chapter 01 : malam

2.5K 126 8
                                    

.
.
Terik matahari yang hampir mencapai ufuknya, sama sekali tidak memudarkan semangat remaja yang setia menggiring bola ke arah gawang..
.
.
.
Dengan lihainya ia menghindari lawan yang menghadang.
.
.
Saat jarak antara dia dengan kiper semakin dekat, langsung saja ia melakukan gerakan mengecoh sehingga kiper kehilangan konsentrasi pada bola..
.
.
.
Shot...
.
.
Bola ditendang, tepat masuk ke dalam gawang. Para penonton bersorak ria untuk tim yang mereka dukung menang sedangkan untuk pendukung tim yang kalah menghela nafas kecewa...
.
.
.
Prit..prit...
.
.
Wasit meniupkan peluit, tanda permainan telah usai.
.
.
Para pemain yang sudah berlarian selama 2 jam penuh langsung menghempaskan tubuh ke rerumputan hijau...
.
.
.
.
"Huuuh akhirnya bisa masuk final!" Batin lelaki berambut orange agak kemerah-merahan dengan sorot mata mirip burung hantu..
.
.
.
"Kyoujurou!" Panggil seseorang yang mendekatinya langsung melakukan tos..
.
.
"Berkatmu kita menang lho" pujinya sambil merangkul leher laki-laki bernama kyoujurou itu.
.
.
.
"Hahaha..tidak juga, ini semua karena usaha tim yang bermain semaksimal mungkin!" Balasnya sambil ikut merangkul dan tertawa bersama..
.
.
.
.
.
.
Setelah melakukan jabat tangan setelah pertandingan. Kedua tim kembali ke pos masing-masing..
.
.
.
Rengoku kyoujurou. Itulah nama pemuda yang memberikan poin di saat saat terakhir, saat ini ia sedang mengemasi barang-barangnya yang disimpan di loker bersama semua anggota tim nya..
.
.
.
Setelah dirasa tidak ada lagi barang yang ketinggalan, ia pun memutuskan untuk pamit.
.
.
"Baiklah. Teman-teman aku pamit dulu ya" katanya langsung berbalik menuju pintu keluar..
.
.
.
"Eh! Kyoujurou kau tidak ikut ke perayaan kemenangan kita?" Teriak salah satu temannya yang masih melepas sepatunya, sehingga kyoujurou berhenti sejenak..
.
.
.
"Inginnya sih, tapi aku harus kerja sambilan sekarang...maaf ya" jawabnya agak lembut lalu pergi begitu saja..
.
.
.
"Huh, benar-benar pria yang sibuk"
.
.
.
.
.
Kyoujurou bergegas menuju parkiran motor sambil melihat jam di hp nya..
.
.
.
"Etto...kurasa masih akan sempat jika aku ngebut..UMU" dimaksukan hp ke saku celana nya dan mengeluarkan motor dari parkiran..
.
.
.
.
Tanpa ba bi bu ia melesat ke jalan raya. Menerobos kendaraan yang didominasi oleh roda 4.
.
.
.
Normalnya Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tempat kerja kyoujurou, hanya saja karena dijalan ia harus mengantar seorang nenek-nenek kembali ke rumah membuat ia sampai lebih telat 20 menit..
.
.
.
.
Pintu dibuka, suara lonceng langsung menggema membuat si pemilik toko menatap pemuda telat itu dengan ekspresi geram..
.
.
.
"Ren-boy (panggilan untuk kyoujurou) darimana saja kau! Hampir aku tadi mencatatmu ke daftar pelayan yang akan di pecat!" Ancam om-om macho berpakaian ala batender namun bersuara mirip perempuan sambil membawa buku dengan pena ditangan...
.
.
.
Reflek kyoujurou menunduk minta maaf
.
.
.
"Maaf bos, ada sedikit masalah di jalan" katanya jelas..
.
.
.
Si bos tadi hanya geleng-geleng kepala dan mengisyaratkan kepada kyoujurou untuk berganti seragam..
.
.
.
Entah kenapa hari ini kafe lebih ramai dari biasanya.
.
.
.
Sehingga para pelayan bekerja ekstra lebih keras..
.
.
Kyoujurou pun keluar setelah berganti memakai pakaian pelayan dan segera membantu yang lain..
.
.
.
Kebanyakan para pelanggan wanita datang ke kafe hanya untuk melihat seorang rengoku kyoujurou.
.
.
Tak bisa dipungkiri wajahnya memang tampan ditambah dengan sifatnya yang baik serta kharismatik.
.
.
"Kyaa kyoujurou-kun>//<" teriak para gadis ketika ia layani...
.
.
.
"Silahkan dinikmati, ini adalah menu andalan kafe kami" kata kyoujurou mempersilahkan ala pelayan untuk tuan putri...
.
.
.
.
"Whoa, kayak biasa. Rengoku-san selalu jadi pusat perhatian" ucap seorang pelayan laki-laki kepada kedua temannya yang baru saja istirahat..
.
.
.
"Jadi iri" gerutunya diikuti anggukan setuju mereka..
.
.
.
Waktu menunjukan sudah mau petang..
.
.
.
Pintu kembali terbuka, kali ini nampak wanita yang sedikit lebih muda dari rengoku dengan warna rambut merah muda..
.
.
"Kyoujurou senpai" kanroji mitsuri namanya. Tubuhnya yang seksi menjadi sorot cuci mata para kaum adam..
.
.
.
"Akhirnya bunga kita datang juga" kata pelayan laki-laki dengan hidung agak mimisan di ikuti temannya yang lain..
.
.
.
Kyoujurou yang baru selesai melayani pelanggan menoleh ke arah mitsuri
.
.
.
"Kanroji kah, lama tidak ketemu! Bagaimana keadaanmu..sehat-sehat saja kan!" Tanya kyoujurou sambil membawa nampan kosong.
.
.
.
"Aku sehat-sehat saja kok, berkat pelatihan yang senpai berikan" jawabnya dengan senyum tulus membuat wajahnya semakin imut..
.
.
.
Mendengar hal itu membuat kyoujurou juga tersenyum simpul dan mengelus lembut pucuk kepala mitsuri
.
.
.
"Waahh kepalaku di elus oleh orang yang aku kagumi. Senangnya~" batin mitsuri menundukan kepala menyembunyikan rona di pipinya agar tidak ketahuan..
.
.
.
"IMUTNYA~" ucap serentak para laki laki
.
.
.
"Cih dia lagi! Sok sok an dekat dengan kyoujurou ku" bisik beberapa perempuan yang syirik disana..
.
.
.
"UMU! Duduklah..sebentar lagi pekerjaanku selesai..etto kau mau pesan apa?" Tanya kyoujurou dan mempersilahkan mitsuri duduk di kursi kosong dekat jendela..
.
.
Yang disuruh hanya mengangguk dan menjawab.
.
.
"Seperti biasanya"
.
.
"Oke! Segera datang putri" kyoujurou melesat menuju dapur..
.
.
.
Sambil menunggu pesanan, mitsuri melihat sosmed di handphone nya..
.
.
.
Tangannya asik men scroll beranda, sesekali ia tertawa melihat meme berkualitas dari teman sekelasnya..
.
.
.
9 menit dan pesanan mitsuri sudah di antarkan kyoujurou..
.
.
.
"Ini dia la folia spaggeti dan milky purple silahkan" ucap kyojurou menyunguhkan spaggeti toping saus, sosis, sayur, dan keju serta minuman susu kocok berwarna ungu dengan toping buah cery di atas..
.
.
.
Sebelum makan, tentu saja mitsuri memotret makanan itu bersama kyoujurou lalu mengunggah di sosmed..
.
.
.
"Ittadakimasu" mitsuri langsung memasukan spaggeti kedalam mulut kecilnya dengan garpu..
.
.
.
"Hmnmm eenaak" katanya sambil memejamkan mata menikmati setiap rasa pasta yang ia kunyah..
.
.
.
Kyoujurou yang melihat itu hanya mengangguk senang dan berbalik mengembalikan nampan..
.
.
.
.
Meninggalkan kegiatan kafe yang masih berlanjut...
.
.
.
Di lain tempat..
.
.
Di daerah gua di atas gunung nampak para peneliti yang sedang meneliti artefak kuno berbentuk seperti patung menyembah..
.
.
.
"Ini sangat menakjubkan!" Ucap lirih peneliti dengan kacamata tebal sambil melihat dari dekat tulisan tulisan kuno yang terukir meskipun dia sendiri belum tahu artinya..
.
.
.
Matanya menangkap sesuatu seperti lubang yang membentuk pola aneh.
.
.
.
"Apa ini?" Tangan menggerayahi daerah itu..
.
.
"Mirip lubang kunci" batinnya terus meneliti..
.
.
.
.
Rekan-rekannya yang lain juga menemukan hal yang tak jauh beda..
.
.
.
"Profesor, kami sudah meneliti semua patung yang ada disini. Dan benar saja tekstur bahannya berbeda dari batu biasa" lapor salah seorang rekan.
.
.
.
"Kalau begitu ayo kita bawa ke ruang peneliti untuk lebih lanjutnya" perintahnya sambil membawa patung itu dengan hati hati.
.
.
.
Dalam perjalanan keluar goa, ada suara panggilan telepon dari balik saku jubah milik peneliti berkacamata itu..
.
.
"Eh ada telepon" ia pun menaruh patungnya di tanah dan mengangkat telepon.
.
.
.
"Halo...ah ibu, ada apa?"
.
.
.
"Etto..tenang saja nanti aku janji akan pulang kok ya"
.
.
.
"Iya iya, saat ini aku masih sibuk..nanti ku hubungi lagi...dah"..
.
.
.
"Hah..."peneliti itu menghela nafas panjang..
.
.
.
"Ada apa kanae-san? Kayaknya anda banyak masalah" tanya seorang peneliti muda bernama murata kepada wanita berkacamata dengan rambut hitam panjang yang ia panggil kanae..
.
.
.
"Oh tadi...ibuku telepon, yuta lagi rewel dirumah" ucapnya meskipun itu tidak sepenuhnya benar.
.
.
.
"Yah...untuk anak seusia yuta, wajar sih dia butuh perhatian lebih dari ibu kandungnya" jelas murata sambil membawa patung.
.
.
"Gimana lagi...semenjak suami ku meninggal, aku harus menafkahi keluargaku" jelasnya dengan raut agak murung meski ia mencoba tegar..
.
.
.
Kembali lagi, ia bawa patung itu..
.
.
.
"Anda memang hebat" puji murata ikut berjalan berdampingan dengan kanae..
.
.
.
"Hei" ucap kanae lirih namun bisa di dengar oleh murata.
.
.
.
"Kamu mau tidak jadi suamiku"
.
.
Sukses kalimat itu membuat murata salah tingkah hingga hampir menjatuhkan patungnya..
.
.
.
"HEH!...i-itu h?hanya bercanda kan" tanya murata dengan gugup.
.
.
.
Sekilas kanae menoleh dengan senyum menggoda..
.
.
"Entahlah~"
.
.
.
.
Saat mereka mau menuju ke luar goa, tiba-tiba seseorang berlari..
.
.
.
.
"Kalian lihat, aku menemukan sesuatu" teriak seorang peneliti mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.
.
.
.
Nampak Ia membawa benda seperti kunci untuk patung-patung yang akan diteliti.
.
.
.
"Itu...mungkinkah!" Tanpa basi-basi salah seorang peneliti itu merebut kuncinya dan memasukan ke dalam patung.
.
.
"Tunggu! Jangan asal..."peringat kanae namun sudah terlambat
.
.
.
.
.
Ckrekk...
.
.
Kunci diputar dan tiba-tiba patung itu mengeluarkan sinar berwarna merah menyala..
.
.
.
Dan firasat siapapun disana pasti berfikir ini bukan hal yang baik..
.
.
.
"Whooa apa yang terjadi!" Kata peneliti yang terkaget hingga terjungkal ke tanah..
.
.
.
.
Pantung itu melayang sedikit demi sedikit hingga mengenai langit-langit goa. Para petugas dan peneliti disana terdiam kaku melihat kejadian ini..
.
.
.
.
.
"Ini luar biasa"
.
.
.
Tak lama muncul akar berwarna hijau merambat ke arah para peneliti tersebut.
.
.
.
.
Zraatttt....
.
.
.
Naas, mereka tak sempat menghindar sehingga terjebak ke akar yang melilit tubuh.
.
.
"Argh aku tidak bisa bergerak!"
.
.
.
"Apa apaan akar ini! Semakin kita bergerak semakin kita di lilit" tukas peneliti yang mencoba melepaskan diri dari ikatan yang malah semakin kencang..
.
.
.
.
"Kanae-san! anda tidak apa-apa?" Teriak murata dari jauh kepada kanae yang semula disampingnya menjadi jauh akibat akar tadi..
.
.
.
"Y-Ya..tenang saja" kata kanae sedikit meringis saat akar-akar itu semakin melilitnya..
.
.
.
"Kita harus keluar dari sini....woy" perintah peneliti yang memasukan kunci tadi ke bawahan di sampingnya..
.
.
.
.
.
"Eh...aaa.aa.aahh" dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena yang ia lihat adalah wajah orang yang meleleh..
.
.
.
lebih buruknya lagi, peneliti dengan wajahnya yang meleleh itu masih meminta tolong meskipun sudah tidak bisa bicara dengan benar..
.
.
.
Hampir mirip seperti zombie..
.
.
.
Semakin meleleh semakin nampak isi dalamnya..
.
.
.
Anehnya, bagaimana bisa ada belatung di dalam otaknya. yang ter ekspos jelas ketika kulit hingga tengkorak kepala itu meleleh.
.
.
Belatung itu menggerogoti otak peneliti tadi seperti memakan semangka..
.
.
.
.
"KITA AKAN MATI"...
.
.
.
Ucap semua dalam hati...
.
.
.
Satu per satu dari mereka mulai mengalami gejala yang sama, tinggal menyisakan murata dan kanae..
.
.
.
.
Kanae menangis meratapi teman-teman nya yang sudah tak bernyawa sementara murata melamun dengan tatapan kosong.
.
.
.
.
.
.
"Mungkin ini adalah akhirnya....kanae-san!" Murata yang sudah pasrah setidaknya ingin mengucapkan kalimat perpisahan
.
.
.
Kanae yang juga melihat murata mencoba meraihnya dengan mengulurkan tangan walaupun hasilnya sia-sia..
.
.
.
.
"Kanae-san, karena ini yang terakhir...tolong dengarkan kata-kata ku!" Murata mempertegas kata katanya.
.
.
.
"Selama ini aku sangat kagum padamu, jujur saja. bohong kalau aku hanya menyukaimu sebagai sesama rekan kerja....saat melihatmu berjuang menjadi tulang punggung keluarga....kupikir kamu adalah wanita yang hebat...dan juga...kamu memiliki sifat baik hati dan selalu tersenyum" semua unek-unek yang ada dikepalanya ia keluarkan semuanya...
.
.
.
Kanae yang mendengar hal itu terkejut, ternyata selama ini pria yang selalu dia goda juga ada rasa suka padanya..
.
.
.
"Dan saat kau memintaku menjadi pasanganmu....etto...aku. aku sangat senang!" Teriaknya hingga menggema ke seluruh gua..
.
.
.
Tubuh murata tiba-tiba juga mulai mengalami pelelehan..
.
.
.
"Mu..murata..hiks.." kanae menangis..orang yang dia sukai harus menghilang lagi.
.
.
.
"Kanae-san...tidak...kanae..."bersiap mengucapkan kalimat terakhir ia tersenyum bahagia...
.
.
"Aku mencintaimu~" setelah kata itu wajah dan tubuhnya meleleh menyisakan kerangka dan otak yang digerogoti belatung..
.
.
.
Kanae terisak dalam diam...mencoba menahan suaranya.
.
.
"Hiks...Selamat tinggal murata-san, aku juga mencintaimu...hiks" dia tertunduk..air matanya tidak bisa dia bendung lebih lama lagi...
.
.
.
.
DEG!
.
.
.
DEG!
.
.
Kanae mulai merasa hawa di tubuhnya meningkat drastis...
.
.
.
"Yuta....ibu...merindukanmu!" Air mata mengalir deras ke pelipis pipinya yang halus..
.
.
.
Rambutnya yang berwarna hitam panjang mulai rontok...
.
.
.
Wajah mulusnya rusak seperti lilin yang meleleh..merambah hingga ke seluruh tubuh.
.
.
.
.
.
Ia sudah tidak bisa merasakan sakit lagi...
.
.
.
.
Kini dia sudah tenang di alam sana...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa jam kemudian...suara langkah kaki muncul.
.
.
Bukan polisi atau apapun..
.
.
Belatung yang terdiam setelah puas memakan otak tadi mulai bergerak mengarah ke suara kaki yang mulai mendekat..
.
.
.
Perawakan seperti manusia namun berkulit biru dengan rambut gimbal bertubuh kekar..
.
.
.
"Go za ba gi...ga ga re za zhi..." ucapnya yang tidak memakai bahasa manusia..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terjemahan..
.
.
"Malam kebangkitan...dimulai"
.
.
.
.
.
To be continued
.
.
.
.
.
Tinggalkan komentar agar saya bisa merevisi cerita!
.
.
.

DEMON SLAYER Hashira No Umarekawari Season 1 : Training ArcWhere stories live. Discover now