Lugu Soleh logic 8

39 9 0
                                    

Suatu hari saat aku hendak kembali dari kampung ke pondokan. Aku sepertinya nyasar ke desa orang. Aku berpikir untuk muter balik. Tapi tiba-tiba adzan magrib berkumandang.

Panggilan Allah sudah datang. Aku ingin sholat... menuju kemenangan.

Jadi aku memutuskan untuk mencari musholla di desa itu. Saat aku berkeliling, tak tampak menara atau penanda apapun yang menunjukkan keberadaan musholla.

Lalu sekelompok lelaki yang sedang main entah apa berkerut dahi memandangiku. "Aku tanya pada mereka saja,''

"Assalamualaikum,''
mereka tidak menjawab salamku.

"maaf pak, musholla di mana ya?''

"Di sini ga ada musholla,''
Seru seseorang bermuka merah dan wajahnya basah. Dia tampak tidak sehat. Mungkin botol hijau besar yang dia pegang itu adalah obatnya. Dari tadi dia minum itu terus.

"Kalau begitu ada sumur tidak? Saya butuh air untuk berwudhu,''

"Wudhu? Wudhu katanya? Hahahaha,'' "Apaa tu wudhu?'' "Dia ustadz kayaknya,'' ''Masuk sarang harimau dia, haha,''

Mereka ramah sekali ya mau menebar senyum padaku. kukira tadinya mereka adalah preman dan pemabuk.

"Bapak-bapak lagi apa dengan kertas-kertas dan botol itu? Ini kan waktunya sholat magrib,''

Lagi-lagi mereka tertawa. Lunak sekali hati mereka ya. Sangat ramah.

"kami lagi undian buat siapa yang akan jadi imam,'' ''Iya iya, ini kartu undian ya, bukan kartu judi,''
Lalu mereka tertawa makin keras.

Aku ikutan sumringah. Hebat sekali bapak-bapak ini.

"Oh jadi adek butuh air buat wudhu ya? kalau air ada banyak, ini, kamu bisa pakai ini,'' seorang bapak menyodorkan 1 botol hijau berisi air padaku.

"Alhamdulillah, bapak baik sekali, jadi ini bisa dipakai untuk wudhu ya,''

Tanpa banyak tanya lagi, aku segera berwudhu dengan air dalam botol itu. Segar sekali!

Anehnya saat aku selesai wudhu semua bapak-bapak itu memandangku ngeri.

"Kenapa pak?''

Mereka malah saling pandang lalu lari ketakutan. sepertinya imamnya sudah ditentukan dan mereka bergegas untuk pergi sholat berjamaah. Tapi kan aku juga mau sholat berjamaah. Malah ditinggal.

"Yah, sepertinya aku sholat sendiri saja,''

Setelah itu akupun pergi meninggalkan desa tanpa musholla itu. Lalu di luar desa aku terpikir. Kalau tidak ada musholla di sana, adzan yang kudengar tadi dari mana ya?

Soleh LogicWhere stories live. Discover now