Ch 2 : Prince

5.1K 582 19
                                    

Lalisa POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalisa POV

Satu minggu sudah aku menetap dan bekerja di bawah lingkup istana kerajaan Gyeongsu. Sejauh ini, aku cukup menikmati pekerjaan baruku ini, selain karena fasilitas yang sangat memadai untuk para pelayan, para Yang Mulia juga tak pernah meminta sesuatu yang terlalu sulit kepada kami semua dan aku sangat menghargai itu, mengingat mereka merupakan bangsawan tinggi yang bisa saja memerintahkan bawahannya untuk melakukan hal-hal sulit hanya agar para pelayannya kewalahan.

Yang Mulia Raja juga sangat dermawan, ekspektasi burukku mengenai mereka benar-benar telah sirna hanya dalam satu minggu aku bekerja di dalam istana ini. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh nyonya Lee, Yang Mulia Raja memang selalu berusaha untuk meluangkan waktunya berbicara dengan kami para pelayannya dan bawahan-bawahannya yang lain, memberikan candaan ringan serta nasihat dan lain sebagainya.

Ia benar-benar seperti sesosok ayah yang tengah mengurus anak-anaknya. Keberadaan Yang Mulia Raja juga secara tak langsung menggantikan posisi ayahku selama aku bekerja dan menetap di dalam istana kerajaan. Berbicara mengenai ayah, aku sangat merindukan kedua orang tuaku. Hhh... Andai saja aku bisa meminta izin kepada Yang Mulia Raja agar beliau memperbolehkan kedua orang tuaku untuk tinggal bersama disini.

Nah, ada satu lagi perkataan nyonya Lee yang harus ku setujui sejauh ini, yaitu mengenai Yang Mulia Putri yang sampai saat ini, belum pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapanku. Sesungguhnya aku penasaran, akan parasnya yang cantik itu — para pelayan lainnya selalu saja memuji-muji kecantikannya disaat topik pembicaraan mulai mengarah ke Yang Mulia Putri. Ya, pelayan-pelayan wanita selalu saja bisa meluangkan waktu untuk berbincang-bincang sejenak, singkat kata, gosip.

"Aku benar-benar penasaran dengan paras Yang Mulia Putri, tapi sepertinya aku harus menghapus rasa penasaranku ini mengingat nyonya Lee bahkan hanya berhasil bertemu dengannya sebanyak tiga kali selama 40 tahun perjalanan karirnya di istana kerajaan." Ujarku seraya berjalan santai di taman bunga istana bersama dengan Chaeyoung yang kini tengah mengunyah pudding rotinya.

Ya, aku menemuinya di hari pertamaku, tepat setelah nyonya Lee memberitahukanku mengenainya, aku tak menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk menghampiri sang juru masak di dapur utama istana kerajaan. Chaeyoung terlahir pada tahun 1997 — yang secara otomatis membuatnya menjadi teman sebaya pertama yang ku dapatkan di dalam istana kerajaan Gyeongsu.

Chaeyoung terkekeh kecil mendengar penuturanku, "Aku pikir kau akan jatuh cinta kepadanya jika kau melihatnya suatu saat nanti."

Aku menghentikan langkahku secara tiba-tiba, membuat Chaeyoung menatapku heran, "Mengapa semua orang selalu mengatakan bahwa aku akan jatuh cinta kepadanya jika aku melihatnya secara langsung? Kami itu sesama perempuan."

Chaeyoung tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya pelan, "Semua pelayan baik pria maupun wanita selalu terpukau dengan paras sang Putri, Lalisa. Jatuh cinta disini itu bukan berarti kau harus jatuh cinta seperti apa yang kau interpretasikan itu, tapi jatuh ke dalam pesona yang dimiliki oleh Yang Mulia Putri." Jawabnya sebelum kembali menyuapi dirinya dengan sesendok pudding roti.

Her Highness - JenLisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang