Lima

43 5 0
                                    

"Nita?" Panggil Alvin tepat di hadapan ku sambil memerhatikan seluruh tubuh ku dari atas hingga bawah, oke aku risih.

"Apaan sih lo," jawab ku ketus sambil meletakkan kepala ku di atas meja.

"Sorry," kata nya, untuk apa dia meminta maaf? Aku tak menggubris kata-kata maaf nya dia, dan aku lebih memilih memejamkan mataku kembali.

"Maaf buat yang kemarin malam, gue udah ngusir lo, Darwin udah cerita semua nya sama gue," ucap nya lagi saat aku tak juga mengeluar kan suara sedikit pun.

Darwin cerita semua? SEMUA?!!

"Iya," jawab ku singkat, agar pembicaraan ini segera berakhir, karna kantuk ku saat ini lebih penting dari apa pun, aku ingin segera tidurr!!

"Sebagai tanda maaf gue, lo gue traktir deh," ucap nya lagi setengah memohon.

"Traktir?" Tanya ku ulang sambil menatap ke arah nya.

"Iya traktir," jawab nya mantap.

"Oke gue mau, asal lo bisa ngalahin gue main basket," tantang ku pada cowok dihadapan ku ini yang langsung menertawaiku. entahlah, mungkin ia sedang mengejekku.

"Oke deal, kalo lo kalah lo harus makan sama gue!" Ucap nya penuh penekanan pada kata 'kalah'

"Kalo gue menang?" Tanya ku juga yang menekankan kata 'menang'

"Kalo lo yang menang, gue bakal jadi budak lo," ucap nya mantap.

"Oke deal, nanti sore di lapangan dekat rumah gue tunggu," ucap ku yang langsung di iya kan oleh nya. dan aku melanjut kan tidur ku hingga bel masuk berbunyi.

***

"Hhh....hhhh...hhhhh" baru kali ini aku bermain basket hingga ngos-ngosan seperti ini, seperti nya aku salah menilai, Alvin orang yang cukup tangguh untuk dikalah kan.
Terbukti, ia lebih unggul satu point di atas ku, dan ku akui bahwa aku,
Kalah...

"Nah, mau makan dimana kita?" Tanya nya dengan sangat manis disertai kerlingan sebelah mata kanan nya yang sebulat telur itu.

"Lo hhh kenapa sih hhh mau makan hhh sama gue?" Tanya ku masih dengan nafas yang tak beraturan, ini pertandingan biasa, namun aku di buat kelelahan hingga sebegini nya.

"Nih," bukan nya menjawab pertanyaan ku, ia malah memberiku satu kaleng poccari sweat yang dia sendiri pun belum meminum nya sama sekali,
Aku duduk untuk melemaskan otot-otot kencang pada betis ku.

"Lo belom minum udah ngasih gue," ucap ku ketus, sedikit menolak, yang padahal aku sangat menginginkan kaleng itu! Ion tubuh ku seperti nya berkurang, karna keringat yang berlebih ini.

"Yakin nih ngga mau? Padahal keliatan nya lo haus banget gitu, yaudah kalo nolak." ucap nya lalu membuka tutup kaleng tersebut dan meminum nya. Oke, aku menyesal telah menolak nya, aku hanya bisa menatap nya dengan melas, poccari........

"Nih, masih ada setengah," ucap nya menyodor kan kaleng itu kepadaku. dan langsung duduk disamping ku.

"Jorok, itu kan bekas lo," ucap ku sedikit jengkel.

"Yaudah nih," dia menyodor kan satu kaleng poccari sweat lainnya dari dalam tas.

"Kenapa ga ngasih dari tadi?!!" Ucap ku kesal, dan langsung menenggak habis isi kaleng tersebut.

"Kan lo yang nolak, gimana sih non," ucap nya sambil menyenggol lengan ku, aku hanya melirik nya dengan tatapan judes yang ku miliki.

"Nitaa!!" Teriak seseorang dari arah belakang ku, refleks aku menoleh, dan Alvin pun ikut menoleh ke sumber suara.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Jul 15, 2015 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Love in CoffeeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz