Sad story but happy ending
Bae Suzy, putri tunggal dari pasangan trillionaire dunia. Semua yang ia mau akan didapatkannya hanya dengan satu jentikan jari. Sifatnya yang manja dan begitu tertarik pada modeling membuat dunia pun menyukainya, bahkan me...
Kau seharusnya tidak pernah memutuskan untuk pergi..
Rasanya seperti ini adalah akhir dari cerita mereka.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Silahkan buka videonya ya, biar feelnya makin dapet hehe ❤
"Apa?"
Syena jatuh terduduk begitu saja dilantai. Seluruh tubuhnya gemetaran hebat ketika berita kematian putri tunggalnya itu dikumandangkan oleh Song Kyunghoo begitu ia sampai setelah berlarian dikoridor rumah sakit. Wanita itu terisak hebat, memeluk tubuhnya sendiri. Syena bahkan tidak bisa membayangkan sesuatu yang lebih buruk lagi dari ini.
"Syena-ya," Leya menggigit bibirnya kuat, berusaha menahan isak tangisnya sendiri. Wanita itu memeluk tubuh rapuh Syena, menepuk-nepuk punggung sempit sahabatnya. "Mari kita ikhlaskan semuanya, ne? Jika kau seperti ini, Suzy tidak bisa pergi dengan tenang, hm."
Syena menggeleng hebat, wanita itu melepaskan pelukan Leya, menggoncang-goncangkan tubuh sahabatnya. "Suzyku tidak mungkin pergi, Ley-ah. Suzyku tidak mungkin meninggalkanku." Syena terisak kencang, berteriak memanggil-manggil nama Bae Suzy. "TIDAK MUNGKIN! BAE SUZY TIDAK BISA MENINGGALKANKU! PUTRIKU, putriku yang manis.."
Bae Syena mendongak, menatap Song Kyunghoo yang saat ini tengah memandangnya iba. Wanita itu lantas menghentikan tangisannya, merangkak kearah kaki Kyunghoo, memohon disana. "Dokter, tolong kembalikan putriku. Kembalikan putriku." Sekarang, Syena bahkan sudah tidak peduli lagi. Dia tidak peduli lagi bahwa ia tengah berlutut dan memohon dibawah kaki Song Kyunghoo sekarang. Dia...seputus asa itu. "Aku bahkan baru memilikinya 10 tahun, Dokter. Lantas kenapa Tuhan dengan tega merebutnya dariku? Aku belum puas bersamanya, Dokter.."
Kyunghoo tertegun, lantas menunduk untuk membantu Syena berdiri. "Maafkan saya, Nyonya Bae. Saya sudah berusaha semampu saya, tapi Tuhan berkehendak lain." Jawab pria itu iba, sembari mengulas senyuman tidak enak. Wanita dihadapannya adalah seseorang dengan derajat yang sangat tinggi, dan saat ini, wanita itu dengan rela berlutut dibawah kakinya, memohon untuk hidup putri kecilnya, Bae Suzy.
Syena menggeleng kuat, wanita itu seolah kehilangan akalnya sekarang. Ia mendorong tubuh Kyunghoo untuk menjauh darinya, lantas berlari memasuki ruangan operasi dimana mayat Suzy masih dibaringkan, sebelum nanti akan dipindahkan keruangan mayat. Syena perlahan membuka kain putih yang menutupi wajah Suzy dengan tangan gemetar. Sedetik kemudian, tangisnya kembali pecah.
"Suzy-ya.." Wanita itu melirih, memeluk tubuh dingin Suzy, menangis hebat diceruk leher gadis kecilnya. "Jangan tinggalkan mama. Bukankah kita belum melakukan banyak hal? Bukankah mama dan Suzy belum menyelesaikan daftar kegiatan yang Suzy tulis untuk tahun 2004? Lalu kenapa Suzy pergi meninggalkan mama secepat ini? Suzy mau liburan keluarga lengkap dengan mama dan papa, kan? Kita belum sempat melakukannya, lalu kenapa Suzy memilih pulang pada Bapa lebih dulu?!"