0:1

1K 51 16
                                    

Kepul asap yang kaya akan karbon monoksida, pun serdak pekat yang acap kali mengotori sumber napas, agaknya telah menyatu, seyogianya aliran darah, bagi kehidupan di jalanan yang tidak selembut kasih seorang ibu.

Hiruk pikuk aktivitas dari beragam kalangan bukan lagi perkara aneh untuk sekadar dipandang.

Kepalang biasa, sampai-sampai si netra tiada henti menangkap potret atas presensi manusia di setiap kedipan mata yang tercipta.

Hidangan sepiring nasi bersama lauk ala kadarnya, tidak terjamah, dibiarkan mendingin, dan bercampur dengan debu jalanan.

Barangkali, malah tidak ada niatan, sekalipun hanya untuk menyentuh dengan pucukan sendok stainless yang tidak lagi mengilap, yang mana tergeletak di atas nasi yang menggunung datar.

Si empunya lebih memilih asyik dengan isapan pada gulungan tembakau, kendati seberapa banyak pun habisnya, tidak lantas membuat perut membuncit karena kenyang. Tentu saja.

Memangnya apa yang dapat diharapkan si perut pada bakaran sigaret, yang mana hanya menciptakan kepul asap yang mengundang batuk itu?

Haha, bukankah itu terdengar menggelikan?

Bukan lantaran tidak sudi menyantap hidangan ecek-ecek serupa itu. Tentu bukan karena itu.

Gila saja. Dia bahkan layak bersyukur. Sebab, tidak setiap hari dirinya mampu menemukan kudapan demi membungkam keroncong.

Namun, sungguh. Sekalipun si pria memasukkan paksa suapan ke dalam mulut, rasanya akan tetap sama.

Hambar.

Napsu makannya ludes tergerus oleh buncah akan frustrasi yang menggerogoti diri—hingga rasa-rasanya nyaris membuat jiwa mati.

Lelaki itu sepenuhnya paham jika dunia teramat kejam untuk sekadar mengancam.

Terlamau sangat acak untuk sekadar ditebak, pun teramat keras untuk sekadar memeras.

Benar. Sangat benar, malah.

Seharusnya, dirinya mampu menahan nyeri atas sebuah bantingan takdir yang tengah mencampurtangani guratan kisahnya, yang mana bahkan sudah kelam sejak lama—tanpa lagi perlu diotak-atik.

“Hai, Min Suga. Ada tawaran bertanding, lagi, untukmu. Bagaimana? Ingin mengambilnya?” []

Found You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang