-14-

2.5K 331 18
                                    

Kai dan Taehyun melambaikan tangan mereka pada Soobin yang memisahkan diri. Pemuda jangkung itu tidak akan pulang bersama mereka siang ini lantaran mempunyai rencana untuk mengantar Lia pulang. Keduanya melihat Soobin hari ini tampak gembira dan semangat sekali.

"Udah lama kita ngga liat Soobin segembira ini karena cewek," ucap Kai tiba-tiba. Ia senang melihat Soobin seperti ini karena aura sensitifnya akan menguntungkan mereka. Soobin akan rajin memasak, membersihkan rumah atas kemauannya sendiri dan pastinya sering mentraktir mereka.

Taehyun melirik, "bener, sejak putus sama Yiren, dia ngga pernah deket lagi sama cewek. Beda sama Lia sekarang."

Kai menghela napasnya panjang, "ya udah, ayo kita pulang aja!"

Taehyun hanya menganggukan kepalanya lalu melanjutkan langkah bersama Kai menuju ke parkiran kampus.

Tapi begitu mereka sudah sampai di parkiran, Kai tidak sengaja melihat Yuna sedang berdiri di pintu gerbang sendirian. Seperti tengah menunggu seseorang disana.

"Eh, Taehyun." Kai memanggil tapi dengan mata yang masih tertuju kearah Yuna di gerbang sana.

"Apa?" Taehyun melirik sahabat terdekatnya itu.

Kai menoleh, "lo duluan aja ke mobil, gue mau nyamperin Yuna dulu disana."

Taehyun menaikan alis, sambil mengalihkan pandangannya kearah Yuna yang di tunjukan oleh Kai. "Oh, ya udah."

Setelah mengatakan itu, Taehyun pun lantas melanjutkan langkahnya sementara Kai pergi menghampiri Yuna terlebih dahulu.

°°

"Boo!!"

Kai menepuk pundak Yuna dari belakang, berniat untuk mengejutkan sahabat kecilnya itu. Namun nahas, rupanya Yuna sudah mengetahui kehadiran Kai di belakangnya. Jadi gadis itu hanya menggulirkan matanya malas kepada Kai.

"Ngga kaget?" Kai heran lalu ia berdiri di samping Yuna.

"Dari jarak tiga meter gue udah cium bau lo, kali!" jawab Yuna bangga atas kemampuannya itu.

Kai memandang Yuna tak percaya, "astaga, gue harus hati-hati sama lo mulai sekarang!"

Yuna tersenyum miring sambil menepuk dadanya bangga.

"Ngomong-ngomong lagi apa disini? Nunggu orang?" tanya Kai penasaran.

Yuna mengangguk takzim, "nunggu Jeongin , dia bilang dia mau jemput hari ini."

Senyum Kai langsung memudar begitu mendengar nama tersebut dari mulut Yuna. Tapi tidak lama kemudian ia segera mengembalikan ekspresinya seperti semula agar Yuna tidak curiga padanya.

"Oh, jadi lo mau kencan?" goda Kai.

Yuna menoleh, lalu menggelengkan kepalanya lemas, "ngga, bukan kencan. Hari ini dia ulang tahun, makanya dia ngajak gue buat ngerayain ulang tahun sama temen-temennya."

Kai hanya menganggukan kepalanya mengerti. Kemudian tak berselang lama, sebuah mobil berhenti di hadapan mereka. Seseorang keluar dari sana, Jeongin.

Pemuda berpenampilan high class itu menghampiri Yuna. "Maafin aku, jalanan macet banget, sayang."

Yuna hanya menghela napasnya dalam. Sudah mengerti watak kekasihnya itu. "Ya."

Jeongin menghembuskan napas pelan. Ya, ia tau kalau Yuna merasa kesal padanya saat ini.

"Oh, Kai. Lo ikut aja sama kita?" ajak Jeongin pada Kai, membuat Yuna langsung menatap Kai berbinar.

"Bener, lo ikut ya!" ucap Yuna menyetujui perkataan Jeongin.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz