1.0 September

947 153 12
                                    

Elodie Gaia Mubarak

"Teteh, besok ada aksi lagi ceunah di gedung DPR. Teteh ikut?"

Gue menolehkan kepala ke arah datangnya suara. Yara, adik semata wayang gue masuk ke kamar dan mengambil kursi belajar untuk dia duduki. Sedangkan gue bangkit dari posisi tiduran menjadi duduk di kasur.

"Kamu kata siapa besok bakalan ada aksi?" gue balik bertanya.

"Yara lihat di instagram, Teh. Nih liat deh.." kata Yara sambil memberikan ponselnya ke gue.

Oh, seruan dari persatuan BEM se-Indonesia ternyata. Gue mengangguk dan mengembalikan ponsel tersebut kepemiliknya.

"Jadi....Teteh bakalan ikut?" tanyanya penasaran.

Gue menggeleng.

"Gak tau, Ra. Teteh besok harus ketemu dosen buat bimbingan." jawab gue.

Gue melihat dia agak kecewa dengan jawaban gue.

Gue pengen ikut sebenarnya, tapi gue kan juga pengen lulus. Gue udah sebulan gak bimbingan karena dosen gue gak bisa ditemui.

Mau bimbingan lewat e-mail juga gue segan karena gue belum sedekat itu sama dia. Jadi ya terpaksa nungguin kayak gini.

"Yah sayang banget dong, Teh."

Yara mengerucutkan bibirnya sedangkan gue hanya mengangguk mengiyakan.

"Ehm.. emang besok teteh jam berapa bimbingannya?" tanyanya lagi.

"Jam 1, Ra."

Lalu gantian sekarang Yara yang menganggukan kepala.

Kemudian gue mengambil ponsel gue di meja belajar dan membuka aplikasi instagram.

Scroll..

Scroll..

Scroll..

Keberangkatan kloter aksi ke-3 akan dilakukan pukul 14.30. Harap berkumpul di ATM Center 15 menit sebelum keberangkatan. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Jam setengah tiga sore? Gue pasti udah selesai bimbingan kan kalau gitu? Gak mungkin banget soalnya bimbingan sampai satu setengah jam. Mustahil kalau sama dosen gue.

Gue meletakkan ponsel gue di kasur.

Gue menatap Yara yang sekarang masih duduk di kursi belajar dan sedang memainkan kukunya.

"Ra, kayaknya Teteh bakalan ikut deh," ucap gue.

Yara menegakkan kepalanya antusias. Matanya berbinar-binar. Ini dia kenapa senang banget tau gue mau ikut aksi sih? Lucu banget adik gue.

"Beneran, Teh?"

Gue mengangguk beberapa kali.

"Iya, Ra. Besok anak kampus Teteh dibagi jadi tiga kloter. Teteh kayaknya bisa ikut kloter terakhir," jelas gue.

Yara bangkit dari tempat duduknya dan naik ke kasur gue.

"Ih.. Teteh tau gak sih Yara senang banget kalau Teteh ikut aksi. Kayak keren gitu!" kata Yara sambil menggenggam tangan gue.

Gue tertawa. Ada-ada aja adik gue. Masa dia senang gue ikut aksi karena keren doang?

Gue menggeleng dan menangkup wajahnya menggunakan tangan gue.

LEWAT AKSIOnde as histórias ganham vida. Descobre agora