38. Beginning of the End

Start from the beginning
                                    

Ledakan bertubi-tubi yang ditimbulkanya mengalihkan fokus Araqiel. Pemuda ini menyadari bahwa Tamara berada dibawah perlindungan Rafael. Kesempatan tersebut hampir saja digunakan Michael untuk melakukan serangan dadakan, tapi ia urungkan ketika mendapati tatapan lega Araqiel kearah dimana Rafael dan yang lain berada.

Araqiel mengubah arah seranganya dan kini berbalik menyerang sang ayah.

"Kau tidak bisa lagi mengancamku, ayah." Ancamnya mengejek.

"Melawan ayahmu sendiri?" Pertanyaan Lucifer tidak kalah mengejeknya.

"Anggap saja sebagai latihan untuk menjadikanku layak memimpin Hades."

Araqiel bergabung bersama Tobias menyerang Lucifer bertubi-tubi. Michael turun dan bersiaga disekitar Rafael. Pikirnya ia tidak perlu ikut campur ketika para iblis tersebut sedang bertarung.

Yang terjadi didalam tameng Rafael tidak kalah mendebarkanya. Perlahan jiwa Gia yang ditinggalkan didalam raga Sarah mulai berpindah. Setelah prosesnya selesai, tubuh Sarah berangsur luruh menjadi abu dan sebelum benar-benar luruh, wanita itu sempat tersenyum mengucapkan kata 'terimakasih' pada Nick. Saat itu juga Gia kembali bernafas, matanya terbuka, dan mulai menyadari keadaan sekitarnya. Gia juga menyadari amarah diwajah Nick, dari sanalah Gia kembali disadarkan adanya gundukan abu disampingnya, ia menyentuhnya kemudian menangis.

"Nona Sarah..."

Dengan amarahnya, Nick berdiri. Sebilah pedang muncul ketika ia membuka tanganya. Tubuhnya diselimuti api hitam kemerahan. Nick berjalan tanpa ragu melewati tameng yang telah dibuka seukuran tubuhnya. Ia bertukar pandang dengan Michael, sebelum akhirnya Michael memberikan sebilah pedang lain kepada Nick.

Menyadari hal tersebut, Lucifer menarik senyum mengejek.

"Senjata milik Archangel tidak akan pernah bisa digabungkan dengan senjata milikmu, Asmodeus." Lucifer tertawa keras. "Lagipula seven deadly sins tidak akan pernah bisa melawanku, itu sudah menjadi peraturan mutlak."

Kali ini giliran Nick yang mencemooh dengan senyum miringnya, lelaki itu berdecih.

"Aku tidak bilang akan melawanmu. Kau melupakan satu hal penting kakak..."

Nick mendekatkan kedua pedang ditanganya dan seketika membentuk sebuah pedang baru berwarna hitam. Pedang tersebut menyala dan diselimuti oleh api hitam legam. Tampilanya mampu membuat Lucifer menatapnya datar.

"Kau lupa bahwa Nnoitra milik Samael dibuat di Hades." Nick menyunggingkan senyum kemenangan, ia melemparkan pedang ditanganya keatas tanpa ragu sambil berteriak, "TOBIAS...!!!"

Dengan sigap Tobias meraih pedang tersebut. Api yang menyelimuti pedang berubah menjadi hitam kebiruan setelah berada ditangan Tobias. Segera ia melesat menyerang Lucifer menggunakan pedang barunya. Pertarungan kembali memanas. Serangan Lucifer hampir saja mengenai Tobias namun sebuah tameng tiba-tiba muncul untuk menghalaunya. Rupanya tameng tersebut muncul dari kalung yang pernah diberikan Vellma padanya. Kalung berliontin batu warna biru tua yang diikat dengan tali coklat tersebut sebelumnya telah mendapat anugerah dari Rafael, tentu saja diminta dengan rengekan dan paksaan dari Vellma.

Tidak hanya Rafael, Michael pun menyadarinya, karena Vellma melakukan hal yang sama padanya. Merengek dan memaksa Michael untuk memberikan sedikit anugerahnya pada kalung yang ternyata akan dihadiahkan kepada sang ayah.

Lucifer adalah petarung ulung. Ia langsung menyadari sumber tameng yang selalu melindungi Tobias dari seranganya. Meskipun demikian, Lucifer tetap tidak bisa menembus dan menghancurkanya dengan mudah.

Araqiel mengamati situasi dan merasa bahwa ini tidak akan ada habisnya. Ia menebaskan pedangnya tepat dibelakang sang ayah dan memunculkan sebuah pintu tinggi besar.

Gate of Hell. Begitu orang sering menyebutnya.

Tobias dengan sigap berusaha memukul mundur Lucifer, dibantu dengan Araqiel. Tapi benar-benar sulit membuatnya bergerak barang satu inci saja dari tempatnya.

Rafael menyadari situasinya, kemudian melakukan gestur melalui tanganya, seketika memunculkan rantai yang mulai merayapi tubuh Lucifer dan mengikatnya. Tentu saja Lucifer tidak tinggal diam. Ia sudah akan melelehkanya, namun muncul rantai lain dari dalam Gate of Hell yang sukses menariknya secara perlahan.

"Asmodeus..!!!!"

Suara teriakan Lucifer terdengar sangat murka. Bagaimana tidak, rantai yang menariknya tersebut dikeluarkan oleh Nick. Lelaki ini memajukan tangan kananya, mengepalkanya, dan manariknya mundur perlahan.

Michael yang melihatnya merasa terpanggil. Ia melesat naik seperti kilat. Setelah berdiri didepan Lucifer, ia mengangkat pedangnya bersiap menebaskanya.

"Seperti inilah caraku mengusirnya dari Surga."

Hanya sekali tebas dan Michael berhasil memukul mundur Lucifer hingga masuk jauh kedalam Gate of Hell. Gerbang tersebut tertutup dengan sendirinya dan rembulan kembali menampakan sinarnya setelah sebelumnya tertutup warna merah darah. Ketiganya turun menghampiri yang lainya.

Baru saja Tobias menapakan kaki diatas tanah, Gia sudah berlari dan melompat kepelukanya. Gadis ini menangis sesegukan sembari melingkarkan kedua tanganya dileher prianya dengan erat.

"It's over... Don't cry.."

Pria itu membalas pelukanya, menatap matanya untuk menyeka air mata yang mengalir dari pelupuk mata Gia. Gadis ini tidak berhenti menangis meskipun sekarang prianya sedang memberikan ciuman yang mendayu untuknya. Setelah dirasa gadisnya sudah tenang, ia menatap gadisnya, memberikan senyum meyakinkan bahwa semuanya telah berakhir.

"I love you.. We'll be happily ever after."

Kalimat dari prianya berhasil membuat Gia tersenyum. Jey melepaskan kalung pemberian Vellma dan dipakaian pada Gia. Gadis ini mengernyit, merasakan kejanggalan yang tidak mengenakan. Satu kecupan dikeningnya dan Jey merangkul Gia, menuntunya bergabung dengan yang lain. Tidak butuh setengah jalan, suara lesatan anak panah kembali terdengar.

*Sseett! Duug!*

Gia melihat sebuah anak panah menancap tepat beberapa meter dihadapanya. Detik kemudian rangkulan dipundaknya merenggang. Tubuh prianya terjatuh begitu saja dengan lubang dibagian dadanya. Gia terdiam membeku, berusaha memproses semuanya.

Nick mencabut anak panah tersebut dan meleburkanya menjadi debu. Lelaki ini menghampiri Gia, memegang pundaknya dan menggoyangkan tubuhnya, namun Gia tidak bergeming.

Gadis ini bersimpuh disamping tubuh Jey yang sedikit demi sedikit mulai melebur. Ia membelai wajahnya lalu turun keatas dada pria itu yang sudah berlubang. Gia memeluknya, air matanya sudah mengering tanpa ia sadari. Ia masih tidak menangis ketika tubuh Jey benar-benar lenyap. Gadis ini tertawa kecut, mengejek takdirnya sendiri. Gia mendongak, menatap Nick lalu tersenyum. Senyuman yang tidak pernah Nick lihat dari sahabatnya tersebut.

"Nick.... Please..."

Nick menggeleng dan Gia terus memohon dengan matanya. Lelaki ini tahu bahwa Gia sedang memintanya membangkitkan kembali sosok Jey. Gia sebenarnya mengetahui bahwa Nick tidak bisa membantunya, namun ia terus memohon. Nick berjongkok dihadapan Gia dan merengkuhnya kedalam pelukanya. Saat itu juga tangisan Gia pecah. Gadis ini menangis sejadi-jadinya. Berteriak, memaki dan meraung tidak karuan.

.
.
.

♥ —————— To Be Continue ————— ♥

.
.
.




The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now