Chapter 1 (How it begun)

98.5K 3.8K 542
                                    

Tidak ada lagi yang bisa menghentikanku. Polisi, tentara, FBI, dan siapapun itu. Aku dapat tertawa bebas dan menggenggam erat benda yang berlumuran darah ini. Senyuman masih tergambar diwajahku yang tidak akan berubah menjadi kesedihan. Dibelakangku sudah ada beberapa polisi yang menyodorkan pistolnya padaku. Aku tidak peduli apa aku selamat atau tidak hari ini. Hahaha, aku sangat senang!

Oh ya, kalian pasti heran kenapa tiba tiba saja aku berlari memegang pisau dan dikejar oleh polisi. Baiklah, biarkan aku bercerita tentang kehidupanku yang aku ingat.

Ini semua berawal dari saat aku masih kecil dulu...

*A/N : Flashback berhenti di chapter 10 dan mulai dari chapter selanjutnya itu adalah lanjutan dari cerita diatas*

~Flashback when I was 6~

Ini hari ulang tahunku yang ke 6! Asiiik aku sangat senang! Apa ya yang akan ibu dan ayah berikan untukku? Apalagi baru 3 bulan yang lalu aku masuk SD. Apakah itu buku baru? Tas baru? Kotak pensil? Kue ulang tahun? Astaga aku benar benar senang!

"Rose, bangunlah. Waktunya sekolah"

"Iya ibuuu!"

Aku berteriak dari kamarku dengan senyum lebar di bibirku. Aku dengan cekatan turun dari tempat tidur dan berlari kekamar mandi. Aku harap saat setelah aku ganti baju, mereka akan menyodorkan kue ulang tahun yang saaangat besar padaku!

Aku bergegas masuk kamarku dan mengganti seragamku. Dadaku berdebar senang sekaligus berharap. Aku memakai tasku dan keluar kamar perlahan. Harapanku pupus. Tidak ada yang mengejutkanku dengan apapun. Mereka semua sibuk dengan urusan masing masing. Ibuku mengurus adikku, ayahku bersiap ke kantor dan nenekku menonton acara acara ceramah. Aku hanya bisa merengut dan memasuki mobil dengan mata berkaca kaca.

"Hey kenapa kamu merengut aja daritadi sih kak?"

"Gapapa yah. Gapapa"

"Kamu ngambek karena apalagi?"

"Gapapa, cuma aja hari ini hari ulangtahunku yah"

"Oh. Ulangtahunmu ya"

"Iya.. Apa.. Ayah gaada rencana apa apa untuk ulang tahunku?"

"Kamu sudah besar. Kamu gak butuh lagi raya rayaan ulang tahun seperti anak kecil"

Aku hanya terdiam daripada nanti ayahku murka dan.. Dan.. Ah aku tidak ingin memikirkannya.

Aku berjalan perlahan masuk kedalam kelas. Dikelas, aku hanya punya 1 teman. Silvia. Yang lainnya tidak ingin berteman denganku karena aku memang tidak bisa bersosialisasi. Kehidupan sosialku memang sangat dibatasi oleh orangtuaku. Bermain dengan anak tetangga saja aku tidak diperbolehkan.

"Rose? Kamu kenapa hari ini muram sekali? Ada masalah?"

"Engga ada kok"

"Ayolah, aku tau kamu ada masalah jika mukamu seperti itu"

"Silv, ini hari ulang tahunku"

"Kamu hari ini ulang tahun? sel-"

"Selamat ulang tahuuuun!!!"

Semua teman teman dikelasku kecuali Silvia mendenar ucapanku lalu melempariku dengan telur dan tepung yang mereka ambil dari kantin sembari tertawa. Aku berteriak dan menangis karena ini seragamku satu satunya. Ibuku belum membelikanku seragam cadangan. Bau seragamku sekarang menjadi hanyir dan telur telur itu membuat rambutku bau dan mungkin tidak akan pernah hilang baunya. Apalagi sudah terkena tepung.

"Rose? Rose kamu gapapa?"

"Pergi! Pergi Silvia! Aku tau kamu pasti terlibat juga dengan semua ini!"

A Psychopath LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang