1

452K 23K 2.5K
                                    

WISNU

Ini gila!!!

Sumpah semuanya gak lucu. Selesai rapat direksi sepuluh menit yang lalu, bokap membawa kabar buruk tapi pasti bakal bikin nyokap yang sedang arisan sama ibu-ibu kompleks jingkrak-jingkrak kegirangan. Gue yakin dalam hal ini bokap berkonspirasi dengan nyokap untuk bikin gue tersudut.

"Pokoknya Papi gak mau tahu, Nu. Nikah tahun ini atau saham kamu Papi ambil lagi. Dan Papi pastikan kamu nggak dapat sepeser pun harta keluarga. Semua akan Papi kasih ke adik kamu."

Horor!

Asli. Bokap kok pilih kasih. Masa gue yang hampir satu dekade bantuin dia mengelola perusahaan gak akan dapat warisan sepeser pun? Sedangkan adik gue yang baru lima tahun jadi HRD di perusahaan ini bakalan dapat warisan banyak. Rugi dong gue. Ini gak bisa dibiarkan.

Keadilan harus ditegakkan.

Gue harus cari cara, pastinya selain harus nikah tahun sekarang. Keinginan bokap terlalu jadul buat gue. Tanpa istri, gue kerja dengan sungguh-sungguh kok. Gue ikut membantu bokap mengembangkan PT Surya Nugraha ini dengan baik. Kalaupun gue nikah nanti, istri gue gak akan berpengaruh apa pun bagi perusahaan.

"Papi gak bisa gitu dong." Gue masih berusaha buat mendebat bokap. Gue harus menang.

"Bisa dong. Perusahaan ini kan Papi yang bangun. Papi yang banting tulang biar perusahaan ini terus maju sampai sekarang."

"Seenggaknya Papi harus adil dong ke anak-anak Papi," bantah gue lagi.

"Lho, Papi adil. Papi minta kamu nikah supaya kamu berhenti main-main, Wisnu. Pokoknya kamu harus nikah sebelum adik kamu nikah Januari nanti." Bokap melotot di balik kaca mata yang menutupi kedua netranya itu. Tapi pelototannya mampu menembus sanubari gue.

"Aduh, Pi!"

"Nggak ada aduh, Wisnu."

Yakali nyari calon istri itu semudah ngupil sambil rebahan.

"Papi tunggu sampai akhir tahun ini, Nu."

Oke, gue nyerah. Gue gak punya cara lain selain menuruti keinginannya. Mulai detik ini kayaknya gue harus rajin salat, berdoa, salat tahajjud plus salat istikharah. Biar Tuhan ngasih bidadari cantik buat gue.

Gue keluar dari ruangan bokap membawa rasa dongkol yang gak mungkin gue lampiaskan ke bokap. Bagaimana pun tanpa usaha dan goyangan bokap, gue gak bakal lahir ke dunia ini.

Lupakan sejenak keinginan absurd bokap. Gue harus menyelesaikan pekerjaan gue tepat waktu. Karena nanti malam, sohib-sohib gue dari zaman SMA ngajakin nongkrong di kafe sambil nobar Chelsea versus Liverpool. Jagoan gue nih Liverpool.

085658978xxx

Wisnu malam ini jadi kan?

085321768xxx

Sayang, jalan yuk! Udah lama nggak main sama kamu.

Bodo amat! Berapa pun cewek yang ngechat gue gak bakal bisa gue jadiin istri karena latar belakang sosial mereka pasti jadi masalah bagi bokap nyokap gue. Gue bahkan nggak pernah save kontak cewek-cewek itu, gue ngechat mereka di saat gue butuh doang.

Jam tujuh malam, gue baru keluar dari kantor. Gue langsung on the way ke tempat janjian tanpa sempat mandi dan ganti baju dulu. Pokoknya gue gak mau ketinggalan nonton tim kesayangan gue tanding.

Sampailah gue di Warhal alias Warung Halu. Gue juga gak ngerti kenapa kafe milik Fahmi ini dinamakan Warung Halu. Katanya biar modern aja soalnya kata 'halu' memang lagi terkenal banget sekarang.

Pasutri KampretWhere stories live. Discover now