"Ya, kau benar." gumam Wesley. "Aku sendiri terkejut mengapa Jordan mau membawamu karena yang aku tahu Jordan adalah orang yang dingin dan kurang ajar."
Paulna terkekeh, "Aku tidak menilainya seperti itu," gumamnya. "Tapi aku setuju dengan kau jika dia pria dingin."
Wesley mengedikan bahu sebelum ia kembali membuat percakapan, menyudahi pembicaraannya tentang Jordan.
___________
"Apa yang kau lakukan?!"
Paulna terlonjak kaget saat ia memutar tubuhnya manik hitamnya langsung menemukan sosok Jordan yang berdiri tegak di ambang pintu dapur.
"Ah, hai Jordan. M-maaf jika aku lancang membuat dapurmu kacau dan bahan-bahan makanan ini-----"
"Keluar!" titah Jordan.
Paulna tercengang.
"Apa kau tidak dengar apa yang kuperintahkan?" desis Jordan melihat Paulna yang tetap di posisinya, tidak mengindahkan perintahnya.
"Jordan aku minta maaf atas tindakanku yang lancang ini, aku akan mengganti semua bahan-bahan makanan ini nanti." ucap Paulna.
"Aku tidak butuh uangmu," sahut Jordan.
"Lalu?" Paulna menatap Jordan bingung.
"Keluar dari dapur itu," gumam Ethan.
"Tapi masakannya belum selesai," lirih Paulna. "Biarkan aku menyelesaikannya terlebih dahulu setelah itu aku akan langsung keluar." tambahnya.
Baru saja Jordan akan membalas ketika suara khas bangun tidur mendahuluinya membuat Jordan kembali menutup mulutnya.
"Ada apa ini? Ribut sekali," Wesley menatap penuh tanya.
Paulna tersenyum ia merasa sedikit lega akan kedatangan Wesley karena dengan begitu ia tidak akan merasa benar-benar berdua dengan Jordan dan aura pria itu yang membuatnya menciut dan gugup.
Wesley pasti di pihaknya. Tuhan benar-benar mendatangkan pria itu di waktu yang tepat.
"Selamat pagi Wesley, bagaimana tidurmu? Apa kau ingin sesuatu?" sapa Paulna ceria.
Wesley bergumam tidak jelas seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Bagaimana dengan teh hangat?" tawar Paulna.
Wesley tersenyum, "Aku mau." katanya membuat Paulna menyunggingkan senyuman.
"Baiklah kau tunggu aku di meja makan nanti aku akan mengantarkannya padamu," ujar Paulna.
"Aku sudah bilang padamu untuk keluar dari dapur."
Paulna menghela nafas panjang dan menatap Jordan kesal.
"Aku mengaku salah karena menggunakan bahan-bahan makanan ini tanpa persetujuan dirimu lebih dulu dan aku sudah minta maaf." kata Paulna, "Aku akan menggantinya sungguh tapi setelah aku selesai memasak. Kalian pasti lapar," sambungnya.
"Jordan biarkan saja dia memasak," Wesley membuka suara mencoba memberi pengertian.
"Dia melakukannya untuk kita juga, benar begitu Paulna?"
Paulna mengangguk cepat.
Jordan melirik Wesley tajam. "Apa begini cara kau memperlakukan seorang tamu? Membiarkan dia memasak?"
"Eh?" Wesley terkejut.
"Kau tidak perlu memasak, disini kau posisinya adalah tamu---"
"Tidak apa-apa aku senang melakukannya," potong Paulna disertai senyuman manis.
"Kau dengar itu Mandel?" Wesley menyeringai.
Jordan tidak menghiraukan memilih tetap memfokuskan pandangannya pada Paulna yang saat ini salah tingkah entah karena apa.
"Apa kau perlu bantuan?"
Paulna dan Wesley terkejut. Ah tidak bukan hanya mereka saja yang terkejut, Jordan sendiri terkejut dengan ucapannya itu.
Suasana menjadi canggung setelah Jordan mengatakan hal itu. Beberapa kali Paulna melirik Wesley yang tampak polos.
"Tidak perlu, Jordan. Aku sangat berhutang kepadamu, jadi biarkan aku menyelesaikan ini sendiri." Paulna memberanikan diri memberi jawaban setelah cukup lama terdiam.
"Kalian duduk saja, aku akan menyiapkan sarapan untuk kita semua, ku harap hasilnya tidak mengecewakan." Paulna kembali bersuara. Kali ini ucapannya memberikan nada candaan membuat Wesley terkekeh tetapi tidak dengan Jordan yang langsung pergi begitu saja.
"Kau yakin tidak memerlukan bantuan?" tanya Wesley.
Paulna mengangguk, "Aku bisa sendiri," katanya. "Sudahlah kau duduk saja dan biarkan aku memasak karena jika kita terus berbicara aku tidak yakin masakan untuk sarapan akan selesai dengan cepat."
Wesley tersenyum lebar, "Baiklah-baiklah," ucapnya pasrah setelah itu Wesley berlalu dari dapur meninggalkan Paulna sendiri disana dengan senyum yang tidak pudar.
___________
THANK YOU
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Forever And Always
Любовные романыJordan Mandel berada dalam masalah besar. Penyesalan yang menyerangnya setelah menyadari betapa pentingnya Zee hancher dalam hidupnya membuat pria itu menjadi kacau. Kekacauan yang menghadirkan keinginan kuat untuk kembali menarik Zee dalam kehidupa...
Forever and Always | Part 24 ~ First day!
Начните с самого начала
