Blind Date

1.6K 171 18
                                    

Hoseok tersenyum puas menatap meja kerjanya yang sudah ia rapikan. Kantornya baru buka pukul delapan, tapi gadis itu sudah berada di sana sejak pukul setengah tujuh. Dia memilih berangkat dan tiba lebih awal agar memiliki waktu untuk membereskan meja dan juga menjadwal pekerjaannya hari itu. Sebagai seorang sekretaris dari direktur utama sekaligus pemilik perusahaan, Hoseok memang dikenal sebagai orang yang sangat perfeksionis.

"Selamat pagi, eonni~"

Hoseok yang kini sedang sarapan di kantin kantor menatap seseorang yang baru saja menyapanya senyum manis. "Selamat pagi, Taehyung. Tumben berangkat lebih awal?" Hoseok melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.

Pukul tujuh kurang.

Gadis yang dia panggil Taehyung itu biasanya baru datang ke kantor pukul setengah delapan, atau bahkan nyaris mendekati jam masuk. Makanya Hoseok heran mendapati gadis itu sudah ada di kantor saat masih sepi begini. Hanya ada beberapa karyawan, sekuriti, dan office boy yang lalu lalang hendak sarapan juga.

"Aku tidur terlalu awal. Makanya bisa bangun cepat..."

"Seharusnya kau tidur awal setiap hari. Jangan terlalu asyik dengan semua game milikmu itu..."

"No game, no life~"

Hoseok memutar bola matanya malas mendengar slogan andalan Taehyung saat dirinya diceramahi tentang game.

Selesai sarapan, Hoseok dan Taehyung langsung menuju ke lantai tempat mereka bekerja. Saat hendak memasuki lift, mereka berpapasan dengan Seokjin. Lelaki berpostur tinggi dengan bahu lebar dan senyuman bak pangeran itu adalah pacar Taehyung. Mereka baru saja jadian selama tiga bulan ini. Seokjin merupakan manajer di bagian keuangan dan juga menjadi orang kepercayaan direktur serta keluarganya.

"Hello, ladies~"

"Hai, oppa..."

Seokjin dan Taehyung langsung berpelukan mesra, tak lupa diiringi kecupan selamat pagi. Seketika sepasang kekasih itu lupa kalau di dalam lift ada orang lain selain mereka. Hoseok berdehem.

"Dilarang bermesraan di jam kerja."

"Belum jam delapan juga, kan..." Seokjin cemberut karena kegiatan bermesraannya terganggu. Taehyung sendiri hanya terkekeh melihat ekspresi wajah Seokjin. Hoseok mendelik ke arah lelaki itu.

"Tak heran kalau sajangnim memisahkan lantai kerja kalian..."

Seokjin dan Taehyung memang tidak bekerja di lantai yang sama. Seokjin di lantai sepuluh, sedangkan Taehyung di lantai sembilan bersama Hoseok. Taehyung sendiri adalah karyawan bagian data inti perusahaan, makanya dia bekerja di lantai yang sama dengan direkturnya.

"Ah, waktu itu seharusnya aku protes saja pada Kim sajang supaya satu lantai dengan Taehyungie..."

Lift yang mereka naiki tiba di lantai sembilan. Hoseok dan Taehyung pun bergegas keluar. Mereka lalu melambaikan tangan ke arah Seokjin. "Kami duluan, oppa..."

Seokjin membalas lambaian itu dengan sebuah kissbye. "Kerja yang rajin, gadis-gadisku~"

Hoseok memeletkan lidah. "Gadismu? Tidak sudi."

Seokjin tertawa keras melihat ekspresi jijik di wajah Hoseok. Sampai pintu lift tertutup kembali, suara tawa Seokjin masih saja terdengar. Hoseok melirik Taehyung yang juga sedang tertawa. "Kau betah berpacaran dengan Seokjin?"

"Why not? Seokjin oppa itu kan baik hati, tampan, romantis——"

"Dan juga tukang lawak receh..." potong Hoseok cepat. Kalau tidak, Taehyung bisa-bisa tidak akan berhenti mengoceh soal Seokjin.

[NamSeok] - Our StoriesWhere stories live. Discover now