Jealous

2.3K 303 27
                                    


***

Wei Wuxian beberapa kali mengatakan padanya bahwa Jiang Cheng itu seperti kucing,harus pelan-pelan mendekatinya agar tak menggigit.Dan Lan Xichen baru mengerti sekarang.Begitu dia lembut pada pemuda itu,Jiang Cheng bisa menjadi lebih jinak.

Sejak kejadian di UKS sebulan yang lalu Jiang Cheng lebih sedikit menurut padanya.Dia tak banyak protes saat Lan Xichen seperti biasa menyeretnya pergi bersama sepulang sekolah.Paling hanya menggerutu pelan yang tentu saja tak bisa diartikan sebagai sebuah penolakan.Lan Xichen senang,terlebih anak itu sudah sedikit mau bicara.Biasanya dia akan menjawab malas apapun yang ditanyakan oleh Lan Xichen,tapi sekarang dia tak hanya menjawab pertanyaan tapi bisa membicarakan sesuatu topik bersama.Tentu masih dengan mata yang tak mau menatap langsung ke wajahnya seperti biasa.Kebiasaan Jiang Cheng hanya akan menatapnya sekilas lalu beralih pandang ke arah lain walau masih dengan gestur menyimak.Tapi yasudah,begini sudah bagus.

Hubungannya dengan Jiang Cheng benar-benar mengalami kemajuan pesat.Lan Xichen sungguh berbangga,hanya saja masih ada satu hal yang kurang.

Nomor teleponnya masih diblokir.

Saking bahagianya,Lan Xichen selalu lupa mengingatkan bocah itu untuk membuka kembali blokirnya setiap mereka bertemu.Lan Xichen berpikir rasanya perlu untuk membuat alarm pengingat untuk hal itu dan dia menulis di catatan ponselnya.

Lan Xichen menumpuk kembali buku-buku yang terbuka di hadapannya.Hari sudah semakin sore dan perpustakaan sekolah yang dia singgahi saat ini akan segera ditutup.2 bulan lagi Ujian Nasional dan dia hanya memiliki waktu sedikit untuk bermain-main.Dia sudah mengatur jadwal pribadinya tentu.Berselang seling perhari antara kencan pulang sekolah dan belajar ujian.Demi kedekatannya dengan Jiang Cheng tentu saja dia harus melakukannya.Jangan sampai pemuda manisnya lepas atau menjauh lagi hanya karena dia terlalu sibuk.

Memikirkan Jiang Cheng membuatnya kangen,padahal tadi jam makan siang sudah bertemu.Tapi namanya cinta,setiap hembusan napasmu kamu akan terus merindu.

‘Lebay!'

Nah kan,dia teringat lagi.Jiang Cheng selalu akan mengatakan itu dengan muka sok jijik kalau Lan Xichen menggombalinya.

Lan Xichen pulang jalan kaki ke rumah yang jaraknya hanya 1 kilometer dari sekolah.Sepanjang jalan melewati banyak pertokoan dan gerai fasfood,tempat-tempat yang biasa disinggahinya dengan Jiang Cheng sepulang sekolah.Karena anak itu sering mengeluh dibawa ke tempat yang jauh,maka Lan Xichen hanya akan mengajaknya ke sini,masuk ke satu toko ke toko yang lain atau makan dari satu tempat ke tempat yang lain.Semuanya sudah dijelajahi bersama dan sekarang melewati tempat ini mendadak membuatnya melankolis,kepikiran lagi dengan si kekasih hati.

Dia sengaja memelankan jalannya saat melewati gerai fasfood favorit Jiang Cheng.Dari kebanyakan tempat makan,anak itu paling suka makan di sini.Lan Xichen ingat betul spot favorit dan menu kesukaannya.Tatapan matanya menuju ke meja nomor lima dan bisa melihat Jiang Cheng duduk di sana sambil melihat buku menu.Meski sok membolak balik tapi seperti biasa dia akan memilih satu saja,Chicken burger favoritnya.

Di depannya,Lan Xichen akan langsung tersenyum mengiyakan dan memesankan segera.Jiang Cheng lalu tertawa gemas saat lelaki dihadapannya mengusak gemas rambutnya sebelum menuju meja pemesanan.

Tunggu dulu!

Jiang Cheng tertawa?

Lan Xichen mengucek matanya.Yang di dalam sana beneran Jiang Cheng,bukan imajinasinya.Dan laki-laki itu bukan dirinya.Dia memakai pakaian kasual,badannya tinggi dan meskipun hanya terlihat dari samping Lan Xichen mengakui kalau dia tampan.

Siapa dia?

Lan Xichen masih memperhatikan saat orang itu kembali membawa pesanan dam menaruh makanan di depan Jiang Cheng.Keduanya nampak mengobrol akrab.Sesekali diselingi tawa bersama yang Lan Xichen tak pernah dapatkan saat bersama Jiang Cheng.Anak itu terlihat bebas dan sorot mata penuh binar,terlihat mengagumi sosok di depannya.

Lelaki tampan di depan Jiang Cheng mengulurkan tisu,mengusap tepi bibir Jiang Cheng sementara si empunya mencebil imut,terlihat dia mengomel manja saat lelaki itu kembali mengacak rambutnya.

Oke,Lan Xichen panas.

Dia masuk ke dalam,sebisa mungkin berusaha agar tak ketahuan.Lan Xichen memesan Caramel Latte lalu duduk di meja nomor 4,membelakangi Jiang Cheng.Antara bangku mereka ada sekat jadi tak perlu khawatir ketahuan.

“A Cheng,habiskan dulu makananmu,taruh handphonenya,”suara lelaki itu menegur.

“Ngga mau....acckkk ini benar-benar membuatku gemas.Kenapa ngga dikirim ke aku foto-foto ini?"

“Kan sudah."

“Yang ini aku belum punya,ahh yang ini juga..."

“Mau dikirim semua?Sayang memori ponselmu."

“Biar aja,kan demi...."

“Iyalahh..."

“Ahhh...jangan acak terus rambutku!"

“Habisnya aku gemas."

"Menyebalkan!"

Lelaki itu tertawa.Lan Xichen di sisi lain mencengkeram gelas Caramel latte nya.

Apa yang mereka bicarakan?Dan apa-apaan itu?Lan Xichen biasa hanya berani mengusap rambut Jiang Cheng itu pun tak sering sementara lelaki itu mengacaknya,sudah 3 kali pula.

Dasar bedebah!

“Sabtu besok aku ke rumah ya?”suara Jiang Cheng terdengar.

“Hm?Sabtu kemarin kan sudah."

“Tapi aku kangen."

“Tiap hari juga sudah video call."

“Iya,tapi aku kangen."

“Emang ngga lelah?Kamu kemarin ngeluh pelajaran minggu ini berat,banyak test."

“Demi kakak,lelah,perjalanan jauh ke Lanling aku rela."

“Dasar,”Lelaki itu tertawa renyah.

“Boleh kan?”Jiang Cheng tak menyerah."Pleaseee..."

Lan Xichen hampir menggebrak meja.Apa-apaan nada manja itu?Sepanjang mengenal Jiang Cheng,tak pernah dia dengar Jiang Cheng semanja itu.

“Iya,terserah saja,”lelaki itu menjawab.

"Ahh,terimakasih,Kak Zixuan!"

Lan Xichen tak tahan,dia bangkit dari duduknya lalu menghampiri meja Jiang Cheng.

"Wanyin...."

Jiang Cheng menoleh,kaget sampai terlonjak dan mengangkat sebelah kakinya ke kursi.Tangannya menggengam ponsel yang sepertinya milik lelaki bernama Zixuan itu.Dia melihat sekilas layar ponsel lalu membawanya ke dekapan.

“Kak Xichen...."

Rasanya seperti sedang memergoki pacar dan selingkuhannya,tapi Lan Xichen mencoba tenang.

“Wanyin?”Zixuan terheran.Matanya menatap Jiang Cheng dan Lan Xichen bergantian.

Lan Xichen diam,masih menatap tajam Jiang Cheng yang nampak setengah guggup.Zixuan tampak berpikir sejenak lalu tersenyum penuh arti.

“Aku baru tau kalo A Cheng punya pacar.Kenapa ngga pernah cerita?"

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang