Part 3. Empty promise

Depuis le début
                                        

Heejin semakin gemas. Wanita itu bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk mencium pipi kemerahan Suzy dan memeluk gadis kecil itu. "Suzy-ya, eomma hanya berbohong. Bagaimana mungkin Syena akan membunuh eomma, eoh? Eomma kan punya Suzy. Suzy anak yang baik, datang untuk membantu, kenapa Syena harus marah?" Jelas wanita itu, tertawa geli melihat perubahan ekspresi Suzy yang kini mempoutkan bibirnya, kesal dibohongi. "Maid akan melanjutkan pekerjaan ini, Suzy pergi saja kekamar Taehyung eoh, Jongin juga sudah berada disana."

Suzy menaikkan sebelah alisnya, bisa menebak apa yang dua sahabatnya itu lakukan. Ia lalu mengangguk, melepas pelukan Heejin lalu segera bergegas menaiki tangga, pergi kearah kamar Taehyung yang berada dilantai 2. Lantai 2 ini hanya bisa dimasuki oleh anggota keluarga atau yang diijinkan oleh tuan rumah, selain itu hampir disetiap sudutnya pun dijaga oleh bodyguard handal berwajah kaku dengan tubuh besar. Hari pertama Suzy datang kemansion Kim, gadis itu bahkan sempat menangis keras karena ketakutan.

"Is Taehyungie inside?" Tanya Suzy dengan wajah polos. Salah seorang bodyguard yang berjaga didepan pintu kamar Taehyung mengangguk.
Suzy balas mengangguk, lalu segera membuka pintu, disambut suasana menenangkan dan aroma citrus yang cukup kuat. Kamar luas yang didominasi warna hitam putih itu terlihat kosong, hanya suara-suara teriakan puas dan decakan kesal yang bisa didengar sesekali, serta suara cukup keras game sepak bola dari televisi.

 Kamar luas yang didominasi warna hitam putih itu terlihat kosong, hanya suara-suara teriakan puas dan decakan kesal yang bisa didengar sesekali, serta suara cukup keras game sepak bola dari televisi

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

Suzy mendengus keras, memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur Taehyung, membiarkan saja kedua orang itu larut dalam permainan mereka tanpa gangguan.

"Eoh? Zyzy?" Suzy berdecak, ia tahu suara itu meski dengan mata tertutup. Lagipula siapa yang akan memanggilnya Zyzy kecuali Jongin?

"Berhenti memanggilku Zyzy." Balas Suzy kesal. Masih belum mau membuka matanya, karena jelas gadis itu bisa menebak ekspresi menahan tawa Taehyung dan Jongin saat ini. Cih, kedua orang itu hanya kompak dalam game dan ketika menjahili Suzy saja.

"Kau tahu, Zy-ya. Orang yang suka marah-marah, wajahnya akan berubah menjadi lebih tua." Ucap Taehyung tiba-tiba, dengan suara dan wajah yang serius. Diam-diam, kedua laki-laki itu bertos ria ketika Suzy membuka matanya cepat, mengambil posisi duduk diatas tempat tidur.

"You're lying." Jawab Suzy dengan nada ragu. Namun Taehyung malah semakin menunjukkan wajah seriusnya, Jongin dengan iseng menambahkan beberapa kata. "Bahkan jika kau menjalani perawatan, itu akan tetap sama." Oceh laki-laki itu.

"Untuk apa aku bohong?" Balas Taehyung, tersenyum miring, lebih tepatnya menahan tawa saat melihat wajah Suzy yang tiba-tiba berubah panik, lalu sedetik kemudian menjadi tersenyum manis. "I'm not upset."

Jongin tertawa mengejek, berjalan mendekati Suzy dan mengacak-ngacak gemas rambut gadis itu. "Dasar Tuan Putri!"

______________________

The Only One | TaezyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant