[24] Ambil Rapot

Mulai dari awal
                                    

Kalau seperti ini jatohnya Doyoung dan Keira bukan seperti mengambil rapot, melainkan melakukan acara modeling di tengah kerumunan orang tua lain.

Memang sih Doyoung itu hari ini sangat tampan. Dengan kemeja putih yang ia kenakan dan rambut yang di belah pinggirnya memberikan kesan gagah pada pria itu.

 Dengan kemeja putih yang ia kenakan dan rambut yang di belah pinggirnya memberikan kesan gagah pada pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, kenapa Mas diliatin mulu ya dari tadi?" Tanya Doyoung pada Keira.

"Dih kepedean. Nggak ada yang liatin kamu tau."

Mohon maaf, ibu hamil yang satu ini sedang terkena penyakit mata atau bagaimana? Bahkan ibu-ibu di sana mengeluarkan ponsel mereka untuk memotret Doyoung.

"Ma ambil rapot abang dulu ya. Kelas abang di situ. Kalau Kia di sebelah sana," Kata Aksa sambil menunjuk kelasnya yang sudah dekat.

"Gini aja, Papa ambil rapot abang. Mama ambil rapot adek. Oke?" Saran Keira supaya mereka cepat selesai.

Doyoung mengangguk setuju. Laki-laki itu menggandeng tangan Aksa dan menjauh dari Keira.

Begitu Doyoung masuk ke dalam kelas, ibu-ibu di sana terlihat shock, "Ya Allah, ganteng banget ya bu!"

"Bening euy. Nggak kayak suami saya."

"Seriusan dia udah punya anak? Masih kayak umur 20 an ah."

"Itu kakaknya nak Aksa kali ya bu."

Ibu lain mengangguk setuju, "Iya bu. Nggak mungkin Papanya."

Doyoung hanya tersenyum tipis kearah ibu-ibu di sana. Tapi efeknya sangat besar buat mereka. Ibu-ibu di sana bahkan terlihat ambyar saat di senyumi oleh seorang Kim Doyoung.

Ergh, mereka tidak tahu saja kalau Doyoung sudah punya pawang yang lumayan galak.

"Aksa Kim," Saat nama Aksa disebut, Doyoung langsung maju untuk menerima rapot, "I-ini Pak," Kata si guru dengan gugup.

"Makasih ya bu."

Guru itu mengangguk, "Bapak ini Papanya Aksa ya?"

Doyoung mengelus kepala Aksa yang berada di sebelahnya, "Iya bu."

"Ooohhh. Saya kira Kakaknya. Habisnya keliatan masih muda banget," Katanya, "Yaudah Pak, duduk dulu. Saya mau bahas beberapa hal yang terkait sama Aksa."

*****

Selesai mengambil rapot, Doyoung dan Keira tidak langsung pulang. Mereka mengajak kedua anaknya bermain di mal.

Anak-anak langsung pergi ke tempat permainan, sedangkan Doyoung dan Keira memilih duduk di salah satu tempat makan, "Kei, kok diemin Mas mulu dari tadi," Memang, sepulangnya dari mengambil rapot Keira banyak diam. Kalaupun ditanya ia hanya akan menjawabnya dengan deheman.

"Ma," Panggil Doyoung lagi.

"Keira."

"Kei, kalau Mas panggil nyahut dong."

"Oh Mas lagi ngomong sama aku?"

Doyoung mengerutkan keningnya tak mengerti, "Kenapa?"

"Mas seneng ya waktu di sekolah anak-anak tadi jadi bahan rebutan ibu-ibu?"

Oke. Doyoung mengerti.

Ternyata Keira sedang cemburu. Doyoung bisa maklum itu.

Doyoung tersenyum lalu mengusap tangan Keira, "Seneng."

"Iiih kok gitu?"

"Iyalah. Itu artinya Mas ganteng."

Keira berdecih. Ia mengusap perutnya yang buncit, "Jangan kepedean kayak Papa kamu ya dek."

"MAMA!" Keira dan Doyoung reflek menoleh saat mendengar teriakan Kiana.

"Kenapa?" Tanya Doyoung saat Kiana menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.

"Bang Aksa," Katanya sambil menunjuk-nunjuk Aksa.

Dengan reflek Doyoung berlari dan diikuti Keira di belakangnya, "Astagfirullah," Mata Doyoung terbuka lebar saat melihat Aksa sedang terduduk sambil memegangi dadanya.

"Mas, bawa Aksa ke rumah sakit," Kata Keira khawatir akan keadaan putranya.

Doyoung lantas menggendong anaknya itu, "Pa, maafin Abang..." Lirih Aksa sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.

Begitu sampai di rumah sakit, Aksa langsung mendapatkan penanganan medis.

Dan kini anak itu masih belum sadarkan diri. Keira yang duduk di samping ranjang Aksa beberapa kali terisak karena takut terjadi sesuatu pada anaknya.

"Maaf, apa kalian orang tua dari anak ini?" Tanya dokter.

"Iya dok. Kami orang tuanya. Gimana keadaan Aksa?" Tanya Doyoung yang terdengar khawatir.

"Kalian bisa liat ada beberapa bercak biru kan di tubuh pasien? Saya khawatir kalau ini merupakan gejala gagal jantung."

Dokter itu menghela napas, "Tapi untuk memastikan itu semua, kita harus menunggu sampai hasil tes kesehatannya keluar."









Voment gaes!

Dan jangan lupa baca ff uncle Jungwoo dan tante raina!

Dan jangan lupa baca ff uncle Jungwoo dan tante raina!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang