BAB 20

40 2 4
                                    

Semua orang tengah berkumpul di depan istana untuk menyaksikan Ratu yang akan menggunakan salah satu dari rahasia istana. Beberapa orang tengah berbincang penasaran sembari menunggu Ratu mereka. Tak lama Ratu Swizzy muncul dari pintu aula, berjalan keluar dari dalam istana dengan gaun berwarna hijau yang saat itu belum pernah ada yang menggunakannya.

Swizzy duduk di atas kursi khusus yang telah disediakan, di belakangnya Hadyan tengah berdiri mendampinginya. " Dengan membaca Bismillahirramanirrahim, Jumat, 17 Mei 1924..." Seorang menteri tengah berdiri memunggungi kursi Ratu, membacakan sebuah pengumuman. "...pengungkapan sebuah rahasia Istana Horion yang takkan pernah menjadi rahasia lagi bagi siapa pun..." lanjutnya. "...dan oleh karena itu maka sudah seharusnya sebuah mahkota Kristal akan dikberikan kepada ahli warisnya, yaitu Ratu Swizzy, Ratu Horion."

Ratu bangkit dari duduknya, sementara seorang petugas mengambil mahkota itu dari tempatnya, menanjaki anak tangga perlahan, lalu berdiri di hadapan Ratu. Ratu menekuk lututnya dan ia meletakkan mahkota itu di atas kepala Ratu. Setelah itu suara tepuk tangan terdengar meriah. Sementara Arshali dan Menteri Hanhan telah berhasil masuk ke dalam sel, dengan bantuan Cherry, bahkan Cherry sebelumnya tak mengetahui bahwa pak tua yang telah ditolongnya itu adalah Menteri Hanhan.








Setelah sembilan bulan akhirnya Ratu berhasil melahirkan seorang Pangeran yang tampak mirip dengan Hadyan. "Akan diberi nama apa Pangeran kita?" tanya Hadyan ketika menggendong bayi laki-laki itu.

"Abdallah!" gumam Swizzy yang masih berbaring di atas kasurnya.

"Nama terbagus, sayang," Hadyan tampak setuju.

Setelah itu hidup mereka kembali berwarna, semua penderitaannya empat tahun itu seolah telah terbayar begitu saja. Titi, sepupunya juga hadir membesuk keponakannya, tampaknya ia amat gembira saat membelai kepala Abdallah. "Nama yang indah," pekiknya.

Hadyan membawa Swizzy bersama anak laki-lakinya ke taman Istana Eietopia, di sana mereka berjalan berdampingan, mengitari taman.

"Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya," kata Swizzy, senyumnya merekah.

"Ya," sambung Hadyan. "Allah telah memberi kami kelebihan melalui Istana Horion."

"Dan seorang Pangeran," imbuh Swizzy sembari mendongak menatap Raja.

Mereka menapak amat bahagia, sekuntum bunga jasmin dipetik oleh Hadyan lalu diberikan pada Swizzy, hal yang telah lama menghilang setelah sekian tahun. Swizzy menerima bunga itu dan tersenyum.(*)

HoriontineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang