(9) The Sign

1.2K 223 134
                                    

eh kepencet update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

eh kepencet update...
yaudah deh tapi jawab dulu salamnya taehyung 😹

Hari silih berganti dan pagi itu berkas-berkas cahaya fajar menerobos celah tirai merah jambu. Sana masih bermeditasi di atas kasurnya, menghela beberapa napas singkat. Ia ingin nikmati pagi tenangnya mendengar kicau burung yang saling bersahutan. Tapi semua itu tinggal angan saja karena seseorang di luar kamarnya mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sabar. Coba tebak siapa?

Tentu. Jika bukan tuan bungsu itu siapa lagi?

“Taehyung, apa sih?” tanyanya ketika ia lihat sosok pemuda tinggi itu masih dengan piyama kotak-kotaknya. Jarang sekali Sana melihat Taehyung sepagi ini, itu sebabnya gadis itu lumayan heran. “Kau mau apa?”

“Anu... aku lupa hari ini Lia ulang tahun,” Sana mengusap wajahnya gemas dengan jawaban sepele yang keluar dari mulut pria sebobrok Taehyung. Bayangkan saja, Sana habis melihat nakalnya Taehyung di luar sana, tapi di Cedar Hedge dia nampak seperti anak rumahan yang baik-baik saja.

Setelah memastikan para byeongari berangkat sekolah, Taehyung menyeret tangannya ke dapur. Dia memberikan sebuah tab pada Sana berisi gambar cake beserta resepnya. Sekarang ia bersama Taehyung membuat cake yang dimaksud.

Sana hanya bisa geleng-geleng kepala ketika ia perhatikan bagaimana Taehyung membuat whipcream. Ia sudah menebak kalau urusan memasak, Taehyung sangat jauh dari kakaknya yang pertama. Tapi setidaknya Taehyung mau berusaha dan Sana bisa hargai hal itu.

“Kenapa tidak beli saja sih?” Sebenarnya itu yang sejak tadi Sana pikirkan. Sana berceletuk sambil memasukkan adonan ke dalam oven. Sekarang ia berniat membuat chocolate ganache.

“Kenapa ngomong begitu?”

“Bukannya orang kaya suka yang praktis?”

“Orang kaya yang mana tuh?”

Most of them do. Don't act stupid.”

“Kau sudah salah paham,” sahut Taehyung sama sekali tidak berpaling dari tab dan mangkuk berisi krim kocok itu. “Byeongari tidak terlalu suka yang seperti itu. Apalagi kalau Lia tahu sebenarnya aku lupa.”

Taehyung bergidik sendiri membayangkan betapa buruknya hal itu.

Terkadang Sana merasa Taehyung adalah perekat dari keluarga yang sebenarnya sudah renggang ini. Ketika semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, dia memerhatikan orang lain dan memberikan perhatian selayaknya keluarga. He’s still family oriented man.

Lama terdiam dengan renungan pikir itu, Sana pun kembali fokus dengan cokelat yang mulai meleleh di atas teflon.

“Sana! Kesini cepat!”

“Sebentar, nanti gosong cokelatnya!”

Sana berpikir itu bahkan belum sampai satu menit tapi ia pria menyodorkan sesendok whipcream padanya. Ia hanya menatap sekilas pria itu lalu menarik tangan Taehyung, membiarkan lidahnya mencicip hasil karya si tuan bungsu. Ia langsung menatap pemuda itu dengan raut syoknya.

Cedar HedgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang