The Reason [Leedo Oneus]

Part 9

-(y/n) Pov's On-

Aku baru selesai membersihkan diri dan mendengar suara hp dari arah kamar Seoho oppa. Sepertinya pemiliknya tidak ada di kamar krna hp itu tidak berhenti untuk trus berbunyi.

Aku memasuki kamar Seoho oppa, ternyata benar memang tidak ada orang disana. Aku melihat benda persegi itu diatas mejanya, hp itu telah berhenti berbunyi saat aku ingin mengangkat nya.

Aku baru ingin berbalik tpi aku melihat sesuatu yg asing. Ada beberapa buku tentang hukum, pasal, dan undang-undang. Kenapa oppa menyimpan buku² seperti ini?

Tangan ku mulai meraih satu buku yang terdapat tulisan 'sistematika hukum' di depan nya.

" (y/n)-ah apa yang sedang kau lakukan? "

Suara berat dari Seoho oppa mengagetkan ku membuat buku yang baru saja ku ambil terjatuh dan terlihat halaman yg seperti telah ditandai, disitu tertulis kasus penipuan.

Aku berjongkok untuk mengambil buku itu tapi Seoho oppa telah lebih dulu mengambil buku tersebut.

"Ah.. sepertinya temen ku tadi menelpon, dia pasti ingin aku mengantar bukunya yg ketinggalan" dengan senyum manisnya Seoho oppa menatap ku. "Apa kau mencari ku (y/n)?"

"Ani.. aku mendengar hp oppa tadi tidak berhenti berbunyi jadi-aku pikir-aku bisa mengangkat nya untukmu-" ucapku, aku harap aku tidak terlihat seperti aku sedang mencurigai oppa ku sendiri.

"Kau memang adik ku yang cantik dan sangat perhatian.. oppa sudah memesan makanan, lebih baik kau segera memakannya bersama appa" Seoho oppa mendorong ku keluar kamarnya dan kemudian ia mengacak rambutku yang masih sedikit basah.

-(y/n) Pov's Off-

-
-
-

Setelah memarkirkan mobilnya Leedo melangkah kn kakinya menuju kamar apartemennya yang berada di lat.10

Bisa di bilang apartemen disini cukup memiliki fasilitas yang mewah. Jangan heran kalo Leedo bisa menyewa apartemen disini krna appa nya adalah seorang bos di perusahaan yang besar.

Seolah ada yg janggal Leedo terdiam sejenak sebelum memasuki apartemen miliknya. Benar saja. Setelah menekan tombol pass, Leedo melihat sepatu yang tak asing di depan pintu apartemen nya.

"Apa kau sudah pulang?" suara berat dari seorang pria berumur 50an yang sudah daritadi duduk di sofa dan menunggu anak nya pulang, mencoba menyapa hangat Leedo.

Leedo tidak menghiraukan nya, ia langsung menaruh tas nya di kursi depan komputer dan menuju dapur. Ekspresi nya sama sekali tidak berubah tetap datar dan dingin. Tangan nya sibuk membuka isi kulkas dan lemari dapurnya.