(4)

70 11 0
                                    

Kim Na Yoo memandang di sekelilingnya. Ruangan kelas ini sama saja seperti sebelumnya.

Teman-teman masih tidak memerhatikannya. Memperlakukannya seakan-akan dia tidak ada.

Na Yoo memandangi bagan tempat duduk di depannya. Dia mendapatkan kontrak itu setelah dia menandai kontrak dengan Jin seonsaengnim,.

"Mulai sekarang, kalau kau menggambar garis, dua orang itu akan saling berhubungan. Kalau kau memberi tanda x pada garis itu, hubungan akan berakhir. Hubungan yang telah di putuskan, tidak bisa di perbaiki lagi. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum kau menggambarkannya"

Na Yoo mengingat kembali kata-kata terakhir Jin seonsaengnim sebelum dia keluar dari ruang BK kemarin.

Sudahlah. Lagi pula bagan itu sudah menjadi miliknya sekarang. Suka-suka dia mau melakukan apa pada bagan itu.

Na Yoo melihat ke belakang. Dan mendapati Su A dan Min Na yang masih berbicara sangat akrab dengan Mi Ra.

Dia tersenyum sinis.

'Mereka akan segera menjadi temanku.'

Na Yoo mulai membuat garis diantara Su A dan Mi Ra, garos antara Min Na dan Mi Ra. Kemudian memberi tanda x pada masing-masing garis.

'Sudah beres."

"Kalian ini kenapa tiba-tiba?"

Terdengar suara Mi Ra yang kebingungan. Dan Su A maupun Min Na hanya diam dan tetap berjalan menuju ke arah mejanya masing-masing.

Na Yoo tersenyum puas.

'Rasakan!'

"Hei, Min Na? Su A? Kalian mengabaikanku?"

Mi Ra yang bingung mencoba memanggil mereka. Tetapi sepertinya mereka berdua memperlakukannya seolah-olah tidak melihatnya.

Dan Na Yoo sekali lagi tersenyum.

"Gila saja! Kalian mau mati apa? Kalian tak mendengar aku?"

"Tak terlihat."

Kata Na Yoo tiba-tiba. Membuat Mi Ra menoleh ke arahnya.

"Kim Na Yoo, barusan kau bilang apa?"

"Kau ada, tapi tidak ada yang melihatmu."

Na Yoo mengucapkannya tanpa menoleh ke arah Mi Ra. Posisi Mi Ra tepat di belakang bangku Na Yoo.

"Mwo?"

Tanya Mi Ra dengan raut wajah tidak percaya. Tidak percaya dengan kata-kat yang baru saja keluar dari mulut Kim Na Yoo.

Na Yoo melirik Mi Ra sinis.

"Kami tidak tertarik padamu lagi."

"Kami? Barusan kau bilang 'kami'?"

Mi Ra mendengus seakan-akan tidak percaya dengan apa yang barusan di tangkap telinga nya.

"Hei! Barusan dia bilang kalian 'kami'!"

Mi Ra menatap kedua temannya. Tetapi kedua nya seakan-akan tidak mendengarnya. Dan masih mengacuhkannya.

"Hei! Kalian tak mendengar ku?"

Kali ini suara Mi Ra sedikit meninggi karena kesal.

Na Yoo bangkit berdiri, membereskan bagan dan bolpoint yang baru saja dia gunakan. Berjalan melewati Mi Ra yang masih kebingungan dan marah.

Tetapi dia berhenti tepat di samping Mi Ra.

"Kenapa? Takut karena tidak ada yang di pihakmu?"

Na Yoo berbicara tepat di telingan Mi Ra. Mi Ra tambah semakin bingung.

"Tunggu saja. Neraka mu baru saja di mulai."

Na Yoo meninggalkan Mi Ra dengan semua kebingungannya.

Hari itu juga, Na Yoo membuat garis pertemannan dengan semua teman di kelasnya. Dan membuat garis semua teman kelasnya dengan Mi Ra. Tetapi kemudian meberikan tanda x.

Pada waktu jam olahraga, semua teman sekelas seakan-akan tidak melihat Mi Ra. Dan terus melemparinya dengan bola dari segala arah.

Ye Shi dan Yoongi yang melihat hal itu merasa heran dengan semua perlakuan teman-teman.

Ye Shi dan Yoongi belum mendapatkan garis apapun. Jadi mereka berdua normal-normal saja.

"Apa-apa an mereka!"

Ye Shi berdecak kesal. Yoongi di sampingnya juga ikut merasa heran.

Selama ini Mi Ra selalu di sukai anak-anak satu kelas mereka. Dan mengapa tiba-tiba mereka bersikap seolah-olah gadis itu tidak ada.

Na Yoo tersenyum bahagia. Akhirnya semua terbalaskan.

Siangnya ketika jam istirahat. Na Yoo memandangi bagan itu lagi.

'Sepertinya ada yang kurang?!:

Na Yoo memandangi bagan itu dengan lebih seksama.

Kemudian dia teringat kejadian ketika Yoongi menolongnya waktu di kantin.

Dia tersenyum. Dia kemudian membuat garis diantara mereka berdua.

"Beres!"
****************

The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now