11. Pengorbanan

272 32 2
                                    


Happy Reading!

“Lama tak berjumpa, Pangeran Yohan." Dengan senyum merekah bak mawar merah taman Weidensiel di sebelah barat Trinity, Yeeun mendekat perlahan ke posisi Yohan yang sedang bersandar di dekat jendela besar ruang pertemuan.

Wooseok dan Chaewon sepertinya sudah terbiasa dengan gerak-gerik penolakan Yohan, menilik bagaimana saudara mereka menyudut ke sisi terjauh tapi juga enggan meninggalkan ruangan pertemuan dengan sebuah alasan, siapa lagi jika bukan Junho.

"Jika bukan karena saudaraku, aku takkan sudi menerimamu lagi disini." Yohan berujar sengit.

Sang pangeran melirik sinis pada sosok wanita muda yang justru semakin mendekat kepadanya.

Semua orang pasti benar-benar sudah tertipu dengan wajah bak dewi milik gadis itu.

Yeeun menarik sebelah bibirnya, ia justru senang melihat reaksi penolakan Yohan.

"Jangan salahkan aku. Pamanmu sendiri yang sudah-"

"Tutup mulutmu!" sergah Yohan. Wanita itu diam seketika dengan seulas senyuman tanpa dosa miliknya yang membuat Yohan semakin murka.

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau bisikkan pada pamanku, huh?" gertaknya.

Yohan sudah tidak mungkin lagi berada satu ruangan dengan Yeeun lebih lama. Ia beranjak mendekati Wooseok yang sibuk membaca buku laporan keuangan kerajaan.

"Pastikan ini terakhir kalinya kita mengundang wanita ini ke Trinity." Ujar Yohan sedikit menggeram marah pada saudaranya.

Woosoek memaklumi kondisi Yohan sementara ia pun harus memahami keinginan Chaewon. Tuan putri Trinity yang sedari duduk tenang bersama segelas teh herbalnya itu bangkit, berniat menggapai Yohan tapi pengawal pribadi Wooseok -Cho Seungyoun mencegahnya.

"Percayalah padaku. Ini akan jadi terakhir kalinya." Balas Wooseok tenang.

Yohan nampaknya cukup percaya ucapan Wooseok. "Aku akan menyusul kalian nanti." Tanpa banyak basa-basi, Yohan meluncur keluar ruangan dengan cepat.

Mereka sedang menunggu Junho pulang dari hadapan sang ayah. Wooseok pikir, ia perlu menjamu tamunya dengan beberapa gelas anggur terbaik dan berbincang kecil.

"Kau ingin minum?" Chaewon sudah menggenggam sebuah gelas di tangannya, hampir menuangkan anggur sebelum Yeeun memotong.

"Jika boleh, aku ingin melihat si Pangeran Yunseong ini sembari menunggu saudaranya kembali." Ujarnya.

Wooseok diam sejenak sebelum memberinya anggukan kecil, "Seungyoun akan mengantarkanmu kesana. Kami akan segera kesana bersama Junho."

Yeeun memberi sebuah gerakan penghormatan layaknya seorang putri kerajaan walaupun faktanya ia bukan golongan dari mereka.

Seungyoun yang notabene sedari tadi berdiri di belakang Wooseok dengan sigap bergerak membukakan pintu bagi Yeeun.

Sosoknya menghilang, meninggalkan kedua saudara Kim di ruang pertemuan.

...

Seharusnya, malam itu Raja Jonghyun turut hadir bersama ketiga anaknya, tapi urusan mendesak itu mengharuskannya pergi terburu-buru setelah berbincang sejenak dengan Junho.

Junho sendiri diantarkan oleh seorang pengawal muda berbaju zirah tebal mengkilap. Wajahnya mendung paduan kegelisahan dan kepanikan yang coba ia redam sendiri.

Junho hanya tidak ingin harapannya jatuh ke dasar inti bumi setelah membawanya terbang setinggi langit ketujuh.

Junho hanya takut menerima kenyataan untuk kedua kalinya. Ia sudah cukup menelan pil pahit hari ini dengan menyaksikan kedatangan tubuh dingin Jungmo dan Hangyul.

[END] Please, Take Care of Junho (Hwang Yunseong)Where stories live. Discover now