Pantulan Cermin

244 7 0
                                    

Ibarat bercermin, itulah gambaran diri kita dengan orang terdekat kita, sahabat, teman, & siapapun.
Dengan siapa kau bersahabat, maka lihatlah, dia adalah cerminan dirimu. Secara tidak langasung, kita akan meniru atau tertular perilaku yang dilakukannya.

Ketika berteman dengan orang berprilaku baik, maka akan terpantul pula kebaikan pada diri kita. Akan tetapi, ketika berteman dengan yang menjerumuskan pada hal yang salah, maka siap-siaplah pula menerima berbagai pantulannya.

Pernah mendengar hadis seperti ini? Dalam sebuah hadis, Rasululah mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari & Muslim)

Perumpamaan hadis tersebut bahwa kita akan mendapat 'bau' dari sahabat kita. Ketika ia adalah orang baik maka akan tercium wangilah kita di mata orang. Dan saat ia adalah orang berprilaku buruk, akan tercap pula keburukan kita di mata orang. Itulah cap tentang diri kita di mata orang-orang.

Jadi, berhati-hatilah dalam memilih teman. Ketika kita sudah didekatkan dengan yang terbaik menurut kita, jangan minder, ikuti kebaikan yang ditebarnya, dengan begitu secara tidak langsung kita akan terbiasa, meniru, mengikuti, & menerapkan kebaikan yang disemainya.

Tetapi, saat kita terlanjur berteman dengan teman yang menebar berbagai keburukan, jika kita tidak sanggup & takut tertular, maka hindari atau jauhi. Namun, jika siap, jadilah pewarna untuk dia, ubah dia, bukan kita yang terwarnai olehnya.

Secarik MotivasiWhere stories live. Discover now