Chapter 8 (We both got plan)

37K 2.1K 83
                                    

Makin hari, dapat kulihat FBI dan polisi sudah panik dan makin kebingungan. Makin banyak korban yang termakan. Walau anggota mereka makin banyak yang masuk kedalam kasus ini, tidak ada satupun dari mereka yang mendapatkanku.

Satu persatu teman Perry yang menjelekkanku dan menyukai hal hal bully sudah aku musnahkan.. Haha, aku yakin Perry makin stress untuk menghadapiku. Aku berikan dia kesempatan untuk mencoba sebelum aku bunuh dirinya nanti..

"Rose?"

"Siapa?"

"Aku. Perry.. Tolong buka pintunya Rose"

Ia terus mengetuk ngetuk pintu rumahku. Ah sangat berisik! Kalau dia sudah begini rasanya menyebalkan sekali, padahal niatku ingin mengerjainya lebih lama..

"Apaan sih?!"

"Aku cuman mau bicara sebentar aja"

Aku hanya memutarkan mataku dan membuka pintu rumah. Kulihat ia yang menangis dan langsung saja memelukku.

"Jangan bunuh teman temanku lagi Rose, aku sayang pada mereka dan kamu mengambil mereka begitu saja.."

"Lepaskan pelukanmu ini, aku tidak peduli apa yang akan kamu katakan"

"Kamu jangan lagi habisi teman temanku ya? Aku mohonn banget"

"Bagaimana kalau kita langsung to the point aja? Kamu dan teman temanmu itu tukang bully. Kalian menjelekkan orang yang bahkan lebih pintar dari kalian, seperti para kutu buku, para orang yang terlihat aneh.."

"Iya maaf kami tau, maaf pleaseee?"

Aku yakin Perry ingin melunakkan hatiku. Ya percuma saja lah? Kalau memang itu rencananya, aku juga punya.

"Okay aku gaakan ganggu kamu dan teman temanmu lagi"

"Oh, oh my god thank you Rose"

Tuh kan dia bodoh, mudah sekali ditipu. Mukanya saja langsung bersemangat seperti itu.. Haha, padahal aku akan membuat rencana yaitu berpura pura jika satu persatu teman Perry akan pergi, Padahal mereka sudah menjadi mangsaku.. Haha, moron.

~Perry's P.O.V~

Huh tangisanku dan permohonanku berhasil juga pada Rose. Leganya akuuuu! Ternyata ia bisa aku pengaruhi semudah itu! Mengapa pula aku harus memikirkan rencana yang berbelit belit?

Kringgg kriinggg..

'Hello, Perry?'

"Iya Berry?"

'Tau gak? Aku dapet tiket untuk ke disneyland hongkong lhooo!'

"Really? Kapan kamu pergi?"

'Besokkk! Mumpung liburrr!'

"Tapi kan kita janjian mau ke mall?"

'Uhh sorry, aku ngebet banget ke disneylannddd, boleh yaaa?'

"Oh ok have fun ya.. Aku bisa sama George aja"

'Ok dehhhh, bye Perryyyy! Aku bawain oleh oleh deh nanti'

Aku mendengus kesal dan mematikan telfonnya. Baru saja aku mematikan telfon dari Berry, eh hp ku langsung berdering lagi. Akh rame sekali.

"Hallo George?"

'Perry tau gak? Aku besok diundang ke science fair di London lho!'

"What the?? Tapi kan besok kita mau-"

'I'm sorry Per! Ini once in a lifetime banget! Please? Please please please??'

"Fine, okay..."

'Thank youuuu! Aku bakal kirimin foto fotonya dehhhh!'

The hell? Kedua teman baikku meninggalkanku di hari yang sama saat aku butuh teman untuk hang out? Menyebalkan! Kenapa harus di hari yang sama sih?! Mana Hongkong dan London itu jauh pula dari sini!

"Ah aku harus hang out dengan siapa besok? Aku manusia, aku bisa bosen!"

Tetapi.. Kedua sahabatku.. Pergi dihari yang sama.. Dan mendapatkan tiket gratisan sesuai dengan bidang yang mereka sukai dan impikan? Odd..

~Rose's P.O.V~

"1 ticket to Hongkong and 1 ticket to
London.. Yeap. Aku dapat banyak duit dari korban yang kemarin aku bunuh.. Uuhh, aku sangat beruntungg.. Thank you god"

Aku memesan tiket pesawat pulang pergi untukku. Biarkan lah aku keluar duit banyak, tetapi rencana harus dihadapi dengan rencana.

"I love myself"

Aku tertawa dan mencium hpku lalu membantingkan diri ke sofa ruang tengah. Menyenangkan sekali dapat melampiaskan dendam, tekanan dan ke depresian hidupku dengan cara seperti ini.

~keesokan harinya...~

~Perry's P.O.V~

"Rose?? Roseee??"

Uhhh, mana Rose? Tumben tumbennya hari libur ia tidak ada dirumah? Masa hari ini semua orang pergi kecuali aku? Ada apa sebenarnya sih?

"Rose kamu didalam?"

Aku membuka pintu rumahnya perlahaann sekali. Mungkin ia belum bangun?

"Rose kamu ada dirumah?"

Aku berlari kecil ke kamarnya dan mencari Rose. Dimanapun juga aku cari, di dapur, kamar, kamar mandi, ruang tengah.. Tidak ada.. Kemana dia? Duh bikin aku gak tenang aja deh.

A Psychopath LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang