5. Survive

234 41 4
                                    



Happy Reading!


Yunseong mengikat perbekalan di kuda milik Junho termasuk perbekalan air minum miliknya.

Jungmo tersentak ketika ia menyadari satu hal. Ia mencekal lengan Yunseong dan berbisik pelan.

"Yunseong, dengar. Kau tidak boleh-"

"Naiklah ke kudamu. Kita tak punya banyak waktu." Sergah Yunseong.

Benar saja, mereka semua memandang Jungmo dan Yunseong untuk naik ke kuda.
Jungmo sungguh merasa perlu berkonfrontasi dengan Yunseong, tetapi waktu yang mereka miliki hanya setipis helaian benang jahit.

Kuda-kuda kembali menderap cepat bersusulan melintasi hamparan padang di balik bukit.

Donghyun memimpin barisan disusul Junho dan Yunseong.

Fajar pagi perlahan mendaki peraduan. Mereka berusaha memberikan perbedaan jarak sebelum gerombolan pengejar itu mengepung mereka. Setidaknya, hingga mereka tiba di desa selanjutnya.

Eunsang beberapa kali menolehkan kepalanya untuk menilik ke belakang. Ia tidak melihat apapun disana namun, jantungnya berdegup bersahutan layaknya genderang perang.

Jauh dalam hatinya, ia sedikit menyesal mengapa dahulu ia terlalu menyepelekan latihan berpedang bersama Seungwoo.

Dua buah pohon rindang menyambut mereka sebelum menyusuri jalanan tanah basah kecil. Yunseong hampir bernapas lega ketika sosok-sosok lelaki berkuda muncul dari sisi kanan yang tak terduga.

Umpatan Hangyul teredam derap langkah kuda dan teriakan para pemburu yang brutal.

Junho nampak mulai gelisah di atas kudanya, keringat dingin merambati seluruh tubuhnya.

Yunseong menengok ke sisi Hangyul di belakang tubuhnya lalu memberi isyarat agar mereka berpisah jalan sementara untuk membagi fokus para pemburu.

Yunseong, Donghyun dan Eunsang berbelok ke kiri, melewati dua buah kandang babi dan seorang pemuda jatuh terjungkal karena terkejut.

Hangyul membiarkan Jungmo menuntun laju kuda milik Junho ke sisi kanan.

Wilayah Hangyul lebih padat pemukiman. Para wanita menjerit menyisih saat mereka lewat dengan rusuhnya. Gerobak terguling dan baki-baki buah terlempar ke tanah.

Hangyul sengaja melemparan apapun yang mampu ia raih sementara Jungmo semakin menjauh di depan bersama Junho. Memang itu tujuannya. Beberapa orang telah ia jatuhkan dari kuda mereka, tetapi jumlahnya masih cukup banyak untuk sekedar bernapas lega.

Jungmo dan Junho turun dari kuda mereka, berlari menyusuri sepanjang jalan berliku diantara pemukiman.

Hangyul mematahkan tiang penyangga tampungan jerami. Pemilihan waktu tepat memerangkap para pengejar itu yang tertimpa runtuhan jerami. Memberi waktu bagi Hangyul untuk melompat turun dari kudanya.

Ia berlari menyusul Junho, sesekali merampas sebuah parang dan melemparnya ke belakang. Beruntunglah ia pernah mengenal desa kecil ini. Sebuah peta kecil sudah terbentuk dalam kepalanya. Hangyul mengayunkan pedangnya saat beberapa orang maju menebaskan pedang mereka.

Jungmo menyusul Hangyul setelah membisikkan sesuatu pada Junho dan sang pangeran muda berlari terburu-buru.

Di sisi lain, Yunseong melirik goresan pedang di lengan kirinya, tidak cukup dalam.

Mereka berlari secepat mungkin. Satu per satu para lelaki itu datang menyerang dengan pedang terangkat tinggi.

Cukup mudah baginya memangkas jumlah yang menyerbu mengingat bagaimana lihainya gerak tarian pedang seorang Geum Donghyun.

[END] Please, Take Care of Junho (Hwang Yunseong)Where stories live. Discover now