***

Lan Xichen sampai di taman belakang sekolah.Matanya mencari-cari sosok Jiang Cheng dan ketemu,anak itu duduk di rumput,bersandar di bawah pohon sakura.

Semilir angin menerbangkan kelopak bunga sakura,sebagian tersangkut di rambut Jiang Cheng tapi anak itu tak peduli.Dia mencengkeram celananya sendiri,sepertinya gugup sekali.

Lan Xichen tak kalah gugup.Ini pertama kali Jiang Cheng berinisiatif memanggilnya dan dia tentu bertanya-tanya apa maksudnya.

Jiang Cheng menoleh saat kakinya melangkah dekat,menatap datar paperbag penuh berisi bunga yang ditenteng Lan Xichen.

“Wanyin,”sapa Lan Xichen.

Jiang Cheng bangkit dari duduknya,menunduk dalam tanda hormat.

“Selamat atas kelulusannya!"

“Hei!”Lan Xichen mendekat.”Kenapa jadi formal begini?"

Jiang Cheng mengangkat wajahnya.”Selamat atas kelulusannya,Kak."

“Siapa kakakmu,huh?"

Jiang Cheng tersenyum tulus,manis sekali.Lan Xichen sampai merasa silau.

Tunggu,kenapa Jiang Cheng tersenyum seperti itu padanya.

Lan Xichen mendadak was-was.

Jiang Cheng memincing ke paperbag yang di bawa Lan Xichen.

“Hanya pink dan kuning?"

Lan Xichen mengangguk.Jiang Cheng menunjuk mawar yang terselip di saku blazernya.

“Kenapa yang itu disimpan di saku?Spesial ya?"

“Oh ini ?”Lan Xichen mengambilnya dan menaruh di paperbag.”Ini pemberian Xianxian,dia sendiri yang nyelipin."

Lan Xichen agaknya tahu ada yang tidak beres dengan Jiang Cheng.Anak itu mengepalkan kedua tangannya,jelas sekali sedang kalut.

“Wanyin,”Lan Xichen mengelus pundaknya.”Ada apa memanggilku kemari?"

Jiang Cheng mengigit bibir.”Ingin mengucapkan selamat lulus."

“Itu saja?"

Jianh Cheng menggeleng.Lan Xichen menunggunya berbicara dan bocah itu malah maju,mengikis jaraknya dengan Lan Xichen.

Jiang Cheng menyandarkan kepalanya di dada Lan Xichen,matanya terpejam menikmati aroma petrichor yang menguar dari parfum yang dikenakan Lan Xichen.

Lan Xichen merengkuhnya erat,paperbag bunganya terjatuh dan dia tak peduli.

"Wanyin."

“Setelah ini ngga ada yang menyeretku untuk bareng pulang sekolah lagi."

"Um,”Lan Xichen mengangguk.

“Ngga ada yang menyambangiku di kelas tiap istirahat lagi."

Lan Xichen mengangguk lagi.

“Ngga ada yang menggangu,menggoda dan menyentuhku lagi."

Lan Xichen mengelus pundaknya,menenangkan.

Jiang Cheng sedikit terisak.”Harusnya aku senang ya tapi kenapa rasanya sakit."

Jiang Cheng memeluknya erat.Membiarkan air matanya membasahi blazer Lan Xichen.

“Lan Huan..."

"Hm?"

“Kenapa kamu ngga pernah mengatakannya lagi."

“Mengatakan apa?"

“Yang dulu kamu katakan di minggu kelimaku masuk sekolah."

Lan Xichen tersenyum.

Oh,kata itu.Bukan kemauan Lan Xichen untuk tak mengatakannya.Dia bahkan ingin mengatakan setiap hari pada Jiang Cheng.Mengetahui betapa tsundere dan susahnya Jiang Cheng tentu harus perlahan.Dia tak mau kata-kata sakralnya malah berbuah penolakan dan membuat pemuda manisnya kabur.

Tapi hari ini,di hari terakhirnya Jiang Cheng justru meminta.Lan Xichen melepas pelukan mereka.Ia mengecup dahi Jiang Cheng sekilas lalu mengarahkan matanya tepat dengan manik Jiang Cheng.

“Aku mencintaimu,Jiang Wanyin."

Airmata Jiang Cheng turun lagi.Dia kembali memeluk Lan Xichen.

"Terimakasih....”Jiang Cheng berbisik serak.Lan Xichen tersentak,balas memeluknya.

“Terimakasih,Lan Huan."

“Kenapa berterimakasih?"

“Terimakasih sudah mencintaiku."Jiang Cheng meremas blazer Lan Xichen.

"Wanyin."

“Terimakasih untuk 1 tahun yang berharga ini."

“Wanyin,”sungguh Lan Xichen tak bisa memikirkan hal lain.Dia hanya bisa memanggil nama Jiang Cheng sembari mengeratkan pelukannya,takut pemuda itu lepas.

“Terimakasih,Lan Huan,aku mencintaimu."

Ah!

Lan Xichen perlahan melepaskan pelukannya.Badannya merosot ke bawah,berjongkok sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Jiang Cheng merunduk,mengusap rambutnya.

Nyata,usapan Jiang Cheng benar-benar nyata.Rasanya Lan Xichen ingin menangis juga.

“Wanyin,katakan lagi."

Jiang Cheng ikut menurunkan badannya,bertumpu dengan lutut ia mencium puncak kepala Lan Xichen.

“Aku mencintaimu,Lan Huan."

Oh Tuhan.

Lan Xichen membuka tangannya,menatap Jiang Cheng setengah tak percaya dan pemuda itu menghadiahinya dengan senyuman manis.

“Maaf,baru bisa membalas sekarang."

"Wanyin,aku....."
Jiang Cheng mengecup sudut bibirnya.Sungguh,rasanya Lan Xichen ikhlas jiwanya terpisah saat ini juga.

Bocah itu mengambil sesuatu dari balik blazer,setangkai hydrangea kecil berwarna ungu yang sudah tak berbentuk karena tergencet saat mereka berpelukan.Menyerahkannya pada Lan Xichen.

“Kenapa bukan mawar merah?Wanyin mencintaiku kan?"

“Aku ngga punya mawar,”Jiang Cheng mengigit bibir.”Kebetulan adanya itu."

"Kebetulan?"

“Ughh.. tanaman diberanda apartemen yang berbunga hanya itu."

“Ini tanaman Wanyin sendiri?"Lan Xichen kaget.

Jiang Cheng mengangguk.

“Dan aku memberikan bunga itu bukan tanpa alasan....”Jiang Cheng meremas celananya."Hydrangea ungu artinya,aku ingin memahamimu lebih dalam."

Jiang Cheng menunduk.”Aku ngga tau banyak tentang kamu.Lan Huan yang kukenal hanya selalu terlihat bahagia,ngga pernah membagi rasa sakitnya.Aku ingin memahamimu,ngga hanya tahu saat kamu tersenyum tapi juga saat kamu menangis."

Suara lirih Lan Xichen yang memanggil ibunya saat sakit tempo hari masih terngiang di telinga Jiang Cheng hingga sekarang.

“Wanyin!”kali ini Lan Xichen menubruknya.Keduanya terjatuh di atas rumput.Lan Xichen menyangga tangan kanannya agar tubuhnya tak menimpa Jiang Cheng.

Dikecupnya pipi tirus Jiang Cheng.”Wanyin mau memahamiku tentang apa?Aku akan menjawab semua yang Wanyin tak tahu tentangku."

“Pertama,”Jiang Cheng mengulurkan tangannya ke pipi Lan Xichen.”Katakan padaku tentang studimu ke Yi."

Lan Xichen terkesiap,dia mengambil posisi berbaring di samping Jiang Cheng,ikut menatap dedahanan Sakura yang penuh warna pink.

“Aku diterima di Yi University.Aku tahu Wanyin sudah menemukan brosur tentang universitas itu di kamarku tempo hari."

“Kuliah di sana sudah seperti kebiasaan turun temurun keluarga kami.Gusu juga punya universitas yang bagus tapi tak sebanding dengan Yi."

Dia menoleh ke Jiang Cheng yang menatapnya seksama.”Apa kubatalkan saja?"

"Kenapa?"

“Aku ngga mau jauh dari Wanyin.Kita baru jadian,masak sudah harus berpisah."

Lan Xichen menautkan jemarinya dengan Jiang Cheng.

“Jangan,Lan Huan lulusan terbaik pantas dapat kampus yang baik juga."

“Kalo begitu Wanyin ikut aku ke Yi."

“Ngga mau."

Lan Xichen mengecup jemarinya.”Wanyin selalu aja berkata tidak,padahal sudah bilang cinta padaku."

Jiang Cheng menarik jemarinya yang terus ditempelkan di bibir Lan Xichen.

“Kupikir LDR ngga buruk juga,"celetuknya.

Lan Xichen memejamkan matanya.Sebenarnya memang bukan masalah besar juga bila harus berpisah.Dia hanya butuh 8 jam perjalanan darat bila ingin berjumpa.Telepon,video call juga tersedia.Tapi namanya pasangan baru pasti tak ingin berjauhan.

Lebay,iya,mau dijuluki apapun Lan Xichen tak keberatan.Dia terlalu senang mendapatkan kejutanan manis di hari kelulusannya.

Dan dia baru sadar,meskipun sudah mengungkapkan cinta dirinya belum mengklaim kepemilikan atas Jiang Cheng.Dia belum meminta Jiang Cheng menjadi kekasihnya.Lalu apanya yang sudah jadian?

Lan Xichen menepuk dahinya dan tertawa.

Jiang Cheng menoleh horor,takut pemuda itu kerasukan arwah penunggu sakura.

“Lan Huan?"

Lan Xichen bangkit,duduk sopan bersimpuh menghadap Jiang Cheng.Jiang Cheng ikut bangkit,memandanginya penuh tanda tanya.

“Aku lupa satu hal.”Lan Xichen berdeham sok formal.”Jiang Wanyin,kukatakan sekali lagi,Aku mencintaimu,jadilah pacarku."

Jiang Cheng tertegun sejenak lalu tertawa.Oh iya,mereka melupakan itu.

“Aku mencintaimu,Lan Huan,mari berpacaran."

Mereka saling berbalas tawa lalu menyatukan bibir dalam kecupan singkat,anggap sebagai penyegel ungkapan cinta.

Lan Xichen meraih lehernya dan melepas kalung berbandul awan perak favoritnya,menaruh benda itu di telapak tangan Jiang Cheng.

“Hadiah pertama untuk pacarku."

Jiang Cheng tersipu lalu membalik badan,sungguh dia malu.Apa-apaan atmosfer fuwa-fuwa yang menyelimuti mereka ini.Dia menggigit bibir bawahnya menahan senyum.

"Wanyin?”Lan Xichen mengetuk punggungnya.

“Umm....terimakasih hadiahnya.”Jiang Cheng akhirnya berbalik setelah menetralkan panas di pipinya.

“Sudah siang,aku mau pulang.”Belum sempat dia berdiri,Lan Xichen sudah menarik tangannya dan membuatnya terjatuh ke pelukan pria itu.

“Wanyin pulang ke rumahku."

“Ngga mau!"

"Ayolah!"

“Kenapa aku harus pulang ke rumahmu?"

“Wanyin bilang ingin tahu banyak tentangku kan.Aku ingin cerita banyak hal padamu dan juga...”Lan Xichen mendekatkan bibir ke telinga Jiang Cheng.

“Aku ingin memeluk Wanyin seharian ini.Ya?"

Jiang Cheng menyandarkan dirinya ke dada Lan Xichen,mendengarkan degup jantung yang berbalapan dengan miliknya.Sadar tak bisa melawan dia mengangguk pasrah,menyetujui dibawa pulang oleh kekasihnya.

***





You and IHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin