26. Now I know

282 33 4
                                    




*Drrt. Drrt. Drrt.*

Ponsel Jey bergetar. Damian menelponya dan ketika diangkat, pria paruh baya tersebut terdengar terengah, aduan Damian mengenai Gia kali ini kembali membuat Jey meradang, bahkan seratus kali lebih hebat dari sebelumnya. Dari balik teleponya Damian mengadu,

"Nona menghilang, dan saya tidak berhasil menemukanya."

Araqiel menyadari perubahan mimik wajah Jey setelah menerima telepon dari siapapun itu. Tanpa banyak bicara, Jey meraih gagang pintu lalu dibukanya. Pria ini melangkah masuk dan telah berada diruang tengah mansion miliknya. Teleportasi melalui pintu seperti ini merupakan salah satu dari kemampuan Jey yang berhasil ia kembangkan. Untuk pergi dari satu negara ke negara lain, Jey hanya membutuhkan sebuah pintu untuk dibuka maka ia akan sampai dalam waktu sepersekian detik saja.

Tidak jauh berbeda dengan Jey, Araqiel juga kerap kali menggunakan kemampuan teleportasinya. Bedanya, Araqiel tidak perduli apabila dirinya kepergok sedang melakukan teleportasi. Pikirnya, Rafael akan membantunya menghapus ingatan siapapun yang tanpa sengaja memergokinya, meskipun setelahnya Rafael tidak akan segan mengomel panjang lebar.

Seperti yang Araqiel lakukan saat ini, ia mendekap tubuh Tamara dan membawanya ke mansion milik Jey dalam sepersekian detik saja. Ketika sampai, Damian nampak tidak terkejut mendapati Araqiel dan gadisnya muncul dari balik kabut hitam yang berputar didalam ruangan.

Langsung saja mereka sibuk menyusuri setiap sudut mansion mencoba menelisik keberadaan Gia. Sang tuan rumah dan adiknya berteleportasi kesana-kemari namun tidak mendapatkan tanda-tanda keberadaan Gia. Sementara Tamara diminta diam dan menunggu dirumah. Tamara mencoba menghubungi teman-temanya yang mungkin saja akan mengetahui keberadaan Gia. Ia sibuk dengan ponselnya ketika Tamara dikagetkan oleh langkah kaki seseorang.

"Tamara?? Apa yang kau lakukan disini?"

Sontak Tamara menengok dan mendapati seorang Gianna-Han sedang memperhatikanya, ia nampak bingung, sama bingungnya dengan Tamara.

"Kau kemana saja?" Sergah Tamara.

"Tidak kemana-mana, hanya mencari udara segar. Kau sendiri sedang apa disini?"

"Araqiel membawaku. Mereka sedang mencarimu."

"Ha?? Kenapa dicari, aku di— sini..."

Ucapan Gia terjeda ketika tubuhnya dipeluk secara tiba-tiba. Jey, pria itu entah dari mana, sudah muncul dan memeluknya erat. Disebelah Tamara sudah berdiri Manfred dengan tatapan penuh kecurigaanya kepada Gia.

Jey melepaskan pelukanya lalu menengok kepada salah seorang ajudanya yang juga entah sejak kapan sudah berdiri didalam ruangan yang sama, lalu pria ini memberikan perintahnya. Ajudan Jey mengangguk sopan sebelum merogoh ponsel didalam jas-nya sembari berlalu pergi. Gia yang masih tidak tahu paniknya seisi mansion karena ulahnya hanya diam menatap prianya penuh pertanyaan.

"Kau dari mana saja?"

Pertanyaan sederhana tersebut syarat akan kekhawatiran didalamnya, Gia semakin bingung dibuatnya.

"Mencari udara segar dibelakang." Gia menjawab polos.

"Kami tidak menemukanmu dimanapun." Jey masih menatapnya khawatir.

Disaat yang sama Damian datang dan nampak menghela nafas lega ketika melihat sosok Gia.

"Bangunan dibelakang—"

"Damian! Besok hancurkan rumah dibelakang mansion ini."

Jey menyela ucapan Gia dengan langsung memberikan perintah pada Damian. Pria paruh baya yang baru saja menginjakan kakinya diruang tengah mansion tersebut, kini berpamitan setelah menyanggupi perintah dari tuanya. Gia tidak tahu pasti apa yang membuat semua orang sibuk mencarinya kasana-kemari, padahal dirinya hanya berkeliaran disekitar mansion dan berakhir menelusuri rumah dibelakang mansion.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now