-06-

3.2K 391 11
                                    

Yuna tengah menyiapkan minuman segar untuk keempat sahabatnya yang kini sedang berada di kediamannya. Sengaja memang, ia menyuruh mereka kemari karena malam minggunya kali ini tidak berjalan dengan baik.

Benar, kekasihnya Jeongin mempunyai acara sendiri dengan kawan-kawannya. Dan itu penting, katanya. Sementara sang ayah harus kembali meninggalkannya seorang diri di rumah karena pekerjaanya.

Yuna sesekali menghela napasnya panjang. Entah mengapa akhir-akhir ini kekasihnya itu sedikit berubah. Memang sih, sejak pertama kali ia menjalin hubungan bersama Jeongin, ia tau bahwa Jeongin itu mempunyai banyak teman. Bahkan di setiap tempat yang mereka kunjungi, selalu ada yang mengenal Jeongin. Kekasihnya itu memang orang yang sedikit berpengaruh di kota ini. Tapi karena itu juga, ia terkadang menjadi yang terabaikan.

"Minuman dateng......" seru Yuna yang tiba-tiba muncul dari arah dapur dengan lima gelas jus mangga di atas nampan.

"Waaaahhh....." Chaeryeong adalah orang pertama yang meraih minumannya. Jus mangga adalah minuman kesukaannya. "Lo emang yang terbaik Yunaku sayang...."

Yuna mengedipkan sebelah mata kearah Chaeryoung, "gue tau yang lo mau, Chae."

Semua tampak asik dan ceria dengan malam minggu mereka. Tapi berbeda dengan Yuna, ia tampak sedikit murung kali ini. Keempat sahabatnya memang selalu menghabiskan malam minggu bersama selama ini, karena status mereka yang tidak memiliki kekasih seperti Yuna. Jadi mereka terlihat biasa-biasa saja.

"Hei Yun, longgarin tuh ekspresi. Ngga pergi malam mingguan sama pacar bukan berarti dunia lo berakhir kan?" Ryujin tampak tak nyaman dengan ekspresi murung Yuna. Meskipun Yuna banyak tertawa seolah ia tidak sedang merasa sedih, akan tetapi matanya tidak bisa membohongi.

Yuna melirik Ryujin tak enak, "maaf."

Mendengar itu, Yeji dan Lia ikut memperhatikan wajah Yuna.

"Astaga Yun, lo kaya yang ngga punya kita aja sih?" Chaeryoung memekik dan ikut kesal seperti Ryujin.

Lia mengangguk setuju, "bener, biarin aja si Jeongin itu sama temen-temennya. Lo jangan bersikap kaya orang yang ngga punya temen dong?!"

Yuna menatap keempat sahabatnya satu per satu, "bukan gitu, gue seneng kok malam mingguan sama kalian. Cuman--"

"Apa? Lo takut dia selingkuh sama cewek lain? Atau lo takut dia lupain lo?" tebak Yeji dengan tatapan dingin andalannya. "Udahlah Yun, lo tau kan pergaulan si Jeongin kaya apa? Temen-temennya ada di mana-mana dan dari berbagai kalangan. Lo udah biasa kan dengan itu? Terus buat apa lo masih khawatir kaya gini?" lanjutnya.

Yuna menghembuskan napasnya kasar. Ya, Yeji benar. Bukankah seharusnya dirinya sudah biasa dan tau hal ini akan terjadi sejak dulu? Ia tau, menjadi kekasih seorang Jeongin akan beresiko seperti ini. Karena ia sendiri yang memilih untuk tinggal dan tidak mau di ajak bergabung ke dalam lingkup pertemanan Jeongin yang berbeda dengannya.

"Hm. Lo bener."

Keempat temannya hanya menggelengkan kepala prihatin melihat Yuna yang bersedih. Tapi mau bagaimana lagi, pergaulan kekasihnya itu jauh berbanding terbalik dengan Yuna yang hanya anak rumahan sedangkan dia adalah anak gaul yang hobinya menghabiskan malam di dalam keramaian.

"Oh ya Yun, biar gue tebak. Bunga itu pasti di kasih sama Kai kan?" tiba-tiba Lia menunjuk kearah bunga yang tersimpan di atas meja hias di sampingnya.

Yuna menoleh, "loh, kok tau?"

Lia tersenyum penuh arti, "harusnya bunga itu sekarang ada di rumah gue."

Yuna mengernyit bingung, "Maksud lo?"

"Iya, sebenernya Soobin yang beli bunga itu. Tapi katanya, di curi sama Kai dan langsung pergi gitu aja. Ternyata buat di kasihin ke lo ya." jelas Lia.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Where stories live. Discover now