Cuek...

11 1 0
                                    

Huhhh, melelahkan juga acara ospek di SMA ku ini. Tapi aku tidak terlalu merasakan apa yang mereka bilang seru, karena pikiranku saja melayang entah kemana.

Cuek , yaa bahkan apatis. Sejak dulu orang-orang selalu menilai ku seperti itu. Sampai hari terakhir ospek bahkan aku tidak ingat nama teman sekelompok ku. Kuhanya mengenal teman yang memang satu SMP denganku.

Tapi sayang mereka terpisah kelas dariku. Aku sendiri masuk kelas unggulan. Alhamdulillah memang aku sejak dulu selalu mendapatkan peringkat juara kelas, itu semua kudapatkan karena memang aku tak punya banyak teman untuk bermain sehingga waktuku habis untuk belajar.

Kulihat kelas ku, kuperhatikan teman-temanku aku tak merasa nyaman berada disini sehingga kuputuskan untuk pindah ke kelas reguler, dan ternyata aku sekelas dengan temanku saat SMP. Hatiku pun bersyukur setidaknya aku sudah punya teman yang kukenal sejak dulu. Karena aku memang tak pandai berteman hal itu cukup membuatku merasa terbantu.

Hari-hari pun ku jalani dengan penuh warna-warni yang kadang cerah kadang gelap dan aku mulai terbiasa dengan sekolah ku. Saat itu aku tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler disekolah, ku ajak salah satu teman SMP ku untuk ikut serta dan kami berdua pun akhirnya punya kegiatan lain disekolah selain belajar.

Hari pertama anggota baru dikumpulkan, kami diperkenalkan oleh ketua extrakurikulernya, namanya kak Alfa. Dia orangnya baik,ramah, dan lembut bahasanya.

Seiring berjalannya waktu, aku merasa kak Alfa selalu membuatku merasa spesial, aku tidak pernah dihukum, pekerjaan yang berat tak pernah dilimpahkan kepadaku, perhatiannya yang berlebihan kepada ku, membuat anggota lain tidak suka melihatku.

Tapi aku tak ambil pusing, karena sejak dulu berapa banyak pun laki-laki yang mencoba mendekatiku aku tak peduli, malah aku mempermainkannya sanking aku bencinya pada pria.

Berapa banyak dulu teman priaku yang kubuat sakit hati. Kuberi harapan palsu dan saat dia menanyakan kejelasan kenapa ku begini aku selalu merendahkannya , tak jarang aku memakai peringkat ku dikelas. Kukatakan pada mereka bahwa mereka tak pintar sepertiku. Mereka tak mampu menggeser peringkatku. Aku tak mau dengan pria yang bodoh.

Yaaa, seperti itulah aku. Cuek, tidak peduli, apatis, dan mempermainkan pria karena rasa benci dan traumaku pada ayahku.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Dec 03, 2019 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

beCauseOf BookShopOù les histoires vivent. Découvrez maintenant