Ch 10 : Father

4.6K 590 32
                                    

Jennie POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie POV

Bulan Maret akhirnya datang menyapa. Hubungan tanpa status yang ku jalani bersama dengan Lisa sudah berjalan selama hampir 1 bulan. Satu persatu pelayan istana kerajaan sudah mulai mengetahui hubungan khusus yang terjalin diantara kami, dan aku sangat bersyukur karena Lisa tak ditentang oleh pelayan-pelayan lainnya — aku hanya tidak ingin ia merasa terbebani dengan hubungan ini.

Hari ini, aku akan menemui ayahku untuk memberitahukannya mengenai semua hal yang ingin ku sampaikan kepadanya. Cukup banyak cerita yang ingin ku ceritakan kepada ayah, dan aku berharap, ia bisa meluangkan waktunya untuk mendengarkanku hari ini.

Setelah selesai menyantap sarapan pagi, aku pun berjalan menuju ruang pribadi ayah yang terletak tak jauh dari kamarku. Sesampainya aku di hadapan pintu dua daun berwarna coklat tua, aku pun mengetuk pintu tersebut dan membukanya sebelum mendengar izin dari sang empunya.

 Sesampainya aku di hadapan pintu dua daun berwarna coklat tua, aku pun mengetuk pintu tersebut dan membukanya sebelum mendengar izin dari sang empunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Yang Mulia Putri." Tuan Park, menyapaku seraya membungkuk hormat.

"Selamat pagi, tuan Park." Sapaku balik.

"Saya beranjak terlebih dahulu, Yang Mulia." Ujar tuan Park kepada ayah,  "Ya sudah, terima kasih atas informasinya." Jawab ayah.

Sepeninggalan tuan Park, aku pun berjalan menghampiri ayah dan memeluknya erat.

"Hhh... Apa kabar, Nini-ah? Apakah kau merindukan ayah, hmm?" Ujar ayah seraya mengacak pelan rambutku.

"Aku selalu merindukanmu ayah." Ujarku melepas pelukan.

Ayah menghela nafasnya kasar, tersirat raut wajah penyesalan disaat ia menatapku, "Maaf karena ayah jarang untuk bisa meluangkan waktu ayah untukmu, Nini-ah — cukup banyak permasalahan-permasalahan negara yang harus ayah tangani sesegera mungkin."

Aku tersenyum kecil, "Tak apa, ayah. Aku mengerti betul akan posisi ayah saat ini, tetapi jangan terlalu memaksakan diri jika merasa lelah, beristirahatlah sejenak jika diperlukan."

"Dimengerti, Yang Mulia Putri." Canda ayah dengan senyuman manisnya.

"Aku ingin memberitahukan beberapa hal kepada ayah, apakah ayah mempunyai waktu untuk itu?" Ujarku.

Her Highness - JenLisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang