dua

63 7 2
                                    

Aku memandangi diri ku di depan cermin di sudut ruangan kamar ku yang menghadap tepat ke arah jendela kamar, malam ini aku akan menemani sahabat ku Bunga dalam kencan pertama nya. oke ralat, bukan Kencan, hanya makan malam biasa, karna ada nya kehadiran ku nanti bukan lah suatu hal yang bisa di sebut dengan kencan. Aku sudah siap 10 menit yang lalu dengan setelan celana Jeans beserta cardigan, tinggal menunggu Bunga dan Vickrain untuk menjemput ku. Kami akan berangkat bersama memakai mobil milik Vickrain.

*Tiiiinnnn..... Tiiiiiinnnnn.....*

Suara klakson mobil Vickrain terdengar lantang, membuat ku harus cepat bergegas keluar rumah, beruntung ke dua orang tua ku sedang tak berada di rumah. mereka selalu pergi ke luar kota dan pulang yaa paling hanya 2 bulan sekali. Aku tidak sedih, sungguh. karna ada nya kehadiran mereka di sini hanya akan membuat ku lumutan saja di rumah. Coba kalian bayangkan saja, aku tidak boleh meninggal kan rumah kecuali hanya untuk ke sekolah dan les, sungguh membosan kan bukan? di tambah lagi aku tidak boleh bermain basket, mereka bilang basket hanya akan membuang-buang waktu saja! Oke, aku lebih senang mereka tidak pulang...

"Mau kemana?" Tanya Darwin, Kakak ku yang sangat mengerti kondisi ku ketika Ayah mengomeli ku kalau-kalau aku masih berani bermain basket.

"Makan malem, di traktir Bunga," Jawab ku sekena nya sambil mengambil sepatu ku dan memakai nya.

"oh yaudah, pulang jangan malem-malem ya!" Ucap Darwin lagi sambil mengacak rambut ku yang tadi sudah rapih ku ikat, sekarang menjadi sedikit berantakan.

"iyaaaaa! Oh iya win, lo mau kemana? tumben rapih?" tanya ku lagi saat tak sengaja melihat Darwin yang sudah terlihat sangat Tampan menggunakan Tuxedo putih nya.

"Anak kecil nggak boleh tau! nanti gue pulang agak malem ya," Jawab Darwin yang malah membuat ku jengkel, seperti nya aku harus cepat pergi dari sini sebelum Darwin membuat ku tambah Penasaran.

"terserah deh, gue berangkat dulu yaa!" Seru ku sambil mengecup pipi kanan Darwin.

Darwinata Gyman, ia adalah Kakak ku, saudara ku satu-satu nya yang sangat menyayangi ku dan begitu juga sebalik nya, jarak ku dengan nya hanya berbeda 1 tahun, bahkan kami sering di bilang kembar, beda nya hanyalah Darwin memiliki sepasang Mata coklat Hazel yang di dapat kan nya dari gen Ayah, kami satu sekolah, aku bisa bermain Basket juga itu berkat nya. Dulu nya Darwin juga ketua basket di sekolah ku, namun karna ia sudah kelas XII jadi ia harus fokus sama ujian-ujian yang akan dilewati nya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Tuh kan Nit! dia masih aja sama benda kramat nya," Bisik Bunga pelan tepat di telinga kiri ku..

"hmm.. yaudah setidak nya dia mau di ajak ke sini," ucap ku berusaha menenang kan Bunga yang seperti nya terlihat gelisah.

"Bunga, Vickrain. gue permisi ke toilet sebentar yaa," izin ku pada dua orang yang terlihat saling tidak kenal ini. bermaksud untuk meninggal kan mereka berdua.

"eh Nit, jangan ninggalin dong. Aku harus gimana?" Ucap Bunga sambil menarik-narik ujung cardigan ku dengan suara bisikan pelan, aku hanya bisa tersenyum sambil terus berjalan meninggal kan mereka. Good luck Bunga!!. Ucap ku dalam hati sambil terus berjalan mencari Toilet.

Saat hendak menuju Toilet, tiba-tiba saja aku menabrak, eh tidak. tepat nya aku di tabrak oleh seorang cowok asing yang entah lah berasal dari mana, dan dengan sekejap baju ku sudah basah oleh tumpahan air yang tadi berada di tangan nya. Oh Tuhaaaannnn

"Sorry," Ucap cowok itu sambil melihat keadaan ku dengan tatapan khawatir.

"ah ya ampun," Aku malah sibuk mengibas-ibas kan baju ku yang basah, dan mengacuh kan ucapan cowok itu.

"sorry, I really do not see you, what should I do?" Tanya nya dengan mengguna kan bahasa inggris yang sangat fasih, yang langsung membuat ku refleks menatap nya, Tunggu.... Aku tidak sedang bermimpi bukan? cowok di hadapan ku ini... ohh Tuhaaannnn, Tampan sekaliii!!!!

"i'm Fine," Jawab ku kaku. untung saja aku bisa berbahasa Inggris, coba kalau tidak. sayang sekali pasti nya.

"thankfully .. are you sure that you're okay?" tanya nya sekali lagi,

"yes, i really sure, i'm fine," jawab ku dengan menekan kan kata 'baik' untuk memastikan bahwa aku memang benar-benar baik.

"Well, i hope we can meet again," Ucap nya sebelum ia pergi meninggal kan ku yang masih terbengong dengan wajah asing nya ituu... Ya Tuhaaannn.... semoga saja aku memang dapat bertemu dengan nya lagi suatu saat. Aamiin.....

###############################################################################

thanks for read my story. dont forget for Vote and comment;;) salam, Sintia

Love in CoffeeWhere stories live. Discover now