitu? Ya tuhan... Calon istri!

°

°

°

°

Hari ini Chaeryeong pulang paling terlambat dari sahabatnya yang lain karena ada tugas lain yang harus ia kerjakan terlebih dahulu di kampus. Sudah hampir pukul lima sore sementara ia baru menyelesaikan seperempat dari tugasnya.

Saat ini ia tegah berada di ruangan khusus belajar yang di lengkapi oleh fasilitas komputer, Wi-fi, beberapa rak buku, mesin fotokopi dan masih banyak yang lainnya. Tapi tempat itu ada di lantai tiga kampus. Dan kini di sana hanya tinggal dirinya seorang diri.

Ia memutar lehernya karena merasa pegal di bagian sana setelah beberapa jam ini duduk di depan layar komputer. Rekor baru untuknya karena sebelumnya ia tidak pernah bergelut dengan komputer selama ini.

Astaga! Capek!

Akhirnya Chaeryeong memutuskan untuk menyudahinya sampai disini. Masih ada beberapa hari lagi sampai waktu jatuh tempo, pikirnya.

Chaeryeong merapihkan kembali alat-alat serta perlengkapan miliknya. Setelah selesai, ia segera beranjak untuk meninggalkan ruangan ini.

Gadis itu keluar dari ruangan tersebut. Menutup kembali pintunya dan melangkahkan kaki menyusuri koridor menuju tangga. Ah! Ia baru ingat kalau ia sedang ada di lantai tiga sekarang. Desah lembut kemudian terdengar dari mulutnya.

Tapi tiba-tiba,

BYURR

Tubuhnya di siram air dari belakang. Gelak tawa yang menjengkelkan pun terdengar setelahnya. Yuri dan kedua kawannya lah pelakunya. Ketiga gadis itu sengaja membawa satu- bahkan sampai tiga ember sekaligus untuk menyiramnya.

Chaeryeong seketika merasakan denyut nyeri di hatinya.

"Rasain! Lo pantes dapetin ini semua dari gue! Asal lo tau, Felix pergi ke luar negeri tanpa sepengetahuan gue dan itu semua gara-gara lo, Chaeryeong sialan!" Yuri menunjuk-nunjuk wajah Chaeryeong seraya berteriak di depannya yang sampai saat ini masih menunduk, memindai apa yang barusaja terjadi pada dirinya.

Yujin segera merampas tas selempang Chaeryeong dan lalu melemparnya dengan mudah ke lantai satu. Terdengar bunyi 'krakk' dari bawah sana yang menandakan kalau tas yang berisikan banyak barang milik Chaeryeong termasuk ponsel dan obat, telah mendarat dengan 'mulus'.

Chaeryeong memejamkan matanya rapat. Dadanya kini mendadak sakit dan bahkan ia merasakan suhu disini berubah menjadi dingin sekali. Atau karena seluruh badannya basah kuyup sekarang?

"Ngomong dong? Tumben lo ngga ngelawan?!" Wonyoung memekik seraya mendorong pelan bahu Chaeryeong.

Chaeryeong mengatur napasnya. Berusaha untuk tetap berdiri meski kedua kakinya tiba-tiba merasa ngilu.

"Puas lo semua?" dengan mata bergetar, Chaeryeong menatap mereka satu per satu, "PERGI LO SEMUA BRENGSEK!"

Chaeryeong mendekat kearah Yuri sembari tetap memegangi dadanya yang sakit. "Dan buat lo... Gue ikut bahagia karena Felix milih jalan yang tepat buat pergi jauh-jauh dari lo dan juga gue."

PLAKK

Tidak seperti biasanya, kali ini Chaeryeong langsung rubuh begitu mendapat sebuah tamparan dari Yuri.

"Mati aja lo! Guys, tinggalin dia!"

Yuri dan kedua kawannya bergegas pergi dari tempat itu. Meninggalkan Chaeryeong yang kini terduduk lemas di lantai.

Tangannya mencengkram bagian dadanya yang semakin terasa sakit sampai hampir membuatnya kesulitan bernapas. Bibir gadis itu pun bergetar karena kedinginan. Apalagi ia hanya mengenakan dress pendek tanpa lengan yang berbahan tipis, di tambah kini ia tengah dalam keadaan basah kuyup.

Ya tuhan, sakit...

Chaeryeong mengedip-ngedipkan mata berulang kali. Pandangannya sudah buram sejak beberapa saat yang lalu. Tapi ia tetap berusaha untuk tetap sadar, setidaknya sampai menemukan orang untuk di mintai bantuannya.

Tangan gadis itu menapak-napak pada tembok di sampingnya. Mencari pegangan agar dia bisa berdiri kembali. Jujur, ia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

Sampai ia setengah berdiri, kekuatan pada tangannya semakin melemah, alhasil ia harus kembali terhuyung ke belakang.

"Ahh!"

Grep

"Chaeryeong? Lo kenapa?!"

Perlahan Chaeryeong menolehkan kepalanya saat seseorang berhasil menahan tubuhnya dari belakang.

Detik itu juga senyum tipis namun terlihat memilukan tercetak di bibir gadis itu.

"Tae... Hyun?"

Sesaat setelah menggumamkan nama tersebut, Chaeryeong memejamkan matanya dan tubuhnya seketika terkulai lemas.

Taehyun mempererat dekapannya. Tidak ingin kalau tubuh Chaeryeong sampai jatuh ke lantai. Tapi ia di buat panik dengan keadaan Chaeryeong sekarang. Tubuh gadis itu basah kuyup dan dingin sekali.

"Chaeryeong? Hei, lo kenapa?" Berusaha setenang mungkin, Taehyun menepuk pipi gadis dalam dekapannya itu.

Kenapa basah gini, Chaer?

Menaruh kepala Chaeryeong sebentar di pahanya, ia segera membuka jaketnya dan di lilitkan pada bagian pinggang Chaeryeong untuk menutup bagian bawah gadis itu karena dress yang di kenakannya terlalu minim.

Setelah itu, ia langsung mengangkat tubuh Chaeryeong dan membawanya pergi dari tempat itu segera.

Chaer, apa yang terjadi sama lo sebenernya?

Chaer, apa yang terjadi sama lo sebenernya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Where stories live. Discover now