N

524 73 3
                                    

Udara lembab, daun-daun bergerak bersautan saat hembusan angin dengan aroma tanah yang terguyur hujan menerpa.

Seseorang dengan jubah berpenutup kepala warna krem mendongak. Menatap awan hitam dilangit sana.

Seorang pria dengan jubah bertudung coklat menghentikan langkah dan menoleh ke belakang. "Ada apa?"

Tanpa mengalihkan pandangan, ia menyauti "Sepertinya nanti akan turun hujan, Itachi."

* * *

Kakashi duduk disebuah bangku panjang terbuat dari bambu. Menatap langit dengan awan mendung bagai peringatan untuk dirinya.

'Aku menyukai hujan sekaligus membencinya, mungkin.'
Tangan kirinya tergerak untuk membenarkan ikat kepala yang menutup mata kiri.

"Kau tidak makan?"
Kunieda menoleh ke belakang, bertanya pada pria yang sedari tadi diam sambil menatap langit. Atau mungkin sedang menatap masalalu dengan wanitanya.
Entahlah... yang jelas Kunieda tak menyukainya sama sekali.

Bukan Kakashi, tapi bayangan masa lalu yang menyangkut wanita yang sering disebut Kakashi.

Ah- Kakashi tidak pernah menyebutnya. Justru Kunieda-lah yang selalu membahasnya. Sampai ia sendiri dongkol setengah mati.

Angin berhembus membawa tetesan air seperti kabut pagi hari. Kakashi memejamkan mata, indra penciumannya terlalu tajam untuk seorang ninja yang bukan tipe pelacak. Tapi itulah Kakashi, bahkan kepintarannya melebihi Shikamaru. Juga penguasaan sharingan yang lebih baik dari Sasuke. Begitulah yang dikatakan Naruto saat genin.

Kakashi membuka mata dengan cepat, berlari memasuki hutan, meninggalkan Kunieda yang terkejut setengah mati melihat tingkah Kakashi.

Setelah memberi beberapa logam ryo pada penjual dango, Kunieda berlari kencang mengikuti Kakashi yang melompati dahan pohon.

Tidak, Kunieda bukan ninja, jadi dia tidak melompat seperti Katak diatas pohon. Dia berlari mengikuti Kakashi dari belakang.

Langkahnya terhenti saat Kakashi terdiam diatas sana.
'Ada apa dengannya?'

Rasa penasaran itu muncul saat ia mendengar suara gelak tawa dari seorang wanita dan pria yang berada tak jauh darinya.

Rambut merah terurai sebatas bahu diterpa angin walau kepalanya terhalang penutup kepala. Satunya lagi pria bersurai hitam panjang yang dikuncir ke belakang, memiliki dua garis dibawah mata sejajar dengan tulang hidung.

"Izayoi!"

Semua menoleh pada Kakashi, begitu juga Kunieda.

Siapa? Siapa Izayoi?

Kakashi melompat turun tepat dihadapan dua orang yang asing bagi Kunieda.

Wanita yang hanya bisa Kunieda lihat sebagian wajahnya karena terhalang oleh bahu lebar Kakashi, membulatkan mata sebelum akhirnya tersenyum.

"Yo!"

Rahang Kakashi yang terbalut masker mengeras. "Hanya itu yang kau ucapkan?" Matanya memicing tajam dengan suara yang terdengar sangat dingin. "Hanya dua huruf itu?"

Kini Kunieda tau, wanita itu adalah Izayoi. Tapi siapa dia? Apa temannya? Atau...

GREB!

Kunieda membulatkan mata melihat Kakashi yang langsung memeluk Izayoi.

"Baka ! Kemana saja kau!"

Pelukan pria itu mengerat, dan perlahan mendapat balasan dari Izayoi.

ANOTHER BODY SEASON 2 [ F I N ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang