8. Trinity Kingdom

413 42 14
                                    


Happy Reading!

Junho mendapat sebuah luka di lengan kirinya saat para prajurit berseragam merah tua itu menjatuhkan tubuh Eunsang ke tanah.

Mereka menginjak punggung Eunsang lalu menendang sebuah pedang yang terlepas dari tangan pemuda itu.

Junho sudah siap menyerang lagi, walaupun mereka kalah secara hitungan jumlah, ia teringat ucapan Yunseong tempo hari saat berlatih.

Ia tidak boleh gentar sedikit pun.

Sang pangeran muda melirik Eunsang yang meringis terkulai lemah.

Pemuda bersurai sedikit kemerahan itu menggeleng kecil pada Junho.

Pancaran kedua bola matanya menjelaskan sebuah keresahan dan permohonan kecil untuk Junho.

Dalam detik kesempatan hampa yang tercipta, seorang lelaki setengah tua menendang bagian belakang lutut Junho, membuatnya jatuh membentur tanah.

"Penyusup. Sebaiknya kita bawa mereka pada jenderal." Ucap sang pria yang tadi melumpuhkan Junho.

Mereka berdua pasrah saja ketika tubuh mereka di seret naik ke sebuah kereta kecil dengan tangan terikat.

Semua persenjataan telah disita termasuk pisau yang terselip di kaki kiri Eunsang dan bungkusan kecil berisi botol obat pemberian Jungmo.

Junho melirik Eunsang sekilas, pemuda itu menunduk diam.

Seorang lelaki botak berseragam duduk di atas kudanya, menyamakan posisi dengan Junho. Matanya menelisik dalam fitur wajah sang pangeran.

"Kau pasti bukan orang biasa," ucap lelaki itu. Tubuhnya tegap dengan wajah tegas berwibawa, matanya tajam menyorot, Junho mengangkat pandangannya menatap mata lelaki itu. Terlalu beresiko untuk mengatakan siapa ia sebenarnya.

"Pedang seperti ini tidak mungkin dimiliki orang biasa kecuali-"

"Kau tidak perlu tahu, Tuan. Hasil curian atau taruhan, itu bukan urusan anda." Eunsang memotong cepat perkataan lelaki itu.

Nampak raut tak suka di wajah tegas itu. Eunsang mencoba menebar senyum kecil yang terlihat menyebalkan.

Pria berseragam itu tersenyum mengejek, "Jaga mulutmu, bocah. Kau tak akan bisa berkata seperti itu lagi saat meringkuk di penjara bawah tanah." Ujarnya sinis. Eunsang hanya diam, memilih memandang lurus pada kelokan jalan yang tidak rata.

Junho sendiri sejak beberapa menit lalu masih saja menimbang sebuah keputusan.

Eunsang bilang bahwa mereka sudah memasuki wilayah Trinity Kingdom, tapi Junho masih penasaran akan suatu hal.

"Apa kita akan dibawa ke hadapan raja?" tanya Junho setengah berbisik pada Eunsang. Rekannya hanya menoleh dan mengangguk sebagai jawaban.

Junho menghela napas, memilih menjatuhkan punggungnya pada sandaran kereta kecil itu. Ia menatap sebuah kalung di lehernya, milik Yunseong.

Tiba-tiba, ia berdegup kencang. Junho memutar kepalanya ke seluruh wilayah tanpa memedulikan tatapan para prajurit berseragam yang memicingkan mata padanya.

Ia berharap banyak untuk melihat sosok Yunseong menyembul dari sebuah tempat dengan kudanya yang berderap kencang.

Langit sore nampak lebih kelabu kala itu. Angin dingin berhembus lirih meniup rambut hitamnya.

Desau pilu merambat pelan seolah menyampaikan sebuah syair sendu pilu yang gelap.
Junho ingin menyangkal sebuah firasat. Ia terus menggumam bahwasanya selama ini firasatnya selalu meleset.

[END] Please, Take Care of Junho (Hwang Yunseong)Where stories live. Discover now