dua

47 8 1
                                    

       El menuruni tangga rumah  itu seraya mengucek matanya dengan malas.

   "Baru bangun lo?tumben jadi kukang." celetuk Bang Tiar yang sudah duduk manis di meja makan dengan pakaian rapi,hendak berangkat kuliah.

"Gue gak berangkat ya Bang,ntar tolong kirimin pesan ke Pak Darno,bilangin kalo El sakit." ucap El seraya mengambil segelas susu di atas meja.
  
      "Serius mau bolos sekolah?nanti sore mama kesini lo."

Ucapan Bang Tiar langsung menghentikan pekerjaan El yang sibuk mengacak acak telur mata sapi di nasi goreng nya. Mood makan nya sudah hancur sejak awal.
    
     Akibat kehujanan kemarin suhu tubuhnya sedikit tidak normal,ditambah mendengar kabar itu membuat El semakin malas untuk hidup.
  
    "Oh iya El,Abang hari ini pulang telat banget,kemungkinan gak pulang malah. Jadi kalo lo mau makan,chat abang ntar abang pesenin biar di antar ke rumah, terus ada obat di lemari bagian......."

     "Gak jadi bang,El berangkat seklah hari ini sekarang El mau mandi,tunggu bentar ya,kita berangkat bareng." sela El seraya menaiki tangga rumah.

Bang Tiar yang masih duduk di atas kursinya hanya diam sambil meneruskan sarapan paginya. Ia tau jika adik satu satu nya itu sangat benci dengan mama nya.

                            *****

    "El,tunggu....."
El yang sebelumnya berjalan santai di koridor sekolah pun menghentikan langkahnya.

    "Kenapa lo Del?muka kusut gitu. Abis ronda ya lo?"
Ucap El saat melihat dua lingkaran hitam di bawah mata Dela,sahabatnya itu.

    Memang wajah Dela terlihat sangat kusut dan kurang tidur.
  "Ya kali gue ronda.ini nih gara gara gue tanding sama si tuyul tu."
   
   "Gara gara main game sama si pandu lo gak tidur semaleman?buset dah lo. Awas aja ntar pelajarannya Bu Yuli lo molor di kelas."

Pandu adalah adik kandung Dela. Wajar saja jika mereka bisa leluasa memainkan game sampai pagi,orang tua mereka gak pernah ada di rumah. Mereka sering keluar kota atau menginap di perusahaan karena pekerjaan.

    "Aduh..!"
Tiba tiba ada sebuah bola rotan melambung mengenai belakang kepala El.

   "Siapa sih ini?pagi pagi udah main bola.mana kena kepala gue lagi. Wooy....punya siapa ni!!"
Seru El mencoba mencari tau si empunya bola.

     "Punya gue."
Ucap seseorang dibelakang mereka ber dua.

Suara datar dan dingin. El tau siapa pemilik nya. Hanya satu orang yang punya suara itu di sekolah ini. Dan ini adalah pertanda masalah besar.

Gara,cowok most wanted,dingin dan pendiam dari kelas XI IPA 2. Ketua tim futsal sekolah. Sangat suka bermain sepak takrau. Latar belakang nya cukup misterius karena dia sangat suka menyendiri.

Hanya mempunyai satu teman dekat,yaitu Bara. Dia juga termasuk cowok most wanted di sekolah ini namun bedanya ia sangat hangat dengan siapapun.berbeda 180° dengan Gara.

   "El mending kita langsung cabut aja deh. Gue gak mau cari gara gara sama dia." bisik Dela sedikit cemas.

    "Gak bisa gitu dong Del. Ni kepala sakit tau gak!"
 
   "Sorry"
Ucap Gara seraya mengambil bola rotan di tangan El lalu pergi.

Singkat padat jelas dan berisi. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut cowok most wanted itu.

El melongo menyadari respon simpel Gara.

"Hey...tunggu....!!"
Jerit El seraya melempar batu kerikil ke arah Gara. Batu itu tepat mengenai sasaran dan membuat Gara berbalik menatap El datar.

   El kira dia akan kembali berbalik dan meneruskkan langkahnya begitu saja,acuh dan menganggap semuanya selesai tapi ternyata?salah. Sangat salah. Gara berbalik dan berjalan menghampiri nya dan berdiri dengan jarak 35 cm dari tempatnya sekarang.

Grepp

Keajaiban dunia ke 8.

Gara,cowok super dingin itu memeluk gadis yang bukan siapa siapa nya.

Benar saja,semua sekolah seakan diam mematung saat menyaksikan kejadian langka itu. Dela termasuk. Ia sudah melongo hampir meneteskan air liur jika saja ia tidak segera menutup mulut nya.

Setelah beberapa saat,gara akhirnya melepaskan pelukan itu dan pergi begitu saja. Tanpa berkata apapun.

"El, lo gak......." ucapan Dela berhenti saat El berjalan cepat menuju ke kelas nya. Ia melupakan sesuatu bahwa dia sudah memperingatkan dirinya sendiri untuk menjauhi orang yang baru saja memeluknya. Namun ia malah menyerahkan diri pada orang itu.

                           ****

   Jangan lupa comen ya....jangan cuma baca...

GARAELDonde viven las historias. Descúbrelo ahora