Lebih baik usai disini

13 3 0
                                    


-Tak ada guna menyimpan sakit, lepaskan dan terbanglah bebas-


      Ava berjalan menyusuri koridor, beberapa pasang mata memperhatikan dirinya sedari tadi. Ava sudah terbiasa dengan semua ini, bisa   dibilang Ava anak yang cukup populer di sekolahnya.

"Avaaa!!"

       Teriakan seorang perempuan menghentikan langkahnya, gadis itu berlari menghampiri Ava.

"gila lo Va! lo kenapa putusin Rey! lo tau ga sih lu masuk smanligosip di Instagram"

      Mima, sahabat dekat Ava itu tidak berhenti bicara sedari tadi, ia memang berbeda dengan Ava. Ava cenderung cuek, sedangkan Mima terlalu cerewet dan exited.

    "bacot lo" Ava meninggalkan Mima yang masih mengoceh itu. Ava menuju ruang kelas diikuti dengan Mima dibelakangnya.

"Va serius gue nanya" Mima masih penasaran dengan jawaban Ava. Ava menaruh tasnya asal dan duduk sambil menarik napas panjang.

"gue lagi naksir sama cowo lain" Ava dengan santai mengatakan alasan nya.

"what the...? you really a fuck girl Va" Mima terkejut mendengar ucapan sahabatnya itu

"gue mau cari suasana yang baru aja, gue bosen" Ava membuat Mima tak bisa berkata kata.

"bodoh! Rey itu udah baik banget sama lo, dia pasti bakal lakuin apa aja yang lo mau, dan sekarang?" Mima mengeraskan suaranya, beberapa anak merasa risih dengan hal itu.

"berisik lo, ganggu orang lain aja" Ava melihat ke arah sekitarnya.

"Va gue ga percaya deh, lo kenapa bisa naksir sama orang lain?"

"dia udah janji sama gue"

"janji apa? gila ya lo?"

"lo ga penting, ga perlu tau"

"fak" Mima akhirnya menyerah.

     Bel pelajaran berbunyi. Ava menjalankan aktifitas sekolahnya seperti biasa. Sampai waktu istirahat tiba.

     Ava sengaja tidak ke kantin hari ini, Ava lebih memilih mendengarkan musik di kelas dan membuat handlettering. Ia cukup malas berhadapan dengan siswa lain yang akan bertanya tentang gosip dirinya yang habis putus dengan Rey. Entah siapa yang mengunggah rumor tersebut, tapi yang jelas, beberapa siswa SMA 5 memang ada di CoffeShop pada saat itu.

    "hai" Seorang pria datang menghampiri Ava dan duduk di sebelahnya. Ava yang mengetahui tersebut melepas  earphone nya dan memberikan senyuman terbaiknya.

"kenapa ja?" Ava sangat senang Raja datang. Rasa manis setelah pahit. Itulah yang Ava rasakan sekarang.

"pengen liat lo aja, haha" Raja adalah kakak kelas Ava, Penampilannya mampu menghipnotis para wanita yang melihatnya, Suaranya pun membuat jantung berdebar. Bisa dikatakan Raja laki-laki sempurna, ia juga cukup populer di sekolah.

  "gajelas lo" Ava tertawa kecil

       Raja Membelai rambut Ava, sontak Ava terkejut, jantungnya berdebar sangat kencang.

"ohhh, lo putusin gue karna dia" Rey tiba-tiba datang dan melipat kedua tangannya.

"dasar cewek bajingan, dan lo ja, cukup tau aja"
Rey menghampiri mereka berdua.

  plak
Tamparan Ava mendarat di pipi kanan Rey

"kurang ajar lo! lo gak sadar? gue mutusin lo karna lo yanh selingkuh!? dan lo pura-pura gatau?" Ava berbicara keras. Air mata membasahi pipi Ava. Teriakan Ava membuat mereka menjadi pusat perhatian, semua tatapan mata menuju mereka sekarang.

Rey mematung, ia merasa dipermalukan.

"waktu gue minta ketemu, lo bilang lo lagi sakit, tapi lo gak sakit, lo jalan sama dia kan?!" Ava menunjuk seseorang  bernama Nadine yang sedari tadi memperhatikan mereka bertiga. Nadine turut mematung

"siapa yang bajingan" dengan nada rendah Ava berhasil membuat Rey menelan ludah.

bel masuk berbunyi, membubarkan suasana sengit itu, semua anak pun kembali ke kelasnya masing- masing, begitu juga dengan Rey dan Raja.

"sabar Va, gue bakal tepatin janji gue" Raja menepuk pundak Ava dan pergi.

   Janji yang berhasil membuat Ava melupakan sakit hati nya kepada Rey, janji yang selalu ada di benak Ava ketika ia merasa kecewa.

     Saat itu, ketika Ava yang tengah menangis melihat Rey dan Nadine yang sedang bergandengan di sebuah Mall, Raja yang tak sengaja melihat Ava itu langsung menarik tangan Ava menuju gerai minuman ternama. Di saat itu pun Raja berjanji akan membuat Ava tersenyum kembali.

    Rey pria baik namun bajingan, kini sebutan itu ada dalam dirinya, terlebih Rey merupakan Ketua OSIS sedangkan Raja, anggotanya. Bagaimana mereka tidak populer?.

"Ava, maafin Mima" Mima sahabatnya duduk di samping Ava sambil memonyongkan bibirnya dan mengkerutkan dahinya, layaknya seorang anak kecil yang memohon untuk dibelikan mainan.

"sans ae si Mim" Ava tertawa melihat ekspresi Mima.

"makasiii Avaaa muach" Lagi lagi Mima menunjukan ekspresi lucu nya.

"apasi jiji gue"  mereka berdua hanya tertawa ria.

      Kejadian tadi membuat Ava merasa lega, ketika Ava mendapat kabar bahwa Rey sakit, saat itu pun salah satu temannya mengabari Ava apa yang ia lihat. Ava segera ke tempat itu dan tak kuasa menahan tangisnya, ia merasa terkhianati.

      Awalnya Ava mencoba menahan dan menutupinya, tapi Rey semakin menjadi-jadi. Akhirnya Ava memberanikan diri untuk memutuskan hubungannya.




lebih baik kita usai disini. sebelum cerita indah tergantikan pahitnya sakit hati



















Hallo semua support cerita aku yuk! jangan lupa Vote dan comment ya!! see you in next part!
   

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UncertainWhere stories live. Discover now