-19-

2.7K 359 25
                                    

"Makasih kalian semua udah mau nginep disini, nemenin gue." lirih Yeji pada keempat sahabatnya yang saat ini  tengah berada di rumahnya. Mereka berempat memutuskan untuk menemani Yeji karena gadis itu di tinggal pergi oleh semua penghuni rumah keluar kota untuk beberapa hari.

Semula Yeji akan ikut pergi karena ada acara keluarga yang selalu di laksanakan rutin tiga bulan sekali di rumah kakek mereka di Daegu, tapi karena ada kejadian yang menimpa Yeonjun, Yeji merasa sangat bertanggung jawab dan memutuskan untuk tidak ikut karena ia harus memperhatikan keadaan Yeonjun setiap hari.

"Sama-sama, lagi pula ayah malam ini ngga akan pulang ke rumah, jadi gue bisa nemenin lo sampai beberapa hari ke depan." jawab Yuna yang kini sedang bersantai duduk bersila di atas sofa sambil memakan camilan.

"Apa lagi gue, lo tau kan gue emang tinggal sendirian. Jadi lo ngga usah sungkan, kapan aja lo pengen gue temenin, gue pasti selalu siap." lanjut Ryujin.

Yeji tersenyum lega, ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka berempat.

"Makasih, sayang-sayangku."

Lia beranjak untuk duduk di samping Yeji, "sama-sama. Tapi lain kali, jangan keras kepala lagi, oke?"

Yeji terkekeh kecil, lalu mengangguk. "Iya, maafkan gue. Dan... Makasih."

Lia memandang Yeji gemas, "hilangin dikit egois lo itu, janji?"

Yeji mengangguk sekali lagi, lalu berdehem. "hm,"

"Terus sekarang gimana keadaan Yeonjun, udah baikan?" tanya Ryujin, membuat semua orang kembali memandang Yeji seolah menunggu jawabannya.

Yeji menghela napasnya panjang, "terakhir kali, dia udah siuman dan keadaannya juga membaik. Gue ngga tau kalau sekarang, soalnya kakaknya nyuruh gue pulang dan istirahat."

"Ya udah, mereka bener. Lebih baik lo sekarang pergi ke kamar dan istirahat!" titah Lia pada Yeji. "Besok kita semua pergi kesana lagi buat nengokin Yeonjun."

Yeji mengangguk kecil, "iya udah deh. Kalau kalian udah ngantuk, langsung nyusul ke kamar aja."

"Tenang aja,"

Setelahnya, Yeji langsung beranjak menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Ini memang bukan kali pertama mereka menginap di rumah ini, tapi tetap saja, sebagai tuan rumah Yeji merasa tidak enak jika meninggalkan mereka seperti ini.

"Eh, kalian ngerasa ngga, kalau Yeji udah berubah?" celetuk Ryujin pada ketiga sahabatnya.

"Berubah? Maksudnya?" Tanya Yuna penasaran.

Ryujin menggigit bibir bawahnya seraya berpikir, "eung, gue rasa... Yeji udah mulai ngebuka hatinya buat Yeonjun."

Lia langsung tertarik setelah mendengar pernyataan Ryujin. "Lo yakin?"

"Emangnya tadi kalian ngga perhatiin apa? Begitu dia nyeritain gimana kondisi Yeonjun, raut mukanya langsung berubah, kaya ngerasa bersalah dan nyesel. Ngga menutup kemungkinan kalau perlahan seiring berjalannya waktu Yeji bisa aja menerima Yeonjun." jelas Ryujin panjang lebar.

"Bener, jujur aja... Dari awal gue setuju banget kalau mereka bener-bener bersama nantinya. Mereka keliatan cocok satu sama lain." sambung Yuna semangat, namun dengan suara sepelan mungkin. Ia tidak mau jika Yeji akan mendengar pembicaraan mereka.

Tiba-tiba Chaeryeong beranjak dari tempatnya, sambil berkata, "doain aja yang terbaik buat mereka, jodoh ngga ada yang tau 'kan?"

Yuna menatap Chaeryeong yang sudah berdiri, "tumben banget lo bijak, Chaer?"

Chaeryeong hanya tersenyum sembari mengendikan kedua bahunya. Kemudian kakinya mulai melangkah, membuat semua yang ada disana bertanya-tanya.

"Mau kemana lo?" Tanya Lia.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Where stories live. Discover now