Part 11

15 3 0
                                    

Ara memejamkan matanya sesaat setelah seseorang duduk disebelahnya dan membangunkan Ara dengan menyentuh lengannya pelan.

"Ra, nih makan dulu nanti perut lo sakit." Ara menggeliat dan melihat disebelah kirinya ada Arga membawa roti serta minuman.

"Makasih deh Ga, tapi gue lagi bener-bener gak mood buat makan."

"Seenggaknya makan sedikit biar ada asupan ditubuh lo." Arga menepuk bahu dan memberi isyarat lalu pergi ke tempat duduknya. Ara menatap punggung lebar didepannya dan tersenyum tipis. Lalu tak lama Arga berbalik badan seakan ada hal yang ia ingin katakan tapi lupa.

"Oh ya, tadi makananya dari Galih gue cuman kasih pemberian dia." Senyum Ara pudar seketika.

"Kenapa gak bilang dari awal? Kalau gitu lo buang aja nih ke tong sampah sekalian."

"Makanan gak boleh dibuang-buang. Coba lo bayangin diluar sana ada yang kelaperan dan gak punya duit buat beli makanan." Dengan raut cemberut Ara memakannya perlahan.

"Iya-iya deh, siang bolong gini lo udah ceramahin gue aja."

"Bukan ceramah, cuman ingetin." Arga masih menatap Ara yang sedang makan, yang baru disadarinya Ara makannya berantakan.

"Lo ngapain sih liatin gue makan, sana hadap depan."

"Enggak lucu aja liatnya, soalnya muka lo belepotan sama cokelat tuh."

"Ha serius? Dimana belepotannya?"

"Deket ujung bibir kanan, sama pipi kiri lo." Ara mengambil HP nya dan berkaca untuk menghapus nodanya.

"Udah kan? lagian kenapa gak beli yang keju aja sih, jadi berantakan deh."

"Bukannya lo gak suka keju?" Ara tersenyum dalam hati, pancingan dia berhasil.

"Tau dari mana gue gak suka keju?" Arga berusaha untuk tidak gugup dan segera mencari alasan.

"Tau dari Galih, kan dia yang beliin itu makanan."

"Bukan makanannya tapi rasanya."

"Hmm itu gue tau dari-"

"Ra udah makan gak? Loh ini punya siapa?" Cika dan Rico datang setelah makan dari kantin.

"Dari Galih."

"Kurang perhantian apalagi sih Galih kasih makan tau kalo lo gak ke kantin berarti lo belom makan. Bagi dong rotinya."

"Beli aja sih Cik, kasian Ara baru makan roti doang sedangkan lo udah makan nasi goreng, nambah lagi."

"Gapapa Cik makan aja, lagian gue udah kenyang."

"Tuh Ara aja gak masalah, eh lo nya yang ribet."

"Susah sih ya ngomong sama tembok." Rico menatap jengah Cika. "Eh Ga, tadi lo kemana aja? katanya ke toilet tapi tiba-tiba udah di kelas?"

"Gue lupa ngabarin kalo gue langsung ke kelas, lagian makanan gue udah abis."

"Ya lo hubungin kita kan jadi kita gak nungguin lo."

"Sorry lupa." Dengan senyum tipisnya dan garuk belakang kepala.

" Eh btw Ra, Galih perhatian juga ya sama lo. Kasih lo makanan seakan-akan tau lo belum makan."

"Atau ada yang lapor ke dia tentang keseharian gue selama di sekolah." Ara memicingkan matannya ke Arga.

"Kenapa mata lo ke gue? Gak mungkin orangnya gue secara baru kenal sama Galih."

"Ya bisa aja kan, lo kerjasama sama Galih."

"Ada bukti?" Arga menantang Ara dengan mensilangkan tangannya ke dada bidangnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELUSIVEWhere stories live. Discover now