08 » Battle on the Bridge

Start from the beginning
                                    

"Kage bunshin no jutsu!"

Belasan copy Naruto langsung terbang menuju masing masing cermin. Haku dengan cepat menyerang mereka semua hingga menghilang dengan kepulan asap. Disamping ku, Sasuke menajamkan matanya dalam pergerakan Haku.

"Aku bisa melihatnya, tapi dia masih terlalu cepat." Sasuke mendesis, matanya menusuk tajam ke arah Haku.

"Kita bisa coba lagi," kataku, membuat handsign menyilang.

"Kalian tidak akan bisa keluar dari sini," suara Haku bergema dalam penjara cermin es ini. "Itu adalah usaha yang sia sia"

Puluhan senbon melayang dengan akurasi tinggi menuju kearah ku dan Sasuke. Aku menarik kunai dari holster di pahaku, dan mulai menangkis sebanyak mungkin dari tubuhku. Meskipun banyak yang dapat aku tangkis, senbon senbon itu mengenai beberapa titik di tubuhku, membuatku susah untuk bergerak.

"Sasuke!"

Sasuke jatuh berlutut di sampingku, senbon telah banyak tertancap di tubuhnya, baik dari serangan barusan maupun serangan sebelum aku datang.

"Kau tidak apa apa?" Oh, ayolah. Jika dia tumbang, aku tak yakin bisa menghadapi Haku seorang diri.

"Aku... tidak apa apa." Kepala Sasuke terangkat, dan aku melihat hal yang selalu menjadi ciri khas klan nya terpampang di matanya.

Sharingan.

"Sasuke, matamu..."

Sasuke membawa tangannya untuk menyentuh matanya. "Aku telah membangkitkan nya,"

Bagus. Dengan sharingan, membaca pergerakan Haku dapat dilakukan dengan lebih mudah.

"Jadi, kau juga memiliki kekkei genkai, sama seperi ku." Kembali, suara Haku menggema. "Kau juga pasti akan melalui hal yang sulit karena itu."

"Sasuke, ayo lakukan sekali lagi. Kali ini dengan mata cantik mu itu." Aku membuat kage bunshin dan kembali menyerang satu persatu dari cermin cermin menyebalkan ini.

Semua berakhir sama saja, aku mengeluarkan kage bunshin dan Haku akan menyerang nya. Memori dari semua bunshin ku datang membanjiri, dan kalian tahu? It's hurts like hell!

Aku dan Sasuke berdiri saling memunggungi. "Bagaimana?"

Sasuke melirik ke arahku, "dapat. Tapi aku butuh kau untuk kembali menggunakan kage bunshin mu. Apa kau masih bisa?"

"Aku masih punya chakra," aku mengangguk. Yeah, semoga saja masih cukup dan tidak membuatku mati karena kehabisan chakra.

"Bagus. Ayo kita mulai."

Belasan Naruto dan Sasuke mulai berpencar ke seluruh kubah untuk menciptakan celah. Haku mulai bergerak, dan dengan sigap Sasuke langsung menghembuskan napas api nya. Haku berhasil menghindar, aku dapat melihat kaki kirinya yang terkena luka bakar.

"Harus ku akui, kerja sama team kalian benar benar hebat." Kata Haku dari salah satu cermin yang berada di sebelah kiri ku. "Kalian mulai bisa membaca pergerakan ku."

"Kau sudah mendengar apa yang ku katakan minggu lalu, kan?" Aku menyeringai. "Kami akan menjadi team yang kehebatannya saja melampaui tiga sannin legendaris."

Aku memang berencana akan melakukan apa yang aku katakan itu.

"Sepertinya, aku memang harus membunuh kalian."

Ah, dia mulai serius berarti.

Seluruh kubah kini di penuhi kembali dengan bayangan Haku. Dan di detik berikutnya, senbon senbon terbang secara brutal mengenai kami berdua. Sungguh, itu benar benar sakit. Aku tidak dapat lagi merasakan jari jari di tangan kanan ku, dan perasaan itu menyebalkan!

To Be Naruto [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now