EOS 14 : TERIMAKASIH TUHAN

1.8K 99 8
                                    

Aku bahagia hari ini. Sangat bahagia. Terimakasih Tuhan!!

-Devi Cahya Kusuma.

14. TERIMAKASIH TUHAN

“Buat apa? Udah ada kamu,”

“Cinta aku cuma satu, yaitu kamu Devi Cahya kusuma. Gak akan pernah ada yang lain.”

Deg.

Jantungnya berdegup kencang mendengar apa yang keluar dari mulut Gana. Bahasa yang sedikit beda, nada bicara yang begitu lembut dan terdengar tulus.

Perasaannya sudah mulai tidak karuan, dia tidak mau terlihat goyah oleh Gana, meskipun dia memang sudah goyah. Baiklah, Devi tetap seorang perempuan yang memiliki gengsi tinggi.

Dia rasa Gana sudah merasakan jantungnya yang berdegup kencang, sudahlah itu urusan belakangan. Jelaskan saja jika Gana bertanya.

Devi langsung menatap jijik kearah Gana. “Apaan dah bahasa lo?”

“Salah?”

Devi menggeleng. “Nggak sih. Ya cuma, kalo aku-kamu gitu. Gimana gitu kedengerannya.”

“Hey,” Gana memegang pipi Devi dengan kedua tangannya.

ADUH INI ORANG KENAPA MENDADAK ROMANTIS BEGINI SIH?!

NGGAK DEV! TAHAN TAHAN! JANGAN MAKIN GOYAH!!

ARGH GANA GIMANA DONG INI HATI GUA DIDOBRAK GINI!!

“Kita harus bisa merubah itu semua,” ucap Gana.

“Ru-rubah?” jawab Devi dengan terbata-bata. “Ah pasti salah satu pendukung Paslon AMIN ya yang mendukung perubahan, cie-cie ketahuan!!!” Devi berusaha untuk mencairkan suasana meskipun hatinya sudah tidak karuan.

Gana tertawa kecil melihat tingkah Devi. Gana mencubit hidung Devi gemas. “Apa sih sayangku kamu juga tahu maksud aku bukan ke CAPRES-CAWAPRES ya...”

ANJIR SAYANGKU KATANYA!!! ARGH GABISA GUE SALTING BRUTAL!!!

Melihat Devi yang masih terdiam, Gana melanjutkan pembicaraan. “Maksudnya, yang dari gue-lo, jadi aku-kamu,”

Devi menggelengkan kepalanya. “Nggak Gana. Gue masih kaku,”

“Belajar.” Gana menarik Devi kepelukannya. Mereka saling menatap satu sama lain. “Kaget tapi bahagia sama perubahan aku, kan? Jangan gengsi, kalau salting ya salting aja, yang penting ke aku bukan cowok lain.”

Pipi Devi terasa semakin panas, dia langsung menyembunyikan wajahnya didekapan Gana, itu adalah salah satu cara untuk bersembunyi kali ini.

Gana semakin erat memeluk Devi, rasanya campur aduk.

Terimakasih, Tuhan.

Terimakasih tuhan.
Semua perjalanan hidupku, mungkin bisa dibilang sangat menyedihkan.
Tapi, aku yakin bahwa engkau telah menyiapkan kebahagian untukku.
Dan itu mungkin, sekarang.

Senja.
Kau menjadi saksi atas diriku.
Aku bersyukur saat ini Gana bisa kembali padaku.
Dan kembali ke pelukanku.

***

“Gana?” Devi memanggil Gana kala mereka berada diatas motor. Hendak pulang. Tapi ini bukan jalan kerumah Devi, kerumah Gana. Devi masih ingat jalan ini.

“Iya?”

“Kita ngapain kerumah kamu?”

“Kita kumpul.

Deru motor terdengar dari dalam. Mereka yang berada didalam telah mengenal suara deru motor siapa itu.

Hello guys!” teriak Gana dari arah pintu.

Devi duduk diantara mereka. Yang pasti sebelah Gana.

“DEVI!!!” Teriak ketiga cewek itu. Siapa lagi jika bukan Rara, Azkia, dan Elena. Mereka langsung memeluk Devi. Begitupun dengan Devi yang membalasnya. Tidak bisa dipungkiri Devi sangat rindu kepada mereka. Meskipun sempat kecewa, tapi Devi tetap menyayangi mereka. Moment ini membuat Devi menitihkan air matanya.

Para cowok yang melihat itu hanya tersenyum senang. Mereka tidak ingin mengganggu itu. Mereka tau jika keempat cewek itu sedang melepas rindu.

“Jangan nangis dong. Nanti kita juga ikutan nangis.”  kata Rara. Devi yang mendengar itu segera menghapus air matanya.

“Dasar baperan!” celetuk Leo.

“Berisik lo Zodiak!” balas Elena meledek.

“Lo kebiasaan.” tukas Azkia.

“Eh maaf dong. Gue bercanda. Nanti gue dikunciin dari luar lagi.” wajah Leo sudah melas. Seketika dia tersadar akan ucapannya. “Nggak, ma-maksud gue bukan i-it—”

“Kok dikunciin dari luar? Kalian tinggal serumah?” tanya Devi polos.

“SEKAMAR!” jawab mereka serentak kaget. Terkecuali Azkia dan Leo. Malah Kavin yang terkenal pendiam saja, ikut-ikutan menjawab.

“WHAT!” Devi jadi ikut-ikutan histeris.

Azkia dan Leo saling melempar pandangan, membuat mereka semakin terintimidasi.

Ah sial nih laki emang nggak bisa diajak kompromi!

“Gue sama Leo udah nikah,” jujur Azkia dengan pasrah.

***

Kritik dan sarannya readers-!

END OF STORY [COMPLETED]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz