Mama melepas pelukannya perlahan. Mengusap pipi Hyunjin, memandangi wajahnya. Malang sekali. Jika diizinkan, biarkan Ibunya saja yang menanggung, batinnya.

"Sekali lagi, Hyunjin." Mama mengulang. Menatap mata Hyunjin dalam. Menaruh harapan besar pada putranya itu. Tak lama, Hyunjin mengangguk pelan.

•••

Lelaki yang cukup berumur itu berjalan bolak-balik, cemas. Ujung jari-jarinya dingin. Degupnya terasa semakin cepat. Tangan kanannya menempelkan ponsel di telinga. Dia sedang menghubungi seseorang.

"Jangan, kalau bisa jangan sekarang-sekarang." Manager menolak cepat atas permintaan seseorang di balik telepon itu.

"Manager-ssi, anak saya bukan robot." Suara Seohyun di seberang sana.

"Baik. Baik. Akan saya pertimbangkan." Manager menutup telepon itu. Perbincangan singkat yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukan jalan keluarnya.

Tentang Hyunjin, dan karirnya.

"Kita sudah lepas Woojin. Itu karena dia kurang profesionalitas dalam bekerja. Sedangkan Hyunjin, apa alasan dia harus keluar?" Park Jinyoung -Pd nim- sedikit shock atas kabar yang baru saja didapatkannya.

Manager langsung menemui Pd-nim hari itu juga. Semua manager Stray Kids berunding, tentang Hyunjin yang desas-desusnya akan mengundurkan diri dari grup.

"Begini, pd-nim. Hyunjin sedang dalam masa pemulihan," ungkap salah satu manager.

"Pemulihan karena apa? Dia cedera karena latihan?" tanya Pd-nim sarkas.

"Ibunya nggak ngasih keterangan lebih lanjut, pd-nim," ujar manager lainnya.

"Cari tahu alasannya sampai benar-benar jelas. Nanti kita bicarakan lagi. Ingat, dia berlian saya. Saya percaya kalian mampu menjaga harta saya yang satu itu." Pd-nim pamit karena keterbatasan waktu. Banyak kegiatan lainnya yang harus ia kerjakan selain rapat mendadak soal Hyunjin ini.

Setelah Pd-nim keluar dari ruangan rapat, semua manager Stray Kids berubah sedih. Mereka murung, kesal, bingung harus melakukan apa.

"Hyunjin bagus, serius. Progresnya cepat dan dia selalu mau belajar."

"Iya. Sayang juga kalau keluar."

"Daya tarik Stray Kids bakal berkurang kalau ini beneran terjadi."

"Kita harus lindungin Hyunjin. Supaya dia nggak keluar. Pokoknya jangan."

"Tapi.. kalau kita terlalu nahan Hyunjin, bisa aja Ibunya lapor ke pihak berwajib."

"Emang setahun ini dia terus-terusan sakit, sih. Untungnya nggak kelihatan di kamera."

Membingungkan sekali. Belum ditemukan pencerahan. Seohyun tetap pada pendiriannya bahwa Hyunjin harus hiatus karena harus fokus pada penyembuhannya. Keputusan itu pun diambilnya tanpa sepersetujuan dengan Hyunjin. Dia tidak tahu apa-apa.

"Bang Chan pasti stres lagi," ujar salah satu manager.

Sampai hari ini, Chan belum mengetahui apa-apa. Dia belum tahu Hyunjin akan mengundurkan diri dari tim. Chan bahkan belum tahu Hyunjin separah ini.

Dulu, Chan sebatas menguping pembicaraan Felix dan Hyunjin. Chan hanya mendengar Felix mengatakan bahwa Hyunjin sakit dan mengkonsumsi obat yang tidak tepat. Karena itu dia segera mengadu pada manager.

Chan belum tahu sampai titik di mana Hyunjin tidak lagi meminum obat tablet, melainkan dengan infusan yang telah disuntikkan obat kemo di dalamnya.

Grow Up [ ✓ ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora