-10-

3.2K 396 18
                                    

Taehyun membuka pintu ruangan Soobin. Dimana disana Soobin tengah duduk bersandar di atas ranjangnya. Soobin tampaknya sudah tidak sepucat beberapa saat yang lalu, ketika pemuda itu meraung kesakitan dan membuat Taehyun panik.

"Gimana keadaan lo?" tanya Taehyun sembari menaruh kantong obat yang baru saja ia tebus di apotik.

"Hm. Baikan." jawab Soobin singkat.

Taehyun hanya mengangukan kepalanya.

"Oh iya, mana hp gue?" tanya Soobin begitu teringat pada benda persegi kesayangannya.

Taehyun menyeruput minuman yang barusaja ia beli di kantin rumah sakit. "Gue lupa bawa."

"Cih." Soobin kembali menyandarkan kepalanya ke tembok. Ia sebenarnya sejak dulu anti dengan bau rumah sakit, sampai membuat kepalanya pening.

"Asam lambung lo naik, jadi mulai sekarang perhatiin makanan lo." ucap Taehyun tanpa menatap lawan bicaranya. Ia hanya sibuk dengan ponsel dan juga minumannya.

Soobin kembali mengangkat kepala, menoleh Taehyun dengan tatapan berbinar. "Astaga manis banget, segitunya lo khawatir sama gue?"

Taehyun melirik dingin, "gue ngga lagi bercanda ya, bodoh."

"Dih, ya ya ya." Soobin menggerutu. Anak yang satu ini memang tidak bisa di ajak bercanda, ucap Soobin dalam hati. "Oh ya, jangan bilang sama yang lain ya kalau gue di rawat--"

Ceklek

"Ya tuhan, kenapa lo bisa sampe kaya gini, Soobin?" Yeonjun yang di buntuti oleh Beomgyu tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan langsung membuat kehebohan di ruangan yang semula tenang ini.

Baru saja Soobin ingin mengatakan kepada Taehyun untuk jangan memberi tahu siapapun kalau ia tengah sakit dan di rawat disini, tapi sepertinya Taehyun sudah terlebih dulu mengabari mereka.

Soobin menghembuskan napasnya pasrah.

"Taehyun yang bawa gue kesini." jawab Soobin seadanya.

Yeonjun dan Beomgyu menatap Taehyun penuh tanya.

"Dia ngerang kesakitan di perutnya, terus gue harus gimana selain bawa dia ke rumah sakit?" ucap Taehyun.

Yeonjun mengangguk paham. Taehyun memang paling bisa di andalkan. "Terus apa kata dokter?"

"Asam lambungnya naik, suhu badannya juga tinggi."

"Cih, udah gue bilang, makan yang teratur dan jangan makan sembarangan!" omel Beomgyu pada Soobin seraya menunjuk-nunjuk wajah pemuda itu. Seolah ini menjadi kesempatannya untuk bertindak sesuka hatinya pada Soobin.

"Hm. Ya ya ya." Soobin sebenarnya paling tidak nyaman di katakan sakit oleh orang lain. Menurutnya sakit itu hanya untuk orang yang lemah saja. Tapi apa boleh buat, pagi tadi perutnya tiba-tiba sakit dan ia tidak kuat menahannya. Jika hanya demam sebenarnya ia bisa menahannya.

"Kai ngga bareng kalian?" tanya Taehyun saat menyadari ada sesuatu yang kurang dari mereka.

"Tadi dia bilang Yuna ngajak dia makan siang, tapi gue udah kasih tau dia kalau Soobin masuk rumah sakit." Yeonjun menaikan dirinya untuk duduk di tepi ranjang Soobin.

Soobin memandang Yeonjun selidik, "terus lo nyuruh dia kesini?"

Yeonjun mengangguk.

Soobin langsung memejam matanya gusar.

Jangan sampe anak itu malah ngajak Yuna kesini. Soalnya kalau Yuna kesini pasti dia bakal ngasih tau Lia juga. Ahh, malu banget pasti kalau Lia tau gue sakit sampe di rawat inap kaya gini.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz