Chapter 3 (Harder and harder)

48.9K 2.7K 210
                                    

Setelah caci makian dan kalimat menyakitkan dari teman temanku saat kelas 4 semester 2 lalu, aku mulai terbiasa disini dan saat dikelas 6 ini aku sudah mulai memiliki banyak teman. Ya aku tidak tau apa mereka benar - benar temanku atau hanya ingin mempergunaku saja.

Aku harus dan terpaksa untuk berbuat baik agar aku mendapatkan teman. Aku rela menyontekkan pr ku, memberi jawaban ulangan, bekerja sendiri saat ada tugas kelompok, membelikan jajanan yang mereka titipkan dan lain lain.

"Rose, tugas kelompok kita untuk hari ini dibawa kan?"

"Iya Reyna kamu tenang saja.. Udah aku kerjain tadi malam..."

"Sippp kamu memang paling klop deh"

"Terimakasih.."

"Kami beruntung mempunyai sahabat sepertimu Rose."

Reyna, salah satu dari kelima sahabatku disekolah mengacungkan jempolnya sambil tertawa. Aku hanya dapat tersenyum walau sebenarnya aku begadang semalaman untuk mengerjakan tugas kelompok ini hingga dikelas aku berkali kali tertidur dan dihukum oleh guru karena ketahuan. Aku tidak merasa keberatan jika aku terus seperti ini tetapi mereka masih tetap menjadi sahabatku.

Walau aku merasa seperti diperbudak, aku tetap saja bertahan karena aku butuh teman, bukan teman yang membullyku lalu meninggalkanku sendirian begitu saja.

Selama mereka setia padaku, aku tidak masalah diperbudak seperti ini. Tetapi perkiraanku ternyata salah...

Tepat pada hari terakhir sekolah, 'sahabat' ku mengabaikanku dan pergi bersenang senang tanpaku. Mereka merencanakan pergi bersama dan ternyata temanku, Diana mempergoki mereka. Setelah tau itu dari Diana, rasanya amarahku ingin meledak hingga berkeping keping. Aku ingin memarahi 'sahabat' ku tetapi karena aku harus segera berkemas untuk pindah lagi ke kota asalku, aku tidak sempat memarahi mereka ataupun menyumpah nyumpah. Ya jelaslah mengapa aku tidak berat sama sekali untuk melepaskan mereka.

Aku akan pindah lagi ke kota setan asalku itu. Setan? hah. Melebihi itu. Dikota itu semua tekanan bertambah. Apalagi orang orang disana licik. Hah, sudah tidak terbayang apa jadinya aku nanti..

"Kak udah kamu rapihin semua barang barangmu"

"Udah ayah."

"Kalau gitu bawa semua barang kamu, barang adekmu dan barang ibu ayah kemobil, sekarang!"

"Iya ayah"

Aku hanya mengangguk menurutinya dan mengangkat satu persatu barang milik mereka. Benar kan? Baru saja di penghujung akan berpindah, keadaan sudah menjadi seperti ini.. Dasar ayah yang menyebalkan. Makhluk menjijikkan. Manusia.. Aku benci menjadi salah satu dari mereka.

Menggeret koper besar dan menaikkannya kedalam bagasi mobil dengan susah payah itu adalah pekerjaan yang sangat sulit untuk seorang perempuan yang masih seumuranku. Tetapi jika nanti ayahku melihat koper koper ini masih ada diluar, aku bisa mati dipanggang.

"Berat banget.. Ada yang mau nolongin gak ya?"

Aku menoleh kekanan dan kekiri. Tidak ada orang sama sekali. Paling hanya om ku saja. Lagipula, mana mau ia membantuku? Yang ada ia malah menertawakanku. Nasibku dari dulu memang apes.

Apalagi keluarga besar dari sisi ayahku sering sekali menjelek jelekkanku karena kulitku hitam terbakar matahari di kota ini dan karena berat badanku bertambah sedikit. Tidak seperti anak mereka yang tinggi kurus tetapi menyebalkan.

Anak mereka bernama Shaffa. Saudara setan yang manja. Aku sangat benci dia. Sejak kecil aku selalu mengalah padanya dan menutupi seluruh kesalahannya. Tetapi dia malah membeberkan semua masalahku dan kesalahanku, bahkan aku diadu domba hingga aku kembali yang mereka siksa. Mungkin ia senang jika aku kesakitan.

Pff, whatever. Aku mungkin bisa membuktikan pada mereka bahwa aku ini lebih baik daripada mereka. Lebih hebat daripada mereka.

"Rose! Ayah kan suruh kamu untuk masukin barang barang kemobil, bukan bengong!"

"Ah iya ayah maaf"

Aku terjengkang kaget dan memaksakan diri untuk menaikkan koper itu. Rasanya lenganku mau putus mengangkat koper koper sebesar itu, apalagi hari ini aku kecapekan dan kurang tidur.

Tidak ada seorangpun yang mau bersukarela stood up untukku. Tidak ada yang menyemangatiku, ibuku saja hanya bisa diam menatapku diperlakukan seperti ini.

Kadang aku berpikir untuk membunuh diri, tetapi aku takut mayatku akan dibuang begitu saja ke laut saking dibencinya aku oleh semua orang. Lebih baik aku membuang mayat oranglain ke laut daripada harus mayatku yang dibuang kesana. Ah sudahlah, aku sudah cukup lama melamun. Bisa bisa ibuku marah jika melihat barang barang ini belum ada pada tempatnya.

-------------------------------------------------
~It's remaked! Sedikit kata katanya agak diubah + ditambahin sedikit biar agak enak lah dibacanya hoho..
Hope you like it!~

A Psychopath LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang